Tifa berjalan gontai menuju dapur setelah seharian penuh tidur manis di kamar.
Ia mencepol rambutnya asal dan membuka kulkas untuk melihat bahan-bahan apa saja yang masih tersisa di sana.Setelah bergulat dalam pikiran beberapa menit yang lalu, akhirnya ia memilih membuat nasi goreng kesukaannya.
Mulai dari memotong bawang,cabai dan yang lainnya ia sama sekali tidak merasa kesulitan.Dari kecil, Tifa di latih untuk belajar mandiri.
Di London, Tifa masih bisa merasakan hangatnya keluarga walaupun bukan dengan orang tua nya sendiri.
Dan sekarang, ia harus terbiasa dengan kesendirian ini.
Tidak mungkinkan ia harus kembali kerumah lamanya yang hampir mirip neraka baginya?Mamah Tifa sudah meninggal sejak 3 tahun yang lalu karena menjadi korban tabrak lari.Bahkan sampai saat ini, pelakunya masih belum tertangkap.
Tidak membutuhkan kurun waktu yang lama, Papah Tifa menikah lagi dengan seorang janda muda yang beranak satu.Usianya lebih tua satu tahun dari Tifa.
Saat itu Tifa terpukul, keadaannya sangat kacau.Ia tidak menyangka jika Papahnya bisa secepat itu melupakan sosok yang begitu berharga sebelumnya.
Tifa mencoba untuk menerima keluarga barunya.Ia membuka hati nya untuk mencoba mengikhlaskan kepergian mamahnya dan membuka lembaran baru.Namun, ternyata mamah dan saudara tirinya tak menyukai kehadiran dirinya di sana.
Saat itu, Tifa masih cukup kecil untuk memahami semuanya.Ia sering kali di fitnah oleh mamah tirinya yang membuat citra nya buruk di hadapan Papah nya sendiri.
Sampai akhirnya, sebuah kesalah pahaman membuat dirinya di usir dari rumah.Papah nya menelantarkan dirinya kepada Kakek dan Nenek nya dan di bawa ke London.
Kakek dan Nenek mengurusnya dengan sangat baik layaknya orang tua nya sendiri.
Mereka tau jika semua nya adalah perbuatan mamah dan saudara tirinya itu.Perlahan ia mulai bisa tertawa setelah 3 tahun lamanya.Namun lagi-lagi garis takdir mempermainkannya.Kakeknya meninggal karena serangan jantung.Dan ia terpaksa harus tinggal dengan Neneknya saja.
Dan tak lama, Neneknya meninggalkannya juga.Ia merasa bahwa semua ini tidak adil baginya.Kenapa semua orang yang sangat ia sayang pergi? Kenapa tidak ia saja yang pergi agar luka nya tidak begitu terasa? Ingin sekali ia ikut dengan neneknya.
Namun ia masih waras untuk itu.
Ia tidak mungkin membunuh dirinya sendiri hanya karena masalah seperti ini.
Ia terpaksa harus kembali ke indonesia atas perintah papah nya.Namun ia bersikeras untuk tinggal sendiri di apartemen membuat papah nya tidak bisa menolak.Jujur ia tidak membenci papahnya.Ia hanya kecewa.
Ia kecewa karena ternyata papah lebih memilih percaya pada dua orang asing yang tiba-tiba masuk ke dalam kehidupan mereka.Lamunan nya buyar saat tiba-tiba jari nya tergores pisau.
Darah segar mengalir di sana, namun luka nya tidak bisa di bandingkan dengan luka hati nya."Argshh." Ringisnya
Ting nong
Tifa tak menghiraukan jari nya yang sedikir teriris itu.Ia berlari ke depan untuk membuka pintu setelah mendengar bel nya berbunyi.
Ia melongo melihat orang di depannya sudah berdiri santai membawa tas sekolah nya dengan senyum yang mengembang."Rafi?" Beo nya tak percaya
"Hai."
"Tau dari mana gue tinggal di sini?"
"Gak penting itu.Masalahnya, gue tamu sekarang.Yakali di biarin di depan pintu gini." Ucap Rafi membuat Tifa mendengus dan membuka pintunya lebar-lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Couple [On Going]
Novela JuvenilKisah seorang gadis remaja yang tumbuh menjadi pribadi kuat dan menjunjung tinggi keadilan. Cantik,ramah, dan berani adalah 3 hal yang menjadikan dirinya sorotan semenjak pindah di SMA Tunas Bangsa. Tifania Anastasya.Gadis dengan sejuta kepedihan ya...