Beberapa jam perjalanan, akhirnya Dahyun sampai ke kota tempat ia dibesarkan , matahari sudah cukup bersinar cerah.
Menghirup nafas dalam-dalam, Dahyun mencoba sebaik mungkin untuk menerima kalau ia harus dikembalikan ke kota asalnya.
"Ayolah Dahyun, hidupmu belum berakhir, tolong lupakan Wonwoo dan jalani kehidupan mu seperti biasa" ujarnya menyemangati diri sendiri.
.
Sesampai nya di rumah sederhana bernuansa coklat kayu, Dahyun mengetuk pintu jati itu pelan.
Cukup lama menunggu, akhirnya pintu terbuka "Halemon- YAK SEDANG APA KAU DI SINI" pekik Dahyun saat melihat seorang pria yang tak asing baginya itu sedang membuka pintu seraya mengeluarkan cengiran kudanya.
Dahyun menundukkan bahu pria itu agar terduduk , lalu menyentil dahinya cukup kuat. Tak ingin kalah, pria itu dengan satu gerakan membalik tubuh Dahyun dan mengunci pergerakan tangan perempuan putih itu.
"Yak Soonyoung! Aku hitung sampai 3 jika kau tidak melepaskan ku, aku akan mematahkan batang lehermu sampai lepas dari tempatnya!" ancam Dahyun pada pria yang menjadi teman satu Dojo nya itu sejak kecil.
"Yak! Harusnya kau memohon padaku saat ini Dahyun" balas Soonyoung, ia mendecih pelan setelahnya. Dahyun tak diam saja, kakinya iya gunakan untuk menendang Soonyoung dari belakang , dan terjadilah adu kekuatan saat satu tangan Dahyun perlahan terlepas. Ia langsung menjambak kuat rambut Soonyoung .
"Ayayaya, yak kurasa akar rambutku lepas sekarang"
Dahyun menyeringai, ia makin menarik rambut Soonyoung, sedangkan Soonyoung makin mencengkram tangan Dahyun dengan kukunya. "Lepaskan tanganku dulu sialan! Terlalu awal jika kau mengajakku bertengkar sekarang" pekik Dahyun, ia makin menjambak kuat rambut pria bermarga Kwon itu. Tangan Soonyoung yang satunya ia gunakan untuk ikut menjambak rambut pirang Dahyun.
Dalam posisi saling menjambak seperti ini, alhasil sang Nenek langsung keluar karena keributan yang dibuat dua manusia berbeda gender ini, "YAAAAKK!!!" Seketika Soonyoung dan Dahyun saling menatap mendengar suara yang mungkin bisa menggelegar di seluruh Busan itu , Soonyoung langsung melepas cengkraman tangan dan jambakan nya , disusul oleh Dahyun yang ikut melepaskan jambakan di rambut Soonyoung, mereka menunduk dan saling melempar mata.
.
.
Bok Sam, nenek kandung dari Dahyun itu memijit kepalanya pelan, memandang kedua orang yang membuat keributan di depan teras padahal baru bertemu setelah beberapa bulan lamanya. "Dahyun, kenapa kau bertengkar dengan Soonyoung?" tanya Bok Sam menatap kearah cucu nya itu intens.
Dahyun berdehem, dia menginjak kaki Soonyoung kuat membuat pria itu mengaduh kesakitan , namun tak bersuara.
"Yak Halemoni, wajah jelek nya tiba-tiba muncul saat pintu terbuka , bagaimana mungkin aku tidak terkejut, lihat rambut ku dijambak nya dengan seenak hati saja" ucap Dahyun penuh provokasi.
"Akhh" pekik Dahyun saat merasakan kakinya balik diinjak Soonyoung
"Aku disini menjaga Halemoni-mu Dahyun, kau harusnya berterima kasih padaku" balas Soonyoung tak mau kalah.
"Soonyoung benar Dahyun, dia menjaga ku selama kau tidak ada"
Dahyun me role bola matanya malas, kalau sudah begini terlihat sekali dia yang salah. Sedangkan Soonyoung memasang wajah penuh kemenangan , ia bahkan kembali menginjak kaki Dahyun di bawah , membuat sang empu terlonjak kaget "Aish brengsek kau" umpatnya pelan.
Tiba-tiba Soonyoung menyadari sesuatu, tangannya memegang bibir Dahyun dan mengulasnya cukup kuat, setelah melihat bekas merah di jarinya Soonyoung langsung tertawa kuat "Yak! Sejak kapan kau menggunakan Makeup Dahyun"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Her ✔
FanfictionBagaimana rasanya menjadi seorang anak yang dibuang sejak kecil, tanpa orang tua, dia menjalani hidupnya dengan sederhana bersama neneknya yang mengasuhnya sedari kecil. Kehidupan keras sudah dia jalani selama bertahun-tahun tanpa mengeluh Ini cerit...