Part 21

5K 430 25
                                    




Happy Reading😋




"Altaf makin alim aja ya umah" ucap Umi Fatimah.

"Alah umah bisa aja" jawab Umi Halimah sungkan.

"Kalau boleh tahu bagaimana dengan pendidikannya Gus Altaf tahun depan?" tanya Umi Fatimah.

"Tahun depan harus balik lagi ke Kairo madih kurang satu tahun soalnya" jawab Umi Halimah. "Kalau Arifa?"

"Arifa juga masih satu tahun tapi kuliahnya cuma disini-sini aja"

Umi Halimah mengangguk paham.

"Kalau dipikir-pikir Altaf cocok ya sama Arifa" celetuk Umi Fatimah.

"Ishh umi apaan sih?" ucap Ning Arifa malu.

"Hmm iya." Umi Halimah tersenyum tipis menanggapi ucapan Umi Fatimah. Meskipun ia setuju tapi ia juga seorang ibu yang paham dan pengertian dengan perasaan anaknya. Dan ia tak mungkin akan memaksakan. Sedikit lampu kuning buat Kiya:v

^Δ^

Acara demi acara dilaksanakan dengan lancar. Selesai pembacaan do'a yang dipimpin oleh Kyai Shadiq dilanjut dengan pentas sebelum penutupan dilaksanakan.

Kiya menaiki panggung sambil membawa gitarnya. Ia duduk dikursi yang sudah disediakan panitia. Dan pastinya perasaan gugup yang saat ini ia rasakan.

"Kiya?" ucap Gus Adzar.

"Hmm" jawab Gus Altaf tersenyum masih memandang kedepan.

Gus Adzar dan Gus Alyas saling bertukar pandang. Dan oke kita lihat aja.

Jreng jreng...

Suara gitar gimana sih?

Anggap aja itu suara gitar ya...

ANAL ISLAMU ADDABANI, WA BIL IMANI KARROMANI

FA’ISYUL ‘UMRO HANIATAN, BA’IDAN ‘AN LADHOL FITANI

Semua orang menatap dan mendengarkan suara Kiya dengan kagum. Apalagi Gus Altaf.

FAYUNSINI HAWA DUNNYA, WA LIL JANNATI YAHMILUNI

BIROBBI ULLIQOT ‘ANNI, FA AR QUBHU WA YARQUBUNI


Kenapa author pakai lagu ini. Sedikit cerita ini sebenarnya lagu udah lama lagunya EL AZIZI tapi author suka banget. Soalnya kalau ngedengerin lagu ini tuh memiliki kesan kayak kita itu bangga memeluk islam dan bangga telah terlahir sebagai seorang islam.

Kepo lagunya? Silahkan cari di youtube. Author harap kalian kepo hehe.


Back to story.

"Demikian penampilan ananda Kiya. Kasih tepuk tangannya" ucap Mc dan langsung terdengar riuh suara tepuk tangan.

Umi Halimah menatap Kiya dengan perasaan ingin tahu. Tak bisa dibohongi bahwa suarang Kiya sangat merdu dan ia suka.

"Suaranya bagus banget ya umah" ucap Umi Fatimah.

"Iya orangnya juga cantik" jawab Umi Halimah.

"Ia juga baik banget kok umi" puji Ning Arifa tulus.

"Oh ya? Arifa kenal?" tanya Umi Halimah.

"Kenal umi kemaring nemenin Arifa caro buku" jawabnya.

ADZKIYA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang