Part 16

4.9K 378 6
                                    


Happy Reading🤓



Sesuai rencana kemarin, sore hari ini setelah asar seluruh ketua kelas berkumpul diruang perpustakaan putra. Disana telah berkumpul para beberapa santri baik dari MA maupun MTs.

Terlihat juga Gus Altaf, Gus Adzar, Gus Alyas, juga Fadjar dan Fahri selaku tenaga pengajar dipondok. Ada juga Ustadzah Ziah sebagai pemandu.

Sedikit pemberitahuan Gus Adzar dan Gus Alyas adalah putra dari salah satu kyai Darul Muttaqin. Yang juga tinggal wilayah pesantren. Mereka berdua adalah dua makhluk yang gemar meledeki Gus Altaf.

"Assalamualaikum wr.wb" ucap Ustadzah.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" koor seluruh orang yang berada didalam ruangan.

"Jadi kenapa saya mengadakan rapat hari ini, tidak lain untuk membicarakan masalah ulang tahun pesantren yang akan diadakan minggu depan"
"Saya disini untuk mendampingi Gus'e untuk mengatur persiapan karena berhubung Gus Altaf belum terlalu mengerti akan kegiatan ini" jelas Ustadzah Ziah.

Setelah mendengarkan penjelasan dari Ustadzah Ziah rapat sore kali ini adalah pembagian kepanitiaan.

Untuk ketua panitia dipilih Gus Altaf dengan wakilnya Gus Alyas. Dan Kiya terpilih sebagai seksi dekorasi bersama Hafiz.

"Eh kamu kepilih jadi seksi dekorasi" ucap Dea ketua kelas sebelah yang duduk disamping Kiya.

"Iya aku juga denger"

"Sama Kak Hafiz" ucapnya lagi. Disini walaupun seangkatan tapi bagi perempuan dianjurkan memakai embel-embel kak untuk menyebut nama ikhwan.

"Hafiz? Siapa?" tanya Kiya yang awalnya cuek sekarang merasa sedikit kepo.

"Kamu gak kenal?"

Kiya menggeleng tanda tak tahu.

"Dia itu santriwan terpandai disini, uji coba kamaren aja nilainya mencapai 9,3" jelas Dea.

"Yang mana orangnya?" tanya Kiya.

"Itu yang pakai kemeja putih peci hitam" tunjuk Dea.

"Yaelah disinikan semua cowok pakai baju putih peci hitam semua, gimana sih?" gerutu Kiya.

"Ehehe iya juga ya, ntar juga kamu tahu" ujar Dea dengan cengirannya.

Sekitar satu jam rapat akhirnya selesai. Para perwakilan kelas kembali menuju asrama masing-masing. Kecuali Kiya dan Hafiz yang masih berada ditempat rapat bersama Gus Altaf.

"Oke jadi apa kalian pernah mempunyai pengalaman dibidang dekorasi sebelumnya?" tanya Gus Altaf to the point.

"Sudah gus" jawab Kiya.

"Hafiz?" tanya Gus Altaf.

"Belum gus saya beru pertama ini" jawab Hafiz.

Gus Altaf memijat pelipisnya berfikir, "Gak papa nanti kamu bisa tanya-tanya ke Kiya" ujar Gus Altaf.

"Kalian boleh kembali keasrama ingat tugas kalian banyak nanti, jika ada permasalahan silahkan langsung bertanya kepada saya ataupun Alyas" ucap Gus Altaf.

"Baik Gus kalau begitu saya permisi" ucap Hafiz menyalimi tangan Gus Altaf lalu pergi meninggalkan ruangan.

"Saya juga permisi gus" ucap Kiya dan berlalu.

"Gak mau salim dulu ke Gus?" tanya Gus Altaf dengan senyumnya.

"Eh?" Kiya bingung mau menjawab apa. Apa Gus Altaf serius?.

ADZKIYA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang