Happy reading❤Pagi_ sekolah masih diliburkan. Kiya dan Ashfa berjalan menyusuri lorong-lorong asrama. Sesekali mereka berpapasan dengan beberapa santri putri yang tengah membawa jajan dari kantin. Mumpung libur!!.
Kedua sahabat itu memasuki ruang perpustakaan yang sedikit sepi. Hanya ada beberapa santri yang tengah membaca dan sebagian bersih-bersih.
Kiya menengok kesekeliling. Berhubung Gus Altaf dan Fahri belum datang, Kiya meutuskan untuk terlebih dahulu mencari buku bacaan.
"Cari buku yuk!" ajak Kiya.
"Yuk!"
Kiya menuju rak-rak buku yang ada didalam. Tangannya sibuk memilah satu persatu buku yang berjajar rapi dialmari. Sampai pergerakannya terhenti pada sebuah buku bersampul putih agak tebal. Ia memutuskan untuk mengambilnya. Dan membawa duduk dibangku kosong yang telah disediakan pihak perpustakaan.
Dari jendela terlihat beberapa laki-laki muda tampan tengah berjalan bergerombol. Dan tidak salah lagi tujuan mereka adalah perpustakaan. Ya mereka adalah Gus Altaf, Gus Adzar, Gus Alyas, dan Fahri. Sesekali mereka tertawa lepas entah yang mereka candakan.
"Assalamualaikum" ucap Gus Altaf dan Fari lebih dulu yang berjalan didepan.
Kiya menoleh kearah pintu. "Waalaikumsalam" jawabnya.
Ruangan yang tadi ada beberapa santri putri kini hanya ada Kiya yang duduk sendiri. Ashfa yang sejak tadi belum kembali. Entahlah.. Mungkin belum menemukan buku.
Kiya tersenyum kikuk membalas senyum ramah Gus Altaf. Ditangan kiri Gus Altaf tengah meegang buku sampul putih berukuran sedang. Entah itu buku apa.
Mereka berempat langsung menuju bangku tempat Kiya duduk. Jangan khawatir mejanya cukup besar. Fahri duduk tepat disamping Kiya. Jangan lupakan! Mereka saudara semahram.
"Sendiri?" tanya Fahri.
"Nggak tadi sana Ashfa tapi nggak tahu sekarang mungkin masih cari buku" jelas Kiya.
Gus Altaf duduk didepan Fahri berseberangan dengan meja. Sementara Gus Adzar didepan Kiya dan Gus Alyas disampingnya.
"Sepi amat nih perpustakaan" ucap Gus Adzar.
"Kalau rame namanya pasar" timpal Gus Alyas.
Gus Adzar memasang raut wajah kesal. "Yah biasanyakan juga ada beberapa santri disini"
"Takut sama kamu mungkin. Jadinya nggak berani kesini" jawab Gus Alyas asal.
"Iya dah iya" pasrah Gus Adzar.
Kiya menatap kedua Gusnya sambil geleng-geleng kepala. Nggak pernah akur emang.
"Kalian tuh ya. Nggak malu apa dilihatin santri sendiri" ucap Gus Altaf yang jengah dengan keduanya.
"Ehehe iya maaf lupa kalau ada bidadari disini" ucap Gus Adzar cengengesan.
"Ekhem!!" Gus Altaf berdehem keras dengan tatapan tajam kearah Gus Adzar. Bidadari?!!
"Eheh santuy dong" ucap Gus Adzar.
"Hmm"
"Assalamualaikum." Ashfa baru saja selesai mencari buku.
Semua menoleh kearah sumber suara. "Waalaikumsalam"
"Boleh ikut?" tanya Ashfa.
Gus Altaf menganggukan kepalanya memperbolehkan. Ashfa memilih duduk disamping kiri Kiya.
"Kemana aja?" gerutu Kiya menyenggol lengan Ashfa.
"Lama ya? Tadi tuh sedikit kecelakaan aku ngejatuhin buku" jawab Ashfa setengah berbisik. "Btw mereka udah lama disini?"

KAMU SEDANG MEMBACA
ADZKIYA (Selesai)
Teen FictionBerhubung ini cerita pertama dan gak jelas banget. Mohon kerjasamanya untuk memberi kritik yang membangun🙏 Warning : Typo bertebaran. Salah pengetikan nama. Alur yang bikin bingung.