33. Ini Kepala, Bukan Snare! Ini Kelas, Bukan Parade Drumband.

293 55 55
                                    

Chapter 33 ==> Ini Kepala, Bukan Snare! Ini Kelas, Bukan Parade Drumband.

Dipublikasikan: 14 Mei 2020
©DeraiAksara

🌌

AUTHORNOTE jangan di-skip, ya :)

Sebagai cicit dari Your Highness Albert Einstein, aku berniat mendalami fisika, meski baru melihat gambarnya saja, usus dua belas jariku sudah nyut-nyutan.

Akhirnya, aku nyerah sama apel yang jatuh dari pohon, pun, harus dihitung kecepatannya. Aku memilih makan.

Di depan sana, Viona, Buk Ketua kami sedang berlatih memutar bendera colour guard menggunakan tongkat mayoret --baton--. Untuk orang awam kayak aku yang nggak ngerti apa-apa tentang colour guard, permainan Viona bagus, dia cukup lincah.

Dia memutar baton sambil berjalan di sepanjang lorong antara barisan duduk ke tiga dan empat dari pintu.

Aku tak peduli lagi, bekal di hadapanku lebih menarique.

Pletak!

"Adoi!"

Secepat kilat kuputar kembali kepalaku ke belakang. Untung aku nggak mati! Karena menoleh terlalu cepat dapat menyebabkan robekan pembuluh darah di leher yang disebut cervical dissection.

Cervical dissection ini disebabkan pembuluh darah leher atau basilar artery thrombosis rapuh. Jika terjadi gerakan tertentu, kondisi ini bisa menyebabkan robekan pada bagian pembuluh darah tunika intima. Intinya, jika aku mengalami hal yang disebutkan diatas, aku bisa terkena stroke atau atherosclerosis.

Dan lagi-lagi, untungnya tidak.

Kalau aku mati, cerita ini nggak mungkin ada. Kalian juga nggak akan pernah kenal sama author imut-imut bangsat ini :v

Jidat rata Kelvin dihentam ujung baton, kemudian baton yang hilang keseimbangan di tangan Viona turun ke hidung Kelvin yang lurus, bak Gunung Muhelan itu. Iri aku, mancung kali hidung dia. Lah, hidungku? Nyusut. Kayaknya waktu lahir, hidungku kejepit pas di vulva, makanya kemek, kek taik kambing dipijak bocil.

Kelvin melepaskan sendok yang ia gunakan untuk menyuapi bekal ke mulutnya. Ia berdiri. Mukanya dibuat seolah-olah marah, padahal aku tahu, cukup impossible dia marah sama Ibu Ketua kami.

Viona? Dia cengengesan, mukanya mukak-mukak tak bedosa.

"Ini kepala, bukan snare! Ini kelas, bukan parade drumband."

"Ehehe ... sorry, Pin, sorry."

"Tak ada sorry-sorry!" Kelvin menggeleng cepat. Putus saraf otak, mampus ko, Vin. "Gantinya, ko harus belikan aku makaroni pedas tiga bungkus, gih."

Kan ...
.
.
.
... sudah kudugong.

🌌

HARUS DIBACA ....

Halo, Genk! Cerita ini dah mau tamat, ya. Karena sebentar lagi kenaikan kelas. Kalau dah naik kelas, berarti dah tamat pula ceritanya. Babay ✋

Ohiya, aku jualan, nih.

Kerupuk Atom asli Jemaja, Pulau Tujuh, Anambas, tepatnya Desa Landak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kerupuk Atom asli Jemaja, Pulau Tujuh, Anambas, tepatnya Desa Landak. Produksi UKM Shahrio. Ini, loh, kerupuk yang aku jualin dari zaman esempeh. Harganya masih 15 ribu per bungkus. Yang mau pesan atau tanya-tanya, bisa kontak ke ️⬇️⤵

Hp : 0852 7408 4953
Hp : 0853 7610 2887
WA : 0823 8692 5781

Makasih, sayang kalian 😘

Kelas OlimpiadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang