Part 2

7.1K 501 13
                                    


Happy reading😙




" Huff.. Akhirnya selesai juga " ucap Kiya senang.

" Ngerjain apa Kiy ?" tanya Ashfa.

" Hukuman dari ustad tadi " jawab Kiya sambil menata kembali bukunya.

" Oke.. Aku ngumpulin ini dulu ya " ucap Kiya.

" Kemana ?" tanya ashfa sambil merapikan jilbabnya.

" Ya ketempat ustad Altaf lah.. Kamu mau ikut ?" ajak Kiya.

" Ustad ?" gumam Ashfa bingung. Kenapa sahabatnya memanggil gus altaf dengan sebutn ustad. Apa ia belum tahu ? Gumamnya dalam hati.

" He'eh.. Yaudah kalau gak ikut aku pergi dulu ya.. Assalamualaikum " ucapnya lalu begitu saja pergi.

Kiya bingung mau kemana dan tanya kesiapa. Jadi ia lebih memilih kekantor pengurus.

" Assalamualaikum  " Salam Kiya kepada  Fadjar yang kebetulan ada di teras.

" Waalaikumsalam.. Ada perlu apa ?" jawabnya ramah.

Fadjar adalah teman dari Gus Altaf baru saja lulus kuliah dan sekarang mengabdi di pesantren. Kalau saat pelajaran ia biasa dipanggil dengan sebutan ustad, tapi kalau diluar kelas ia lebih sering dipanggil dengan sebutan kak ataupun kang. Ia terkenal ramah dan murah senyum. Dan satu lagi orangnya lumayan tampan.

" Maaf kak saya mau ngupulin tugas. Tapi nggak tahu dimana tempatnya Ustad Altaf " ujar Kiya menerangkan.

" Ustad altaf ? Gus altaf maksud kamu ?" tanyanya.

" Gus ?" tanya kiya bingung.

" Iya dia itu gus altaf anaknya kyai shadiq, yang baru saja pulang dari Kairo " jawab Fadjar menjelaskan.

" Oh.. Jadi saya harus mencari kemana ?" tanya kiya.

" Kamu ke ndalem aja, terus tanya aja kepada abdi-abdi ndalem " jawabnya.

" Oh.. Terimakasih kak. Saya permisi dulu assalamualaikum " Ucap kiya.

" Waalakumsalam " jawabnya.

Dan sekarang kiya telah berada didepan rumah kyai. Ia menghapiri salah satu abdi perempuan yang kebetulan ada didepan.

" Permisi mbak, Bisa tolong antarkan saya ke tempatnya ustad altaf " ucap kiya.

Mbak itu hanya mengernyitkan dahinya bingung.

" Maksud saya tempatnya gus altaf " ralat kiya lagi yang mengerti kebingungan mbak abdi.

" Ohh.. Mari saya antar " ucapnya mengerti. Dan dijawab dengan anggukan oleh kiya.

Kiya mengikuti abdi tersebut dibelakang. Baru saja masuk Kiya telah dibuat takjub oleh dekorasi ruangan. Dan bau harum khas kyai yang menambah kenyamanan seisi ruang. Sampai diruang tamu kiya dipersilahkan duduk disofa yang berwarna abu-abu.

" Sudah saya panggilkan tunggu disini aja, saya mau kebelakang " ucapnya.

" Iya mbak maaf telah merepotkan " ucap kiya.

" Nggak apa " jawab mbak tersebut ramah dan berlalu kebelakang.

Setelah sekian menit datang dari lantai atas. Seorang laki-laki memakai baju hem warna putih dengan sarung coklat bergaris tak lupa sorban dan tasbih yang selalu setia dipakai ditangan kirinya. Perlahan mendekat hingga duduk tepat didepan kiya yang dibatasi oleh meja tentunya. Bau wanginya masuk terbawa angin kehidung kiya. Bayangkan bagaimana perasaan kiya saat ini. Gugup pastilah itu yang ia rasakan.

" Ekhmm.. Kenapa lihatin saya kaya gitu ?" tukasnya sambil melipat lengan bajunya dan seketika membuyar lamunan kiya.

" Ehh... Enggak " elak kiya segera memalingkan tatapannya.

Dan gus altaf hanya tersenyum tipis. Dan ini pertama kalinya kiya melihat senyum gus altaf.

" Sudah selesai ?" tanyanya sambil melihat kearah Kiya.

"  Sudah ustad... Eh.. Sudah gus.. Al... tafff... " jawab kiya pelan dan putus-putus.

Aduh kenapa jadi gugup sih. Dasar mulut gak bisa diajak kompromi. Gerutunya dalam hati.

" Udah tau kan siapa saya, Jadi panggil gus saja gak usah ustad " terangnya dengan tersenyum manis.

" Iya ustad.. Eh gus " ucap kiya gugup.

Gus altaf mengamati tulisan kiya dengan teliti.

" Ini kok belum ada namanya, kamu namanya siapa ?" tanya gus altaf dengan terus mengamati tulisan kiya.

" Kiya " jawab kiya singkat.

" Saya juga tahu, maksud saya nama panjang " ucapnya lagi sambil tersenyum menggelengkan kepala.

" Adzkiya Akhtar Zavellia " jawab kiya.

" Besok yang ngajar diniyah saya. Jadi jangan sampai telat lagi ya !!" ucapnya menasehati.

" Baik ustad " jawab kiya.

" Oke.. Ustadzah boleh keluar " ucapnya.

" Loh kok ustadzah sih ustad ?" tanya kiya bingung.

" Kan saya sudah bilang jangan panggil saya ustad. Eh kamunya ngeyel yaudah sekalian saya panggil kamu ustadzah " ucapnya sambil tersenyum bercanda.

" Eh iya gus maaf.. Saya lupa " ucap kiya dan gus altaf mengangguk.

" Yaudah gus saya pamit keluar.. Terimakasih " ucap kiya.

Gus altaf mengernyitkan dahinya bingung.

" Terimakasih untuk apa " tanya gus altaf pada kiya.

" Eh iya juga ya.. Terimakasih untuk apa ? Dasar bodoh !! " Gerutu kiya pada dirinya sendiri.

" Emmm maksud saya assalamualaikum " Ucap kiya langsung pergi dengan malunya.

" Waalaikumsalam " Jawab gus altaf sambil sedikit menahan tawa.






Next....

ADZKIYA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang