AUTHOR POV
"EOMMA...."
Disana, wanita yang tadi menarik Dahye ke tepi langsung gelagapan bukan main. Ia langsung kembali mendudukkan Yeo Wool ke kursi panjang .
"Aku bukan Eomma mu, ingat ya jangan berkeliaran ditengah jalan seperti tadi" wanita itu langsung berbalik namun tangannya di tahan oleh Yeo Wool.
"Aniya.. Eomma tidak boleh naik lagi ke langit untuk mencari mahkota Ratunya , Yeo Wool akan bilang pada Appa supaya kita jadi rakyat biasa saja"
Wanita itu langsung gelagapan saat melihat seorang pria di sebrang jalan yang baru keluar dari Atm, ia langsung berbalik dan mempercepat langkahnya, namun tak menyadari kalau Yeo Wool menarik selendang panjang nya .
"Eomma... Eomma..." pekik Yeo Wool yang masih memegang selendang hitam di bahu wanita yang dipanggilnya Eomma tadi.
Tapi percuma karena wanita yang dipanggilnya 'Eomma' itu sudah tak terlihat oleh pandangan lagi.
Wonwoo langsung mempercepat langkahnya saat Yeo Wool terlihat ingin turun dari kursi .
"Yeo Wool-ah, ada apa?"
Yeo Wool menangis dan langsung memeluk Wonwoo , "Appa.. Eomma tadi datang, tapi dia hanya memakai selendang dan tidak dengan mahkota"
Wonwoo melirik ke selendang hitam yang dipegang Yeo Wool, hatinya ikut tersayat, apakah Yeo Wool salah mengira orang tadi .
"Appa.. Yeo Wool tadi bilang kalau eomma tidak perlu mencari mahkotanya, tapi dia langsung pergi saja meninggalkan Yeo Wool. Eomma hiks pasti hiks tidak mau tinggal dengan kita huwaaa" Wonwoo makin mengeratkan pelukan nya .
"Dia pasti bukan Eomma nya Yeo Wool"
"Aniya.. Yeo Wool sangat ingat foto Eomma yang Appa tunjukkan"
Sekarang Wonwoo menghela nafas panjang, pria dewasa itu sekarang mengerti, mungkin yang dilihat Yeo Wool adalah Dahye, tapi kemudian Wonwoo sedikit bingung, jika itu Dahye mengapa wanita itu pergi begitu saja .
"Tuan Putri jangan bersedih ya, nanti Eomma pasti menemui Yeo Wool hari ini" utar Wonwoo seraya menghapus air mata Yeo Wool.
Wonwoo lalu menuntun anaknya ke penjual aksesoris dan membeli beberapa disana. Saat ini Wonwoo sedang berpikir tentang mengajak Dahye yang sepertinya sudah pulang ke Korea untuk sekedar menyenangkan hati putri kecilnya itu.
.
"Jangan nakal ya, dengar ucapan Halemoni" ujar Wonwoo seraya mengecup singkat dahi putri kecilnya. Yeo Wool mengangguk dan sekarang memegang tangan neneknya.
Wonwoo mulai melanjutkan meeting nya yang sempat tertunda setelah kepergian Yeo Wool dan ibunya .
Setelah semuanya berakhir, akhirnya Wonwoo menyempatkan waktunya untuk menghubungi seseorang. Ya, Kim Dahye, saudari kembar istrinya yang mungkin dilihat Yeo Wool tadi, sekarang Wonwoo berpikir untuk menyuruh Dahye tinggal di mansion nya untuk membuat Yeo Wool berhenti penasaran.
"yeobseo?"
Wonwoo membasahi bibir nya , sebenarnya ini agak lancang namun ia sudah terlanjur berjanji pada Yeo Wool putrinya.
"Ah Dahye? Begini.. Kau saat ini sedang di Korea kan?"
"Aniya... Aku masih berada di Venice. Aku sudah bilang ingin hidup sendirian disini Wonwoo" jawab Dahye dari sebrang telepon.
Deg
Entah kenapa sekarang seluruh tubuh Wonwoo gemetar. Jika bukan Dahye, siapa yang dilihat oleh putrinya tadi. Wonwoo tau betul Yeo Wool tidak mungkin berbohong, mengingat putrinya itu selalu memandangi foto Dahyun sebelum ia tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Her ✔
FanfictionBagaimana rasanya menjadi seorang anak yang dibuang sejak kecil, tanpa orang tua, dia menjalani hidupnya dengan sederhana bersama neneknya yang mengasuhnya sedari kecil. Kehidupan keras sudah dia jalani selama bertahun-tahun tanpa mengeluh Ini cerit...