AUTHOR POV
Tubuh Dahyun gemetar, menantikan kalimat yang akan keluar dari mulut kedua orangtuanya setelah ia selesai mengajukan permintaannya tadi. Saat ini Dahyun benar-benar dalam keadaan terpuruk, ia tidak bisa membiarkan neneknya mati begitu saja, alhasil dia pun menelpon kedua orangtuanya di Seoul, agar bisa datang ke Busan untuk sekedar meminjam kan nya uang untuk biaya operasi neneknya
"Ternyata kau tau bagaimana cara meminta juga ya Dahyun, dimana sifat sombongmu selama ini yang tidak sudi menerima uang yang kami berikan" balas sang ayah, Kim Byung Hyun sambil tersenyum sinis kearah putri nya itu
Dahyun mendecih pelan, inilah yang benar-benar ia tidak suka, kedua orangtuanya benar- benar selalu membanggakan harta mereka diatas segalanya. Tapi Dahyun tidak bisa mendebat untuk kali ini, ini demi keselamatan nenek tercintanya yang rela mengasuh dirinya sedari kecil
"Kumohon, aku akan melunasinya nanti"
Tiba-tiba suara gelak tawa menggema di rumah sederhana itu, kali ini adalah suara dari ibunya Dahyun, Kim Hee Sun
"Dahyun, kami memiliki penawaran lebih baik untukmu, kau pikir dengan menjadi guru olahraga disini bisa membuatmu melunasi uang sebanyak itu?! Jangan bermimpi!"
Emosi sudah mulai menjalar dalam diri Dahyun, sebegitu rendahkah profesi Dahyun dimata orangtuanya itu , akhirnya perempuan dengan kulit seputih salju itu hanya bisa menghela nafasnya kasar
"Apa maksud kalian?"
Hee Sun berdiri dari duduknya dan menghampiri Dahyun, mengelus pucuk rambut putrinya itu dan perlahan menggerakkan jarinya untuk mengitari permukaan wajah Dahyun
"Ah wajah kalian berdua memang benar-benar mirip, bagaimana Yeobo? Bukan kah kita tidak perlu menunggu lebih lama lagi?" kini mata Hee Sun beralih ke suaminya yang kini sedang tersenyum juga"Aku benar-benar tidak mengerti Eomma.. Apa maksudmu?!" tanya Dahyun, kali ini nadanya sedikit meninggi
"Omo, inilah yang benar-benar aku benci darimu, sifat mu sangat kasar, sangat berbeda dengan Dahye yang penurut dan lemah lembut"
Mata Dahyun membulat, kini ia mulai paham arah pembicaraan kedua orang tuanya ini , ia menatap ibu dan ayahnya bergantian "jangan bilang kalau-"
"Benar. Ikut kami ke Seoul, kau tau Dahye sebenarnya sekarang harus menikah dengan pewaris dari keluarga Jeon , namun saat ini nasib saudari mu itu sangat malang, dia tidur seharian di ranjang rumah sakit dan kami tidak tau kapan dia harus bangun" tutur Hee Sun, nadanya sedikit sendu saat mengucapkan kalimat terakhir
"Kalian pikir aku sama seperti Dahye yang selalu menurut dan rela menjadi boneka yang dikendalikan?! " kini wajah Dahyun mulai memerah, dia sangat menyesal karena dilahirkan dari kedua orang tua yang hanya mementingkan harta dan tahta
"Woaah kau benar-benar kasar, ingat kau saat ini sedang butuh bantuan kami Dahyun.. Jangan melewati batas" ancam sang ayah
Hee Sun perlahan melepaskan tangannya yang sedari tadi memegang bahu Dahyun
"Kau mau nenekmu mati terkapar karena tak kunjung di operasi?"Dahyun menoleh, menatap wajah ibunya yang selesai mengatakan hal tadi dengan raut tanpa dosa "Dia itu wanita yang melahirkanmu Eomma! Bagaimana bisa kau tidak memiliki rasa kasihan padanya seperti itu!"
"Terserah. Kau mau kami bantu atau tidak?"
Sekali lagi Dahyun memiliki alasan logis untuk membenci orangtuanya ini, mereka benar-benar tidak memiliki hati nurani sedikitpun
Akhirnya dengan memantapkan hati dan menenangkan pikirannya yang sudah kalang kabut , Dahyun berusaha menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan, ini semua demi neneknya, ya, setidaknya dia harus menyembuhkan neneknya dulu saat ini
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Her ✔
FanfictionBagaimana rasanya menjadi seorang anak yang dibuang sejak kecil, tanpa orang tua, dia menjalani hidupnya dengan sederhana bersama neneknya yang mengasuhnya sedari kecil. Kehidupan keras sudah dia jalani selama bertahun-tahun tanpa mengeluh Ini cerit...