Happy Reading😊
Gus Altaf memperhatikan Kiya dan Fahri yang begitu dekat menurutnya. Sampai-sampai gak ada sejengkalpun batasan duduk diantara mereka. Malah kadang terlihat Fahri menarik hidung kiya gemas.
" Mengapa mereka sedekat itu ? bukankah mereka hanya sekedar saudara sepupu atau apalah itu yang nggak ada ikatan mahram ?" batin Gus Altaf.
" Kak Fahri nanti kalau teman-teman kakak tidur disini masa kiya harus tidur dikamar tamu " ucap Kiya setengah berbisik biar gak kedengeran orang-orang disekitarnya.
" Ah iya, nanti kamu tidur dikamar kakak biar kakak sama temen-temen tidur diruang tamu " jawab Fahri keras dan tentunya didengar oleh semua orang yang berada diruang tamu.
" Ihhh Kak Fahri jangan keras-keras !! " gerutu Kiya sambil menabok pipi Fahri. Dan semua yang berada diruang tamu ikut tertawa.
" Mending nanti kita tidur dimushola tempat kita sholat tadi aja. Kaya kebiasaan pas ada dipesantren " ucap Fadjar dan semua mengangguk menyetujui.
" Oh iya kak tadi disuruh umi keruang makan buat makan malam. Kiya duluannya " ucapnya dan segera meninggalkan ruang tamu.
Selesai makan malam kiya telah berada didapur untuk mencuci piring.
" Yaya !! " panggil Fahri.
" Iya kak " jawab Kiya sembari menoleh kearah Fahri.
" Nanti sekalian ikut sholat dimushola ya !! " perintah Fahri.
" Bareng kakak-kakak tadi ?" tanya Kiya.
" Heem " jawab Fahri singkat.
" Oke kak nanti kiya kesana " ujar Kiya sambil mengelap tangannya yang basah.
Gus Altaf mengumandangkan iqamah tanda shalat segera dimulai. Suara yang lembut terdengar begitu mendamaikan. Ia masih berdiri didepan sebagai imam.
" Ada yang masih ditunggu ?" tanyanya pada Fahri sambil menoleh kebelakang.
" Iya nunggu yaya sebentar " jawab Fahri yang langsung membuat jantung Gus Altaf berdetak kencang.
" Assalamualaikum " ucap Kiya sembari berjalan cepat-cepat.
" Waalaikumsalam " jawab semua orang yang ada disana.
" Yaudah silahkan gus dimulai sholatnya " ucap Fahri pada Gus Altaf.
" Allahu Akbar !!" ucapnya memulai takbiratul ihram. Dan di ikuti makmum dibelakangnya.
Selesai sholat semua bersalam-salaman kecuali Kiya tentunya. Ia hanya mengulurkan tangannya pada satu orang, yaitu kakaknya setelah itu ia keluar dari mushola keluarga fahri. Dan lagi-lagi Gus Altaf memperhatikan mereka dengan batin yang bertanya-tanya.
" Mengapa mereka bersalaman ? Bukankah akan membatalkan wudhu ?" batin Gus Altaf. Tetapi ia menahan keinginannya sekuat mungkin untuk tidak menanyakan hal itu pada Fahri.
Gus Altaf memilih untuk segera membuka mushaf alqurannya dan segera membacanya. Seperti teman-teman yang lain.
" Gus sebentar ya aku mau ngasih novel ke Kiya " ucap Fahri memegang novel ditangannya.
" Nganterin novel ? Ke kamar ?" tanya Gus Altaf sambil menatap aneh fahri.
" Iya kenapa ? Tanya Fahri sambil mengernyitkan dahinya.
" Eh... nggak papa " elak Gus Altaf.
Kiya segera menghentikan bacaan kitabnya setelah mendengar pintu kamar diketuk. Ia segera beranjak dari duduknya untuk membukakan pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADZKIYA (Selesai)
Teen FictionBerhubung ini cerita pertama dan gak jelas banget. Mohon kerjasamanya untuk memberi kritik yang membangun🙏 Warning : Typo bertebaran. Salah pengetikan nama. Alur yang bikin bingung.