35. Gilang >< Beruk = Maruk?

234 52 11
                                    

Chapter 35 ==> Gilang >< Beruk = Maruk?

Dipublikasikan: 26 Mei 2020
©DeraiAksara

🌌

Bicara tentang eksperimen gila ilmuwan jenius yang menentang hukum alam, seakan nggak ada habisnya. Minggu lalu, pada pelajaran IPA Terpadu, baru saja membahas tentang kloning pada kambing. Nah, hari ini, wali kelas kami, yang spesialisasinya sosial humaniora, bercerita tentang ilmu yang seharusnya ada di rumpun sains teknologi.

Hybrid.

Apa jadinya kalau beruang kutub dikawinkan dengan beruang asal China--panda?

Apa jadinya kalau unta dikawinkan dengan burung? Jadi burung unta mungkin, ya.

Pak Mangunsong cerita, ada spesies hewan hasil kawin silang antara singa jantan dan harimau betina yang dinamakan liger--lion and tiger (bahasa Indonesia: simau--singa dan harimau).

Hewan hybrid sebenarnya oke-oke aja. Ada, kok, hewan hybrid hasil khilaf antara pejantan dan betinanya. Namun yang jadi masalah, adalah jika kawin silang ini disengaja, menentang hukum alam namanya. Dan melawan hukum alam = petaka.

Mengapa? Karena ...

1. Liger jantan bisa mandul meski memiliki hormon testosteron. Kalian pasti pernah nonton serial Suara Hati Istri di siaran Ikan Terbang, kan? Banyak rumah tangga yang hancur karena salah satu--entah suami atau istri--dari mereka mandul. Nah, kalian bisa bayangkan, dong, rumah tangga di dunia perbinatangan hancur gara-gara si jantan nggak bisa kasih keturunan?

2. Karena hasil kawin silang dari spesies yang berbeda, liger bisa saja mengalami cacat tubuh, kesehatan yang buruk, umurnya pendek. Umur singa di alam bebas berkisar 10-15 tahun, sedangkan di penangkaran bisa lebih dari 29 tahun. Umur harimau di alam bebas sekitar 10-15 tahun, kalau di penangkaran bisa sekitar 16-25 tahun. Harusnya dengan orang tua yang dapat berumur sampai 20 tahun, paling tidak liger bisa hidup sampai 30 atau bahkan 40 tahun, mengingat singa adalah raja rimba dan harimau raja hutannya. Tapi ternyata tidak, Gaes. Umur liger tertua di dunia saja cuma 24 tahun.

3. Kematian sang induk. Ini sudah jelas, dong. Mereka beda spesies. Bapaknya dari Panthera leo, emaknya dari P. tigris.

Awalnya ini ilegal, tapi lama kelamaan, malah makin banyak ilmuwan yang melakukannya dengan alasan melestarikan spesies baru.

"Jadi kamu nanti kalau jadi ilmuwan, jangan, lah, coba-coba yang begitu. Kasihan binatangnya kau jadikan bahan percobaan. Coba kamu yang dikawin silangkan dengan monyet, mau, nggak?"

Oke, bismillah. Semoga nggak ada yang nyeletuk aneh-aneh lagi.

"Yah ... tak boleh, ya, Pak? Padahal saya udah niat mau ngawinin si Gilang sama beruk, Pak. Saya mau membuktikan teori evolusi si Darwin, sekaligus pengin viral, Pak, lumayan dapat AdSense. Terus spesies baru ciptaan saya namanya Maruk, akronim dari manusia-beruk."

Tebak siapa yang lidahnya licin, mulutnya lemas kek simpang Bintan Centre Batu IX ketumpahan oli.

Yap, itu Bambang.

"Otak ko yang maruk. Gelud, yok, Bang!" sahut Gilang sembari menyingsing celananya.

🌌

Selamat hari raya, Gess. Dosa kalian udah aku maafin, kok. May Allah bless us 🙏

Kelas OlimpiadeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang