Ending

10.9K 582 53
                                    


Pernikahannya dipercepat ya!!
Lebih cepat lebih baik🤣

Happy reading😘



Sah!!

Suara para saksi juga seluruh tamu serempak menggema pada ruangan bernuansa putih. Dengan hiasan rangkaian bunga juga replika dedaunan yang menggantung pada dinding dekorasi.

Raut bahagia terpancar dari semua yang turut serta. Bahagia bercampur haru tentunya. Terlebih pada kedua mempelai yang duduk bersanding di kursi khusus yang telah dihias sedemikian rupa.

Kiya tampak anggun dengan gaun warna putih berpadu biru dengan balutan jilbab syar'i. Juga Gus Altaf memakai jas dan celana hitam panjang. Keduanya tampak begitu serasi.

"Selamat ya Gus." Fahri dan Fajar menghapiri. Membuat keduanya berdiri untuk menyambut.

"Nggak nyangka bakalan jadi adik ipar aku" ucap Fahri terkekeh.

Gus Altaf tersenyum. "Makasih"

"Do'a in cepet nyusul" ucap Gus Alyas yang baru datang diikuti Gus Adzar dibelakang.

"Enak aja nyusul-nyusul. Aku dulu baru kamu" ucap Gus Adzar.

"Emang ada?" ejek Fahri.

"Sembarangan! Ya ada lah" jawab Gus Adzar tak terima.

"Ada tapi masih lama" celetuk Gus Alyas.

"Kayak udah ada aja" sindir Gus Adzar.

"Emang udah"

Gus Adzar mengernyit kepo. "Siapa?"

"Kepo!"

Gus Altaf dan Kiya hanya tersenyum melihat perdebatan kedua Gus didepannya. Masih sama Chip and Dale versi Tom-Jerry.

"Udah kesana aja yuk! Disini ganggu pengantin baru" ucap Fajar diangguki oleh Fahri dan kedua Gus.

***

Acara sudah selesai setelah sholat Jum'at tadi, sengaja memilih hari Jum'at. Langit yang tadinya biru. Kini tampak sedikit redup dengan warna jingga tipis diufuk barat.

Dan disinilah mereka, dibalkon kamar yang didominasi warna abu-abu. Tak lain kamar sang putra mahkota pesantren, Gus Altaf. Keduanya sama-sama diam menatap langit sore. Didepannya jelas pemandangan lingkungan pesantren Darul Muttaqin. Tempat dimana cinta keduanya hadir.

Jujur Kiya sedikit merasa canggung namun tidak bagi Gus Altaf yang terlihat biasa saja. Kiya memperhatikan setiap lekuk wajah Gus Altaf dari samping. Tanpa disadari oleh sang empu.

Seperti biasa wajahnya selalu terlihat tenang. Dan untuk kesekian kalinya membuat Kiya terhanyut pada pesonanya. Sorot matanya tampak tegas, sayu namun juga tajam. Begitulah tak ada yang bisa menggambarkan kesempurnaan Gus Altaf. Bukan berlebihan. Namun begitulah kenyataannya. Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu secara setengah-setengah. Semua sempurna.

"Kenapa lihatin aku kayak gitu" tanya Gus Altaf masih fokus kedepan.

"Siapa yang lihatin? Geer banget" elak Kiya.

"Gak usah ngeles. Aku tau kali" jawab Gus Altaf tenang.

"Iya-iya. Emangnya gak boleh lihatin suami sendiri?" ucap Kiya kesal. "Ngeselin!"

Gus Altaf terkekeh dan mengusap puncak kepala Kiya. "Jangan marah" ucapnya selembut kapas.

Kiya menoleh, siapa juga yang gak luluh kalau digituin. "Kenapa?"

"Ntar aku makin sayang." Kiya memalingkan wajahnya mendengar jawaban Gus Altaf, salting.

Gus Altaf memutar badan Kiya agar menghadap kearahnya. "Bahagia?"

ADZKIYA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang