Chapter 39 ==> Orang Ni Takde Rumah.
Dipublikasikan: 17 Juni 2020
©DeraiAksara🌌
16 Juli 2018, tahun ajaran baru
2018/2019.Udah naik kelas, dong. Setelah tidur satu jam waktu lagi UAS Genap, padahal pengawas ada di depan sana, akhirnya aku bisa lega. Nilaiku nggak ada yang merah.
Usai upacara pagi, yang diprotokoli oleh aku sendiri, kami duduk lesehan di koridor laboratorium. Tidak, kami bukan lagi nunggu laboratorium dibuka, terus eksperimen di sana. Sama sekali tidak. Kami telantar, karena kelas yang menyimpan banyak kenangan itu sedang direnovasi. Tapi kalau kulihat-lihat, ini lebih mirip dihancurkan daripada direnovasi.
Untungnya, Pakdhe kantin berbaik hati suruh kami tiduran di dalam lab. saja, asal jaga kebersihan dan ketentraman. Beberapa dari kami langsung cus ke lab., sisanya baring-baring di rak sepatu besi tingkat empat yang sengaja diletak di depan laboratorium.
Sesekali, menilik juga ke dalam kelas yang kurang lebih setahun ini jadi istana kejahilan kami. Lukisan-lukisan 2 dimensi pemberian Bu Evi; gambar tokoh Webtoon punya Zahra; papan ucapan selamat datang hasil kerja kelompok pelajaran Pak R; planet-planet yang tinggal lima, matahari, pun, tak tahu ke mana; tempelan muka Your Highness Albert Einsten sak-sak dengan kata-kata mutiaranya sekali; masih ada di sana. Ingin kami pindahkan, taruh ke kelas baru, tapi sayang, hari ini belum ada pembagian kelas.
Di kelas itu, kelas tempat Rehan teriak-teriak aku gay; kelas tempat Zahra sama Windy joget-joget ala koriyah; kelas tempat Gilang sama Kelvin nge-gay berdua, kadang Bambang nimbrung; kelas tempat Andi sama Dimas nyanyi sambil teriak pas di lirik you open the door; tempat Anggun, Nindi, Jerry, sama Riky cari jawaban dari karmina nasi uduk ikan tongkol, sambil duduk pengang ...
Pengin kutarik bibir Jerry kalau dia nanya-nanya apa kelanjutannya lagi.
Kelas itu juga tempat Djulia sama Dita ngintip-ngintip ke kelas sebelah; tempat Tiara pamer suara ke Dian, eh, tapi aku juga pernah nyanyi di kelas, ujung-ujungnya aku dilempar pakai botol sama Jerry atau Riky gitu, lupa aku; tempat Rahayu, Meli, sama Elsa pamerin karakter Webtoon kesukaan mereka ke Yuli; tempat Viona sama Nisa latihan putar tongkat; tempat Chindy ngetuk-ngetuk blira, tempat Jessyca sama Lovely ngelatih skill gambarnya; tempat Nickyta ketawa-ketiwi gaje; tenpat Veni sama Aulia yang jadi ladangnya contekan kalau materi aljabar menyerang; tempat otakku lancar-lancarnya dapat diksi untuk dijadikan karya sastra; tempat Bambang gombalin Aulia atau nggak, dia gombalin Febi, atau kalau nggak lagi, dia gombalin Zahra.
Nah, ini, lah, salah satu contoh fucek boi di Indonesia, Sahabat.
Jangan ditiru kelakuan si Bambank!
Kelas ini juga yang jadi saksi Synta gencar-gencarnya pepet Dimas, padahal si Dimas be ajah.
Kelas ini, kelas yang jadi saksi bisu bobroknya anak-anak 8.A
"Tok tok tok." Itu bukan murni suara pintu, melainkan campuran dengan suara si Rehan. Dia mengetuk pintu kelas yang jelas-jelas terbuka lebar dan jelas-jelas juga penghuninya tidak ada di sana.
"Masuk, lah! Orang ni takde rumah." Bambang menyahut dari koridor lab. dengan nada Melayu yang khas.
Dulu rumah ni takde orang. Sekarang orang ni takde rumah.
Huh, memanglah takde rumah. Rumah kami dah besepai, dah.
🌌
*
*
*
*
*Tamat (?)
INI AUTHOR NOTE 👇
Halo 👋
Oke, pertama, maaf chapter yang ini terlalu cringe awokwokwo. Karena memang udah di penghujung cerita, jadi ya, gini.
Ini cerita sebenarnya lahir dari kegabutanku pas lagi kena writer block di series chicklit 2. Juga, teman-temanku ada yang minta buat tentang 8.A, dong; buat cerita kita, dong; ceritain tentang kita, lah.
Awalnya aku tak mau, karena buat cerita nyata itu lebih susah daripada buat cerita fiksi. Tapi, sebab waktu itu aku lagi writer block, lagi pusing juga mikirin PPDB yang sistemnya udah serba onlen, padahal hp ku masih wortel :( Akhirnya untuk menghilangkan bosan, aku coba-coba nulis cerita ini. Aku promosi di grup watty fb, dan ternyata cerita ini laku keras. Waktu itu banyak juga yang nanya judulnya apa? Tapi sayangnya aku belum publish di watty. Kira-kira sebulan kemudian baru aku publish. Pas udah publish, aku tak pernah lagi promosi ke grup watty fb, hasilnya, kemaren yang nanya-nanya judulnya apa hilang ditelan bumi. Wkakaka.
Tapi tak pa. Dapat pembaca setia macam kalian yang tetap nunggu walaupun aku sempat hiatus berbulan-bulan aja, udah anugerah.
Malam ini, setelah chapter ini, aku masih akan up satu chapter lagi.
So, stay tuned, ya
Dui le. Baca-baca, lah, series teen fiction 2, Hold My Beer punyaku. Bisa kilik profilku, di sana ada karyaku yang judulnya Hold My Beer.
Sinopsis:
Murid SMK tak dapat merasakan kehidupan murid SMA, begitupun sebaliknya.
Kata siapa?
Khanza dan Binar, dua siswi yang datang dari jenjang pendidikan yang sama dengan sistem yang berbeda, bertukar posisi untuk satu bulan. Setelah mereka bertukar posisi, nama Binar terpampang dalam deretan siswa-siswi yang akan melakukan study campus, tetapi Binar merelakan dan menyuruh Khanza yang menggantikannya. Mulanya semua berjalan sesuai rencana, tidak ada kecemburuan di antara mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, iri dan cemburu tak terelakkan. Persaudaraan mereka renggang. Binar dan Khanza menjadi sering bersitengang.
Perselisihan mereka semakin memanas kala orang tua mereka semakin jelas menampakkan sifat berat-sebelah kepada anak-anaknya. Khanza bahkan diminta pindah sekolah ke Denpasar supaya Binar fokus pada sekolahnya di Jakarta Selatan.
Ini first story aku yang pakai lo-gue. Oke, sebenarnya Jakarta lebih prefer pakai lu-gua daripada lo-gue. Tapi, yaudahlah ya 😂
Jangan lupa baca ....
Baibai
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Olimpiade
Humor[Humour Series 1] (TAMAT) ⚠️Peringatan! Beberapa chapter mengandung sensitivitas yang tinggi. Harap jangan dimasukkan ke hati dan kepala, abaikan saja 🙏 "Masa putih-abu adalah masa yang paling indah." Pikir-pikir lagi, deh. ________________________...