Part 9

5.4K 423 4
                                    


Happy reading❤❤

Gus altaf merebahkan badannya lelah. Selesai sholat isya' dilanjut memberi ceramah singkat kepada sebagian santri yang tidak pulang. Bibirnya tidak berhenti melafalkan dzikir meski dalam keadaan berbaring. Pikirannya mengingat bahwa liburan telah selesai dan besok sore semua santri diharuskan telah kembali. Perlahan tangannya terulur untuk mengambil ponsel yang ada dimejanya. Jari tangannya tergerak untuk mengetik sebuah pesan.

Assalamualaikum..  Send

Sekejap kemudian ponselnya kembali bergetar. Terlihat notifikasi dari kontak bernama Yaya. Bibirnya menggambarkan senyum tipis entah mengapa ia menamai kontak kiya dengan nama Yaya ? Pikirnya.

From Yaya.
Waalaikum salam

Yaya PR nya udah dikerjakan belom ?

Belom gus kiya kelupa'an

Kenapa bisa lupa ? Yaudah
cepat kerjakan !!

Hufff besok pagi aja kiya masih capek

Oke tapi khusus kamu besok sore pas sampai dipondok langsung
kumpulkan ya !!

Loh kok gitu ?

Ya.. Anggap saja itu masih konsekuensi karena kamu pernah telat di jam saya waktu itu

Masyaallah gus itukan udah kesalahan saya sebelum liburan,,, masa masih dibawa sampai sekarang sih ?

Bodo amat !! Atau kamu mau
saya hukum lagi😌

Hufff iyadeh iya

Oke besok saya tunggu kamu di depan halaman pesantren !!

Read:v

Senyum Gus Altaf semakin mengembang setelah ia mengerjai Kiya. Bukan karena ia ingin membeda-bedakan tapi ia sebenarnya hanya ingin bertemu Kiya. Gus altaf segera mematikan ponselnya. Lalu mengambil kitabnya dan beranjak keluar kamar.

Kiya mendengus kesal sekaligus heran membaca chat terakhir dari Gus Altaf. Yang benar saja Gus Altaf akan menunggunya didepan pesantren ? Batin kiya tak percaya. Sekejap kemudian ia segera menyambar buku PRnya. Ia tak mau mengambil resiko jika tidak mengerjakan. Ia tidak mau dihukum dan harus  berhadapan dengan gus nyebelin sekaligus ngangenin itu. Eh,, apaan sih ? Gaje.

~♥~~♡~~♥~

Ba'da asar kiya telah siap dengan gamish warna milo dan khimar hitamnya. Ia melangkah mendekati uminya.

" Umi Kiya berangkat ya " ucap Kiya sambil memeluk uminya.

" Iya sayang, kalau kiya butuh apa-apa jangan lupa telphon kerumah " ucap Umi Asyifa sambil mengusap kepala Kiya.

" Umi kalau abi nganterin uang buat kiya umi harus ikut ya.. " rengek Kiya seperti anak kecil.

" Iya Kiya insyaallah umi ikut " jawab Umi Asyifa sambil mencium puncak kepala Kiya.

" Yaudah ayo bi berangkat " ucap Kia pada Abinya.

Umi Asyifa mengantar sampai depan rumah.

" Dadaaa.... Umi assalamualaikum !! " teriak Kiya sambil melambaikan tangan.

" Waalaikum salam " jawab Umi Asyifa dengan membalas lambaian tangan Kiya.

Disepanjang perjalanan kiya hanya terfokus pada buku novelnya. Perlahan mobil yang Kiya  naiki berbelok ke arah jalan yang sedikit sepi. Ya pesantren kiya terletak disuatu desa tapi akses jalan kesana sudah baik. Kiya membuka kaca sampingnya. Menghirup udara segar khas pedesaan. Disamping kanan kiri jalan terhampar sawah yang luas dan mulai menguning. Terlihat beberapa anak kecil bermain bersama disebuah gubuk. Ingin rasanya ia menjelma sebagai kupu-kupu lalu terbang diatas luasnya hamparan sawah itu. Ia merenungi dalam hati betapa indah tuhannya jika ciptaannya saja seindah itu.

ADZKIYA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang