Author POV.
"Wonwoo??" pekik Dahyun dan Dokyeom bersamaan.
Segera Dokyeom mendorong Dahyun ke kamar kosong yang ada di rumah nya itu.
"Kau tunggu disini, dalam waktu 5 menit aku akan mengusirnya" ucap Dokyeom meyakinkan Dahyun yang wajah nya mulai terlihat gugup karena kedatangan tiba-tiba si sulung dari keluarga Jeon itu. Dahyun mengangguk sembari menggigit jari nya "oke aku percaya padamu" balas Dahyun lalu menutup pintu jati berwarna putih itu dan menguncinya dari dalam .
Sedangkan Dokyeom menetralkan wajahnya yang ikut gugup , biasanya jika Wonwoo datang dia akan senang tapi kali ini sepertinya ia harus mengusir Wonwoo secepatnya dulu.
Dokyeom langsung membuka kunci rumahnya , hal pertama yang dia lihat adalah sahabatnya yang berdiri sembari memegangi kepalanya, namun bukan itu yang penting, Dokyeom merasakan aura rumah nya tiba-tiba berubah menjadi hitam karena deathglare yang saat ini dilayangkan oleh Wonwoo .
Belum sempat Dokyeom mengatakan sesuatu , sang pria yang nampak mabuk itu langsung masuk ke rumah Dokyeom walaupun belum di persilahkan. Itu membuat Dokyeom lagi-lagi harus berpikir keras untuk mengusir Wonwoo.
Sekarang dengan sempoyongan, Wonwoo duduk di sofa yang ada di ruang tamu , menyenderkan tubuhnya senyaman mungkin. Dokyeom ikut duduk disamping Wonwoo, bau alkohol makin masuk di indra penciuman Dokyeom yang berarti kalau sahabatnya itu habis mabuk.
Mata Wonwoo melirik ke arah Koper besar di samping salah satu sofa di depannya,lalu Wonwoo terkekeh pelan "Ternyata memang benar dugaanku, kau memiliki kekasih lagi kan?" tanya Wonwoo.
Dokyeom mengeluarkan senyum terpaksanya , lalu merutuki Dahyun yang tidak membawa koper besar itu masuk ke kamar, alhasil sekarang Wonwoo malah berasumsi macam-macam padanya. Oh ayolah, Dokyeom adalah pria baik-baik, walaupun ia sudah menjadi duda di usia muda tapi Dokyeom bukan tipe pria yang mengajak kekasihnya untuk menginap di rumah nya.
"Aniya Wonwoo itu koperku"
Wonwoo tertawa cukup kuat setelahnya. "Benarkah, kalau begitu biar aku memastikan" ujar Wonwoo disertai dengan seringai, lalu berjalan ke arah koper yang tertangkap oleh matanya tadi, sebelum tangan Wonwoo membukanya Dokyeom langsung menahan tangan Wonwoo , lalu ia menghela nafas panjang "oke, saat ini ada kekasihku disini, jangan kau buka koper itu" Wonwoo makin melebarkan seringainya , lalu ia mencubit kedua pipi Dokyeom , memainkan pipi itu layaknya squishy.
"Aigoo, akhirnya pria malang ini bisa membuka hati lagi"
"Apakah perempuan itu seorang gadis muda? Atau janda? Ah kalau untuk Duda sepertimu seharusnya mencari janda , kalian akan menjadi pasangan klop" tutur Wonwoo, walaupun mabuk, ia terlihat senang sekali bisa menggoda sahabatnya.
Dan Dokyeom makin tak bisa meng- handle keadaan kalau sudah begini.
"Siapa yang mengajakmu mabuk Wonwoo, ini masih jam 7" dengus Dokyeom, melepaskan tangan Wonwoo dari pipinya lalu membantu pria itu kembali duduk di sofa.
Wonwoo malah memasang cengiran kuda sebagai jawaban "Entahlah, mungkin karena aku merasa Dahye bertingkah aneh belakangan ini. Kau tau, pagi tadi dia memelukku seperti ini" Wonwoo memajukan kedua tangannya , seakan memeluk orang dari belakang "tapi dia tidak menatapku" lanjutnya, wajah Wonwoo tiba-tiba berubah sendu setelahnya .
Dokyeom sekarang makin gelagapan, berarti saat ini Wonwoo belum tau pasal Dahye yang masuk rumah sakit.
"Yak Dokyeom! Kau benar-benar tidak mempunyai hubungan apapun dengan istriku kan?!" pekik Wonwoo tiba-tiba yang membuat Dokyeom terperanjat kaget, lalu menggeleng setelahnya . Pemandangan Wonwoo mabuk bahkan lebih menakutkan daripada saat ia sadar. Alhasil ,Dokyeom lebih baik berhati-hati saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Her ✔
FanfictionBagaimana rasanya menjadi seorang anak yang dibuang sejak kecil, tanpa orang tua, dia menjalani hidupnya dengan sederhana bersama neneknya yang mengasuhnya sedari kecil. Kehidupan keras sudah dia jalani selama bertahun-tahun tanpa mengeluh Ini cerit...