Part 1

13.3K 518 22
                                        

Happy reading😋

" Kiya bangun kiya !!" teriak Ashfa yang mulai kesal. Lebih tepatnya telah kesal karena membangunkan Kiya.

" Apasih teriak-teriak " protes Kiya mengerjap-ngerjapkan matanya.

" Ishhh.. dibangunin juga dari tadi " gerutu ucap Ashfa kesal.

" Hah masasih kok aku gak dengar ?" ucap kiya sambil mengucir rambutnya yang berantakan. Dan ashfa memutar bola matanya malas.

" Lihat sekarang jam berapa !!" ucap ashfa sambil memperlihatkan jam ditangannya.

" Hmmm.. Astaghfirullah udah jam setengah enam kenapa gak bangunin aku dari tadi sih " ucap Kiya panik.

" Huff dari tadi aku juga bangunin kamu kali " jawab ashfa malas.

" Yaudah sana mandi ntar telat aku gak tanggung jawab loh " lanjut Ashfa.

" Yaudah aku mandi.. Nanti berangkat sekolah bareng loh jangan berangkat duluan " pinta Kiya setengah mengultimatum.

" Insyaallah.. Tapi kalau kamu lama ntar aku tinggal " ujar Ashfa sambil menata buku dan kitab-kitabnya kedalam tas.

Tanpa menjawab Kiya langsung berlari menuju kamar mandi. Sebenarnya sih juga masih pagi. Sekolah juga mulainya jam tujuh. Tapi karena mandinya ngantri maka lebih memakan banyak waktu. Lebih parah kalau dapat urutan terkahir bisa-bisa telat sekolah.

Adzkiya Akhtar Zavellia nama panjang dari seoeang gadis yang biasa dipanggil kiya tersebut. Merupakan anak dari pasangan Abi Amir dan Umi Asyifa.  Ia merupakan salah satu santri dipondok pesantren Darul Muttaqin yang telah nyantri kurang lebih 5 berjalan ke 6 tahun dan sekarang ia kelas 3 MA.

"Mbak atau dek yang ada didalam, bisa cepetan dikit nggak mandinya !!" Teriak Kiya sambil mengetuk-ngetuk pintu. Atau lebih tepatnya mendobrak pintu kamar mandi.

" Iya bentar mbak, ini bentar lagi selesai " sahut santri entah siapa yang ada didalam.

Dan beberapa menit kemudian ia keluar. Tanpa aba-aba kiya langsung masuk kedalam dan mandi tentunya. Saking buru-burunya ia tak sempat mencuci baju yang ia pakai. Bahkan mandinyapun secepat kilat.

" Duh kitab ku mana nih ?" tanyanya pada dirinya sendiri. Karena teman sekamarnya sudah berangkat semua.

" Hah ini dia " ucapnya lagi. Dan langsung berlari tanpa ada waktu untuk sekedar menengok jam terlebih dahulu. Ya karena ia yakin pasti akan telat hari ini. Syukurlah hari ini pelajaran Bahasa Arab oleh ustadzah Khoiriyah yang terkenal baik sama kaya namanya.

Kiya berlari dengan cepat. Disepanjang jalan menuju kelas telah terdengar lantunan asmaul husna pertanda bahwa sekarang ustad maupun ustadzah telah berada dikelas masing-masing.

Tapi ternyata keberuntungan tidak terjadi pada kiya hari ini. Karena kebetulan Ustadzah khoiriyah sedang berhalangan hadir dan digantikan oleh seorang ustad yang Kiya sendiri tidak tahu namanya.

" Assalamualaikum." Dengan ragu Kiya masuk dan mengucapkan salam. Dan hanya dijawab dengan anggukan oleh ustad entah siapa namanya dan mengisyaratkan kepada kiya untuk duduk. Karena lantunan asmaul husna belum selesai.

Kiya duduk dibelakang dekat ashfa.

" Baik anak-anak bisa kita mulai pelajaran hari ini " Ucapnya dengan muka datarnya. Untunglah duduknya sedikit lebih depan dari tembok. Jadi masih bisa ngebedain mana muka mana tembok. Eh... jangan ditiru !!

" Kok dia gak perkenalan dulu sih ? Terus kenapa bu khoiriyah gak dateng ? Terus.... " Kiya terus bertanya tanpa henti. Dan Ashfa hanya mendengarkan tanpa berniat memotong pertanyaan Kiya yang berturut-turut kaya kereta api.

" Terus kenapa mukanya jutek, cuek dan datar kaya tembok ? ." Pertanyaan terakhir kiya yang membuat ashfa langsung menutup mulut kiya.

" Udah ngomongnya ? " tanya ashfa sambil menarik tangannya.

" Satu lagi.. Kenapa sikapnya dingin kaya kulkas ?" pertanyaan terakhir Kiya dengan senyum tanpa dosa.

" Eh.. Jangan ngawur beliau juga guru kamu tau !!" omel Ashfa dan membuat Kiya langsung istighfar.

" Oke dari sekian pertanyaan tadi mau aku jawab gak ?" tanya ashfa lagi. Kiya mengangguk.

" Tadi udah perkenalan, dan bilang kalau bu khoiriyah tidak bisa hadir, terus kalau masalah mukanya kaya tembok itu menurut kamu aja kali " ucap ashfa menerangkan.

Kiya mengakui dalam hati walaupun mukanya datar banget terus cueknya minta ampun. Tapi kalau nerangin mudah dimengerti.

Teng.... Teng....

Pukulan lonceng menggema di setiap sudut pesantren. Pertanda pelajaran telah usai.

" Saya kira cukup pelajaran hari ini, sekian wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh " ucap ustadz dengan menata bukunya.

Tidak menunggu lama para santri berhamburan keluar karena sang ustad mengisyaratkan agar keluar duluan.

Kiya pun bergegas mengikuti ashfa dibelakang.

" Hei kamu !!" Panggil ustad ketika Kiya hampir keluar pintu.

" Saya ustad ?" tanya Kiya memastikan.

" Iya kamu! Sini dulu !!" perintahnya.

Kiya mendekat dengan perasaan gugup tentunya.

" Kenapa tadi bisa telat ?" tanyanya tanpa memandang Kiya.

" Maaf ustad saya kesiangan " jawab Kiya sambil menunduk.

" Ustad  ? Mengapa dia memanggil ku ustad ?" Batinnya dalam hati.

" Yasudah.. Sebagai hukuman kamu salin surah al mulk nanti kalau selesai kumpulkan ke saya " ucapnya santai dan pastinya dengan muka cueknya.

" Kok gak dijawab ? Keberatan ?" Tanyanya lagi.

" Eh.. enggak ustad, nanti saya segera kerjakan dan segera saya kumpulkan " jawab Kiya berat hati.

" Oke.. Nanti kalau nggak tau tempat saya.. Bisa tanya-tanya ke pengurus "  terangnya sambil bangkit dari duduknya.

" Maaf ustad.. Ustad namanya siapa nanti kalau Kiya mau tanya-tanya tempat ustad " ucap Kiya sambil menunduk.

" Kiya ? Jadi namanya kiya ? " Batin ustad dalam hati.

" Oh.. Nanti tanya saja ke pengurus tempatnya ustad altaf " jawabnya menerangkan.

" Baik ustad " Jawab Kiya.

Next.......

ADZKIYA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang