Sweet Couple [On Going]

26.Nuduh lagi?

"Kalo gue bilang, gue gak sengaja nampar cewek kesayangan lo itu.Emang nya lo bakal percaya?"

-Tifania Anastasya

***

Happy Reading🌈

.
.
.

"Lo tau sendiri kan Fa gue suka nya sama lo? Mana mungkin gue bisa bales perasaan Naysa?" Ucap Daffa membuat semua yang di sana menganga tak percaya.

Plak!

Tifa berniat menampar Daffa namun justru salah sasaran.
Salsa berdiri di depan Daffa untuk melindungi pria itu.

Salsa meringis merasakan nyeri di pipi sebelah kiri nya.
Tifa sendiri terdiam sambil menatap dengan penuh rasa bersalah pada Salsa.

"SALSA!"

***

Rafi memarkirkan mobil nya di halaman depan sekolah.
Laki-laki bertubuh tegap tinggi itu keluar dari mobil dan berjalan santai tanpa memperdulikan gadis di belakangnya sedari tadi menggerutu sebal.

"Woi kak! Tungguin gue elah!" Teriak Icha kesal.

"Ck makanya gak usah lelet!" Jawab Rafi sambil berdecak kesal.

"Lo gak liat kaki gue masih pincang gara-gara lo injek tadi di mobil?"

"Siapa suruh lo ngeselin, ya gue injek lah!"

"Emang bener-bener gak ada akhlak lo!" Gerutu Icha.

"Ya terus mau lo apa?" Ucap Rafi jengah dengan adik semata wayang nya.

"Mau gue, lo tunjukin di mana letak ruang guru.Lo gak lupa kan gue murid baru?" Jawab Icha.

"Yaudah ayo!"

Mereka berdua berjalan beriringan di sepanjang koridor.
Namun ada yang aneh.
Kenapa tempat ini sepi? Bukan nya bel masuk belum bunyi ya?

Mereka berdua mengernyit heran melihat banyak murid yang berkumpul di ujung lorong seperti sedang melihat sesuatu.

"Itu ada apa sih kak?" Tanya Icha bingung.

"Mana gue tau.Emangnya gue cenayang?" Sinis Rafi membuat Icha memutar bola matanya malas.

Rafi berjalan meninggalkan Icha untuk memastikan keributan apa yang terjadi.
Dia hanya heran, siapa yang berani membuat keributan selain diri nya?

Akan kah kedua cecunguk si Refan dan Arga?
Tapi mana mungkin mereka buat keributan tanpa Rafi.

"Kak lo mau kemana!? Tungguin gue!"

Rafi tak menggubris teriakan kesal Icha.
Laki-laki itu benar-benar penasaran dengan keributan apa yang terjadi.

Langkah nya semakin dekat dan ia berhasil menerobos kerumunan.
Bola matanya melebar saat melihat orang yang sangat di kenalinya tengah menampar seseorang yang begitu berarti bagi diri nya.