Chapter 17 ==> Aniyo, Zuli!
Dipublikasikan: 22 Juli 2019
©DeraiAksara🌌
Senin, 27 November 2017
Oke, oke. HGN dan Hari PGRI memang sudah berlalu, tapi apa salahnya kami rayakan hari ini?
Tanggal 25 November silam, bertepatan dengan Hari Sabtu, Pemko Tanjungpinang mengadakan gerak jalan santai dari Gedung Tourism Information Centre (TIC) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gedung Gonggong. Jadi, perayaan di sekolah jatuh pada hari ini, Hari Senin.
Kami sudah berbaris rapi di lapangan tengah, karena lapangan bawah dan atas belum bisa dipakai, masih dipenuhi material berat untuk membangun bangunan tingkat.
"Sekarang kita sambut persembahan recorder dari kelas delapan A!"
Tiba saatnya kami unjuk gusi.
"Pelan-pelan," bisikku.
Kami menutup beberapa lubang recorder sesuai nada dan mulai meniup.
Lagu pertama yang kami mainkan adalah Hymne Guru.
Bait pertama berjalan khidmat. Bait seterusnya, anak-anak abwaras ini mulai berulah. Mereka mempercepat tempo tiupan seperti dikejar iblis.
Setelah lagu Hymne Guru selesai, kami langsung tancap ke lagu Twinkle-Twinkle Little Star. Terlihat lucu memang, di hari guru malah mempersembahkan lagu Taman Kanak-Kanak.
Lagu terakhir yang kami mainkan yaitu lagu My Heart Will Go On. Ya, itu ... soundtrack-nya film Titanic yang ada adegan sepasang manusia tengah merentangkan tangan di pangkal kapal, mungkin mau terjun bebas ke laut.
Lagu yang terakhir ini agak berbeda. Jika di lagu-lagu sebelumnya tidak ada vokalis, maka di lagu ini, kamilah vokalisnya. Maksudku, siswa yang delapan orang itu bermain recorder, sedang kami, para siswi yang bernyanyi.
Penampilan kami ditutup dengan tepukan meriah dari semua majelis guru dan teman-teman yang hadir. Kami membungkuk hormat, lalu duduk.
"Kita berhasil selesaikan lagunya, Woy!" seru Nisa kepada kami semua. Seketika beberapa dari kami mengucap syukur.
"Za, habis ini belajar?" tanyaku dengan setengah berbisik kepada Zahra, karena acara masih berlanjut. Kini acara penyerahan bunga dari murid untuk guru dengan diiringi lantunan lagu yang dinyanyikan oleh guru pula.
Laknatnya murid abwaras dari kelas abnormal ini, tidak satu pun yang memberikan bunga untuk guru.
"Aniyo," jawab Zahra.
"Hah? Kita belajar tentang anion? Hari ni, kan, tak ada pelajaran IPA, Za. Ngapa pulak belajar tentang anion? Lagi pula cabang Kimia baru kita pelajari di semester dua, bukan satu."
Zahra menggigit bibir bawahnya dengan wajah menahan marah agar tak meledak.
"Aniyo, Zuli, aniyo. Artinya tidak, bukan anion!" jelas Zahra dengan penuh penekanan di setiap katanya.
"Makanya kalau sama aku, jangan pakai bahasa Planet Merkurius."
Zahra berdecak geram mendengar balasanku. Salah dia menggunakan Bahasa Korea ketika berbicara denganku.
🌌
(Hymne Guru)
(Twinkle-Twinkle Little Star)
(My Heart Will Go On)
🌌
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Olimpiade
Humor[Humour Series 1] (TAMAT) ⚠️Peringatan! Beberapa chapter mengandung sensitivitas yang tinggi. Harap jangan dimasukkan ke hati dan kepala, abaikan saja 🙏 "Masa putih-abu adalah masa yang paling indah." Pikir-pikir lagi, deh. ________________________...