not my destiny

1K 204 58
                                    

Author POV.

Perasaan bersalah, berdosa, dan menyesal adalah tiga kata yang cocok untuk seorang Kim Dahyun sekarang .

"Harusnya aku meminjam uang pada rentenir saja waktu itu" gumam Dahyun pelan seraya menatap wajah damai Wonwoo yang tertidur di sampingnya . Semakin hari, walaupun masih bisa profesional menutupi siapa dia sebenarnya, Dahyun tak henti-hentinya merasa bersalah pada saudari kembarnya, maupun pada Wonwoo. Belum lagi Dahyun sudah melakukan kontak fisik yang terbilang cukup intim padahal ia hanya berstatus sebagai pengganti sementara. Sudah hampir 5 bulan, termasuk waktu yang cukup lama ia sudah menjalani kehidupan saudari kembarnya, waktu yang sudah ia habiskan untuk menyingkirkan image lemah saudarinya, waktu yang ia habiskan untuk memakai semua milik Dahye, dan waktu yang ia habiskan untuk mencintai Wonwoo, suami dari saudarinya sendiri.

Bulir bening tiba-tiba menetes dari kedua bola mata Dahyun, ia benar-benar sudah terlalu jauh bermain peran, sehingga lupa dengan posisinya.

Tangan Dahyun beralih untuk mengitari garis wajah Wonwoo, lalu mengelus pipi pria itu dengan gerakan selembut mungkin agar Wonwoo tidak terbangun. Sekali lagi, dunia seakan tak adil untuknya, kenapa ia mencintai pria yang jelas-jelas tak bisa ia raih sepenuhnya.

Tak tahan dengan suasana hatinya yang makin sesak karena fakta itu, Dahyun pun menarik kembali tangannya dari wajah Wonwoo, lalu tidur menyamping membelakangi pria itu.

"Aish air mata sialan, bisa tidak kau berhenti" dengus Dahyun , menyeka kasar air mata nya dan berusaha memejamkan matanya agar ia cepat tidur.

.

Suasana sarapan di pagi hari begitu hening seperti biasanya. Hanya suara sendok dan garpu yang bergema di dapur.

Drrrrtt...drrrrrtt....

Suara getaran ponsel yang berada tepat di sebelah piring Dahyun membuat atensi kedua pria yang sama-sama bermarga Jeon itu langsung beralih ke arah ponsel itu.

'Eomma'

Melihat sebuah nama yang tertera, membuat Dahyun benar-benar malas untuk mengangkatnya.

"Ayolah apakah penyihir itu harus mengganggu ku di pagi buta begini" batin Dahyun berteriak, ia mendengus kasar untuk melampiaskan nya.

Wonwoo yang sedang memakan roti panggangnya langsung menyenggol lengan Dahyun pelan. "Angkatlah, Eomma mu menelpon" tegur Wonwoo setelah ia membaca nama yang tertera di layar. Alhasil Dahyun menghentikan kegiatan makanannya dan menerima panggilan itu.

"Ada apa?" tanya Dahyun , terdengar ketus karena ia tidak bisa menyembunyikan ketidaksukaannya diganggu seperti ini.

"Apa kau sedang sendirian sekarang?" tanya suara di sebrang telepon yang langsung membuat Dahyun menatap Jungkook dan Wonwoo bergantian, lalu ia berjalan ke tempat yang lebih aman , ia yakin sekali pasti yang akan di beritahukan ibunya adalah sesuatu yang penting.

"Ada apa Eomma? Bukankah uang bulanan yang kuterima dari Wonwoo sudah ku transfer dua hari yang lalu" ketus Dahyun pelan.

"Kerumah sekarang, Dahye sudah pulang dari rumah sakit"

Deg

Perasaan ini, inilah saatnya, dengan cepat Dahyun menutup sambungan telepon. Air muka nya berubah dengan cepat, ia berpegangan dengan tumpuan di jendela karena hampir kehilangan keseimbangan.

Tidak, Dahyun bukan tidak senang kalau Dahye sudah kembali, malahan inilah yang selalu ia doakan pada Tuhan saat ia beribadah. Tapi ada secuil perasaan egois dalam dirinya yang tidak rela melepaskan peran Dahye.

I'm Not Her ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang