Happy Reading❣️
Jum'at pagi hanya kegiatan bersih-bersih yang dimulai dari jam enam sampai jam setengah delapan kurang lebih. Kiya dan Ashfa serta beberapa santri lainnya bertugas untuk membersihkan halaman masjid.
"Assalamualaikum." Suara dari Ning Arifa yang baru datang menghampiri Kiya dan Ashfa yang masih sibuk menyapu halaman.
"Waalaikumsalam" jawab Kiya dan Ashfa yang langsung menunduk takzim. Sedangkan Kiya malah bingung.
"Masih sibuk nggak ?" tanya Ning Arifa dengan senyum ramahnya.
"Tinggal sedikit lagi" jawab Kiya juga membalas senyuman Ning Arifa.
"Oh.. Nanti kalau selesai tolong temani saya ke toko buku ya!!" pinta Ning Arifa.
"Tapi mbak nanti kalau izin ke keamanan belum tentu dizinin" tolak Kiya karena belum tahu orang yang ada didepannya adalah Ning Arifa.
Ashfa mencubit lengan kiya, "Beliau Ning Arifa" ucapnya setengah berbisik.
Kiya terserentak kaget.
" Mohon maaf ning, saya tidak tahu " ucap Kiya membukukkan badannya.
Ning Arifa tersenyum, "Sudahlah tidak apa-apa"
"Jadi nanti kalian temenin saya ya" imbuhnya."Baik ning" jawab Kiya dan Ashfa.
"Kalau begitu saya tunggu dihalaman rumah kyai, assalamualaikum" ucapnya lalu segera pergi.
"Waalaikumsalam"
*~♡~*
Sekitar jam setengah deapan kurang pekerjaan Kiya dan Ashfa telah selesai. Keduanya segera menuju kamar dan berganti pakaian. Lalu menuju kerumah kyai shadiq yang hanya terletak kurang lebih 20 meter dari masjid pesantren.
"Assalamualaikum" ucap Kiya dan Ashfa ketika sampai didepan rumah.
"Waalaikumsalam" jawab Ning Arifa yang berada dibangku teras depan.
"Mau langsung berangkat atau gimana ning?" tanya kiya.
"Boleh atau kalian mau istirahat dulu bentar" sahutnya.
"Tidak usah ning" ucap kiya.
Ning Arifa segera bangkit dari duduknya kemudian memakai tasnya. Dan menghampiri Kiya dan Ashfa.
"Mau kemana?." Tanya seseorang dari belakang ketika ketiganya baru saja akan melangkah menuju mobil yang telah ditunggu Pak Salim sopir keluarga kyai.
Ternyata itu suara Gus Altaf yang sekarang sedang berdiri dan bersender didaun pintu.
"Mau ke toko buku kak, kakak mau ikut ?" tanya Ning Arifa.
Gus Altaf memandang sekilas Kiya yang menunduk berdiri disamping Ning Arifa.
"Sebentar saya ambil kunci mobil dulu" jawabnya lalu masuk kedalam rumah.
Sekejap ia keluar dengan memakai jumper hitam. Tak lupa dengan sarungnya yang terlihat serasi.
Karena jok belakang hanya muat untuk dua orang. Terpaksa Ning Arifa duduk di jok depan samping Gus Altaf.
Disepanjang perjalanan suasana hanya hening. Tak ada yang berniat buka suara. Gus altaf fokus dengan setirnya. Ning Arifa sibuk nderes kitabnya. Ashfa tengah fokus membaca buku yang ia bawa. Sementara Kiya hanya sesekali menatap mereka bertiga dengan bosan. Ia memilih memainkan ujung jilbabnya dan menyenderkan kepalanya pada kaca samping mobil.
Gus Altaf sesekali mencari pandang kearah kiya lewat pantulan kaca depannya. Merasa diperhatikan Kiya langsung membetulkan posisi duduknya. Gus Altaf terkekeh melihatnya.
"Kenapa kak?" tanya Ning Arifa.
"Eh enggak gak papa" elak Gus Altaf.
Kiya sedikit terkikik melihatnya.
Setelah sekian menit perjalanan samapilah mereka pada sebuah toko buku yang lumayan besar. Kiya dan Ashfa mengikuti Ning Arifa yang berjalan dibelakang Gus Altaf.
Sesampainya didalam mereka segera mencari buku-buku yang mereka inginkan. Kecuali Gus Altaf yang memilih untuk duduk dulu dibangku yang sengaja disediakan pemilik toko.
"Kiya !! Eh.. Nama kamu kiya kan?" ucapnya mastikan.
"Iya ning kalau teman saya itu namanya Ashfa" jawab Kiya seraya menunjuk kearah Ashfa.
"Bisa minta tolong carikan buku yang bagus buat aku nggak?" pinta Ning Arifa.
"Baik ning saya bantu" jawab Kiya sembari memilin satu-persatu buku yang tertata rapi didepannya.
Suasana toko lumayan ramai kali ini. Selesai memilih buku untuk Ning Arifa, Kiya segera mencari buku untuk dirinya sendiri. Saat yang sama juga waktu itu Gus Altaf berdiri kurang lebih setengah meter dari samping Kiya tengah mencari novel.
Brakkkk !!!
Salah satu buku terjatuh. Membuat Kiya dan Gus Altaf spontan menoleh kearah yang sama. Sekilas dari buku pandangan mereka beralih menatap satu sama lain.
Sekejap saling mengingat kembali memori beberapa waktu lalu. Saat yang sama ditoko buku disaat Kiya tak sengaja menjatuhkan buku. Lalu dengan sigap ditangkap oleh Gus Altaf buku yang hampir menimpanya waktu itu.
Saat ini keduanya saling melempar senyum malu-malu mengingat kenangan waktu itu.
"Eh mas mbak itu bukunya tolong dikembalikan dong !!" seru orang yang juga tengah mencari buku.
"Oh.. Iya" jawab Gus Altaf kikuk sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Kiya hanya tersenyum melihatnya.
"Cari buku apa gus?" tanya Kiya ketika melihat Gus Altaf tengah serius memilih beberapa buku yang berada ditangannya.
"Novel" jawabnya tanpa sedikitpun pandangannya beralih dari buku.
*^*
" Ck.. Tumben banget cari novel " celetuk Kiya setengah tak percaya.
" Hmmm,, bukan untuk saya " ujarnya singkat.
" Lalu ? Untuk siapa ?" tanya kiya kepo.
" Speciall someone " jawabnya dengan sedkkit menekankan katanya.
" Ishh,, seseorang siapa ? Paling juga Ning Arifa " celetuk Kiya. Jujur hatinya merasa tidak terima ketika mendengar Gus Altaf membelikan novel seseorang yang spesial.
" Ntar juga tahu " ucap Gus Altaf dengan senyum tanpa menatap Kiya.
Ntar juga tahu ? Maksudnya ? Dasar Gus aneh !! Batin kiya bingung.
Namun ia tak ambil pusing. Ia lebih memilih mengalihkan pembicaraan.
" Mau saya bantu carikan ?" tawar kiya sembari sedikit mendekat kearah gus altaf.
" Tidak usah !!" sergah Gus Altaf segera menghindar dari Kiya. Dan segera menyembunyikan buku novel yang sedang dipegangnya.
Kiya jadi semakin heran mengapa Gus Altaf menyembunyikan buku yang dipegangnya.
Vote and Coment,,, okay !!
^Δ^Wonogiri, 23 juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
ADZKIYA (Selesai)
Teen FictionBerhubung ini cerita pertama dan gak jelas banget. Mohon kerjasamanya untuk memberi kritik yang membangun🙏 Warning : Typo bertebaran. Salah pengetikan nama. Alur yang bikin bingung.