Part 29

6.8K 436 12
                                    

Happy reading ❤

Mentari bersinar hangat menyinari gedung Darul Muttaqin. Sepi, satu kata yang menggambarkan suasana pesantren saat ini. Setelah hari kelulusan kemarin semua santri juga libur kenaikan kelas selama tiga minggu.

Diteras masjid seorang pria dengan koko biru berpadu dengan sarung hitam bercorak. Tatapannya kosong menerawang gedung tinggi didepannya.

"Ngapain gus?" ucap seseorang menepuk pundak kanannya dari belakang.

"Duduk" jawab Gus Altaf singkat.

Fahri duduk disamping kanan Gus Altaf. "Besok jadi balik ke Kairo?"

Gus Altaf menoleh sekilas dan kembali menatap kedepan. Tatapannya berubah menjadi sendu. "Insyaallah iya"

"Besok aku juga pulang kerumah" ucap Fahri. "Kangen juga sama rumahnya Kiya"

Jangan lupa ya! Fahri sama Kiya itu saudara!

"Oh aku nitip salam ya buat Kiya" ucap Gus Altaf.

"Oke gus. Siap sedia" jawab Fahri dengan sikap hormat membuat Gus Altaf terkekeh melihatnya.

***

Kiya membersihkan ruang tamu keluarga. Membosankan baginya padahal baru dua hari ia dirumah. Dan untuk kuliah belum sedikitpun ia merencanakan mau kemana.

"Assalamualaikum!"

Kiya terkejut dan menoleh cepat lalu memasang muka kesal melihat siapa yang datang.

"Waalaikumsalam" jawab Kiya masih kesal. "Ngapain teriak-teriak sih kak?"

Fahri tertawa kecil dan duduk disofa. "Biar rame"

Kiya memutar bola matanya malas.

"Umi Abi mana?" tanya Fahri.

"Abi kerja. Kalau Umi kepasar" jawab Kiya meletakan sapunya dan duduk dikursi dekat Fahri.

"Emm... Gus Altaf nitip salam" ucap Fahri.

Kiya menoleh cepat. Raut wajahnya mendadak senang bercampur sedih dalam waktu bersamaan. Ia baru teringat kalau hari ini adalah hari Gus Altaf akan balik ke Kairo.

"Hari ini Gus Altaf balik ke Kairo ya?"

Fahri masih sibuk memakan buah anggur yang ada dimeja. "Hmm nanti malam, kenapa?"

Kiya mencemberutkan wajahnya. Nyebelin banget Fahri menurutnya saat ini.

"Gak papa" jawab Kiya.

Fahri menghentikan kegiatan makannya. "Biasanya kalau perempuan bilang 'Gak papa' itu tandanya ada apa-apa"

"Sok tau! Belajar dari mana sih?" cibir Kiya.

"Yaelah dibilangin juga" ucap Fahri.

"Nggak. Nggak ada apa-apa"

"Serius?"

"Iya kakak" jawab Kiya.

***

Selesai sholat Kiya duduk didepan meja belajarnya. Masih mengenakan mukena. Ia kembali membuka matanya yang ia pejamkan sejenak. Mendengar ponselnya bergetar ia bergegas mengambilnya.

Gus Altaf
|| Assalamualaikum

Rasa kantuk yang menghinggapi Kiya tiba-tiba menghilang. Dengan cepat ia membalasnya.

Waalaikumsalam
Gus Altaf belum berangkat?

Kiya pikir Gus Altaf telah berangkat tadi siang untuk ke Kairo.

ADZKIYA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang