07.Pertemuan tak terduga

159 16 3
                                    

"Kenapa kalo gue cewek? Lo takut?" Ucap Tifa yang terdengar seperti menantang di telinga Rafi.

"Lo nantangin gue!?" Sarkas Rafi

"Kalo iya kenapa?" Jawab Tifa

"Oke, Lo jadi pacar gue."

"WHAT!?"

Bukan, teriakan itu jelas bukan suara Tifa melainkan para cewek disekitar mereka yang berteriak histeris.Arga di buat melongo mendengar penuturan Rafi.Sedangkan Refan menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya lalu memutar tubuh temannya itu agar berhadapan dengannya dan menonjok wajah tampan itu.

"Maksud lo apa bangsat?! Lo mau pacaran sama dia? Lo tau dia siapa?! Musuh Raf musuh!" Ucap Refan berapi-api.Arga sendiri nampak acuh, Refan memang benar adanya jadi buat apa dia melerai?

Rafi tampak terlihat santai namun sebenarnya ia sedang meredam emosi.Ia mengelap sudut bibirnya yang berdarah dengan tangannya sendiri lalu terkekeh.

"Mending lo diem sebelum abis di tangan gue." Ucap Rafi tajam lalu membalikan badannya kembali seperti semula.

Melihat gadis di depannya ini yang seperti menahan tawa, ia pun mengernyit heran.

Apanya yang lucu?

"Pffffttt, Hahahha.Humor gue yang dolar masa anjlok gitu aja jadi receh?" Tawa Tifa menggelegar di penjuru lapangan.Para siswa di sekitarnya menatap Tifa heran.Jelas-jelas Rafi menembaknya, dia pikir ini cuma bercanda?

Daebak!

Jika orang lain di posisinya, sudah pasti jingkrak-jingkrak saking senengnya.
Lah ini? Malah dikira lelucon.

Situ sehat mbak?

"Lo pikir gue ngelawak?" Tifa nampak terdiam sebentar sebelum menjawab ucapan Rafi.

"Lo pikir gue mau sama lo?" Sarkas Tifa.

Rafi tersenyum miring.

"Lo nolak gue sama aja lo kalah sebelum perang cantik.Gue tunggu sampe besok." Ucap Rafi berlalu pergi dari lapangan yang mendadak berubah menjadi lautan manusia di ikuti kedua temannya.

Kerumunan disekitar Tifa juga sudah mulai renggang karena satu persatu dari mereka memilih pulang.Banyak dari mereka yang mencibir,menyindir,atau bahkan secara terang terangan menjelek-jelekan Tifa.

Namun gadis itu hanya diam.
Ia sibuk mencerna ucapan cowok biang onar itu.
Terlihat dengan jelas jika Zahra, Naysa,dan Dara sedang lari terbirit birit dari lantai atas.
Mereka menyaksikan semuanya dengan jelas.

Ini semua karena tantangan konyol dari Naysa.

"Fa, lo gak papa kan? Rafi tadi gak mukul lo kan? Atau dia ngapain aja ke lo? Biar gue bales." Cerocos Zahra yang sudah sampai lebih dulu dari kedua temannya.

"Gaya lo mau bales Rafi, diliat sekilas sama dia aja, nyali lo langsung ciut."

Jleb.

Siapa lagi yang berani melontarkan kalimat pedas itu selain Dara?

"Diem lo bird!" Kesal Zahra

"Kok bird sih? Cantik-Cantik gini di bilang bird.Aneh lo!" Ucap Dara sambil mengibaskan rambut panjangnya yang terurai.

"Lo gak kudet kan tentang nama burung Dara?"

Shit!

"Yakali mentang mentang nama gue Dara, lo bisa panggil gue bird."

"Suka-suka gue lah, mulut-mulut gue.Kok lo yang repot?" Tukas Zahra.

"Sia,-"

"Lo berdua bisa diem gak sih!? Pusing gue dengernya." Semprot Tifa membuat Zahra dan Dara terdiam.

Sweet Couple [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang