Hampa, itu yang kini di rasakan Dahyun sekarang saat barang-barang yang memang awalnya milik Dahye, namun harus di singkirkan karena sudah dipakai Dahyun itu sedang di kemas oleh Pak Choi, digantikan oleh beberapa gaun, sepatu, dan perhiasan yang baru lagi karena Dahye akan segera bertukar tempat dengannya.
"Aggashi , apa kau akan baik-baik saja setelah ini?" tanya Pak Choi disela-sela kegiatannya memasukkan barang yang sudah dipakai Dahyun ke koper.
Dahyun mengangguk , kembali memasang senyum palsunya "Yak Pak choi! Aku baik-baik saja, lagi pun habitat ku memang bukan disini" jawab Dahyun seraya terkekeh , ia membantu Pak Choi untuk mengemas barang nya dan mengganti dengan barang Dahye yang baru.
"Semoga kau tetap menjadi seperti ini Aggassi, kuat dan bermental baja . Suatu hari, aggassi pasti akan mendapatkan sesuatu yang memang pantas" tutur Pak Choi. Ia sudah bekerja pada keluarga Kim sejak Hee Sun sedang mengandung, jadi dia tau betul bagaimana kehidupan Dahyun yang saat itu di buang kepada neneknya hanya karena ramalan dukun tentang nasib buruk yang dibawa Dahyun.
"Pak Choi, kau orang kedua yang bilang begitu padaku setelah Halemoni, harusnya aku jadi putrimu saja" ujar Dahyun, air mata nya yang tertahan keluar begitu saja walaupun hanya sedikit. Dari kecil ia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya, mendengar Pak Choi yang bicara demikian malah menghangatkan hatinya.
Pak Choi tanpa di komando langsung memegang kedua bahu Dahyun dan menepuknya pelan "andai aku punya putri seperti aggassi, aku tidak akan membuang bintang yang tak ternilai harganya ini"
.
.
Saat mengantar Pak Choi ke depan , Dahyun dibuat terkejut dengan suara mobil yang baru datang.
Jungkook, dengan wajah bingungnya ia keluar dan menatap mobil keluarga Kim lalu beralih melihat ke arah Dahyun yang terlihat memegang satu koper besar, disampingnya tak lain dan tak bukan yang Jungkook ketahui sebagai supir Keluarga Kim yang memegang dua koper besar juga di tangannya.
"Dahye-ah, Pak Chou?!"
"Pak Choi" koreksi Dahyun
"Ah itu maksudku, kenapa kalian membawa koper besar-besar?" tanya Jungkook heran.
Dahyun menatap pak Choi berniat untuk meminta pertolongan, tapi Pak Choi malah menundukkan wajahnya seakan tak tau apa-apa.
Alhasil, setelah membasahi bibirnya, Dahyun berkata "Ah ini, yak aku ingin memberikan barang-barang lamaku pada anaknya Pak Choi, Appa ku juga sudah mengganti semua barang baru, jadi ya begitulah"
Terdengar tak masuk akal memang, tapi Jungkook berusaha percaya, alhasil dia mengambil Koper dari tangan Dahyun .
"Y-yak, kau bantu Pak Choi saja" cegah Dahyun , akhirnya Jungkook pun mengambil satu koper dari tangan Pak Choi dan memasukkannya ke kursi belakang mobil.
Tiba-tiba Dahyun menarik tangan Jungkook sehingga membuat sang empu terlonjak. Bukan tanpa alasan, Dahyun hanya ingin membuat kenangan untuk terakhir kalinya, walaupun ia tau Jungkook tidak akan menyadari itu.
"Jungkook , mau main denganku?"
"Eeh tiba-tiba sekali, lagipun ini sudah sore Dahye-ah?"
Dahyun memutar bola matanya malas "kau mau atau tidak?" tanyanya dengan intonasi yang lebih tinggi, si pria kelinci hanya memasang cengiran kuda lalu mengangguk. "Kajja"
.
Mereka bermain bulutangkis, adu renang, catur dan terakhir adu panco.
Jungkook tersenyum meremehkan saat tangannya dan tangan Dahyun sudah saling mencengkram ,memasang posisi awal sebelum adu panco.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Her ✔
Fiksi PenggemarBagaimana rasanya menjadi seorang anak yang dibuang sejak kecil, tanpa orang tua, dia menjalani hidupnya dengan sederhana bersama neneknya yang mengasuhnya sedari kecil. Kehidupan keras sudah dia jalani selama bertahun-tahun tanpa mengeluh Ini cerit...