Part 8

5.5K 414 8
                                    





Happy Reading❤❤




" Kak fahri kapan kesini ?" tanya Kiya yang baru saja turun dari kamarnya. Dan duduk disamping fahri.

" Baru sampai " jawab Fahri sambil memakan biskuit yang ada dimeja tamu rumah Kiya.

" Abi belum pulang ?" tanya Fahri.

" Belum kayaknya nanti setelah isya' baru pulang " Jawab Kiya sambil mengambil remot tv.

Fahri mengambil ponsel Kiya lalu membukanya. Memang sudah kebiasaan Fahri pasti mengecek isi ponsel kiya. Mulai dari galeri sampai juga pesan chat. Dan Kiya juga tidak sedikitpun merasa keberatan. Fahri tersenyum kearah Kiya yang masih fokus dengan tv nya.

" Kak Fahri sehat ?" tanya Kiya ketika menoleh kearah fahri.

" Sehat emang kenapa ?" jawab Fahri bingung.

" Kok senyam-senyum sendiri sih lihatin apa emang ?" tanya Kiya heran.

Fahri tak menjawab pertanyaan Kiya. Malah ia kembali menatap ponsel Kiya. Kiya hanya memasang raut muka kesal kepada Fahri.

" Kamu sedekat apa sama Gus Altaf ?" tanya Fahri tanpa memedulikan kiya yang masih kesal dengannya.

Kiya terserentak kaget.

" Sedekat nadi juga sedekat hati " sahut kiya asal-asalan.

Fahri terkekeh.

" Enggak.. Kakak tanya serius " ucap Fahri.

" Emang kenapa kok tiba-tiba nanya gitu ?" tanya Kiya bingung.

" Ya nggak papa cuma tanya aja " Jawab fahri.

" Ishh... Gaje " Gerutu kiya.

Fahri hanya tersenyum. Sebenarnya ia bingung dengan Guas Altaf sahabatnya. Selama berteman dengannya saja Fahri tidak pernah dengar Gus altaf membicarakan perempuan. Paling yang deket sama Gus Altaf cuma ning Arifa. Itupun gak juga deket banget karena mereka juga bukan mahram.

" Hayoo.. Pada ngomongin apa ini ?" ucap Umi Asyifa yang datang dengan membawa minum.

" Eh... Umi." Fahri sedikit terkejut.

" Ngomongin apa sih ?" tanya Umi.

" Eh.. Nggak ada kok umi kita nggak ngomongin apa-apa " elak Kiya.

" Setelah ini.. Fahri masih balik ke Kairo lagi nggak ?" tanya Umi Asyifa.

" Insyaallah setelah ini Fahri dapat tawaran dari kyai buat ngajar dipesantren " jawab Fahri.

" Pesantren ? Pesantrennya kiya ?" tanya bersemangat.

" Bukan... Pesantrennya kyai shadiq " ralat fahri sambil tertawa.

" Ihhh maksud Kiya ya itu " cetus Kiya sebal.

Umi asyifa hanya memperhatikan mereka sambil tersenyum.

" Oh iya kiya kan udah kelas tiga MA, lulus nanti mau kuliah diluar atau dipesantren aja?." Kini Umi Asyifa beralih menanyai Kiya.

" Emmm... Belum tahu umi kiya masih bingung " jawab Kiya.

" Atau mau kuliah diluar negeri kaya kakak?" celetuk Fahri .

" Pengen sih tapi Kiya takut nggak bisa beradaptasi " jawab kiya.

" Ya kamu carinya yang perguruan tinggi islam berbasis pesantren " ucap Fahri.

Kiya menatap uminya dengan mata berbinar. Jujur ia ingin sekolah ke perguruan tinggi islam diluar negeri kayak kakaknya.

ADZKIYA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang