Lapangan yang sudah dipersiapkan untuk keperluan sholawatan sudah siap, panggung yang megah dan di sediakan pula tenda-tenda untuk mengantisipasi turunnya hujan.
Lapangan tampak sangat padat bukan hanya ibu-ibu tetapi anak muda juga tak kalah banyak.
Untungnya rombongan karya wisata ku duduk di dekat pagar besi, di depan ku masih ada rombongan yang sepertinya tamu undangan.
Suasana semakin ricuh ketika mobil yang membawa rombongan syubbanul muslimin tiba.
Ku lihat para remaja perempuan tampak heboh dengan turunnya rombongan syubbanul muslimin.
Sesekali ku dengar ada teriakkan yang menyebut nama "aaaa Gus Azmi" dengan sangat kencang atau "kak Ahkam waaaa" teriak yang tak kalah kencang bahkan "Aban ya ampun manisnya" teriak remaja putri.
Dan aku hanya bisa melihat dari kejauhan "ya elh, ketimbang sekumpulan cowok pake sarung dan peci heboh"
Setelah mereka duduk kata sambutan pun di ucapkan sebagai tanda mulainya acara.
Serangkaian acara berjalan dengan sangat lancar hingga tiba acara lantunan sholawat.
Saat Azmi hendak mengambil handphonenya iya tampak terkejut melihat ku yang tersenyum.
Bahkan henphone hampir saja jatuh lalu ia menunduk dan mulai berbicara "ayo semuanya nyalakan fles hp kalian"
Azmi POV
Saat aku hendak mengambil handphone ku di dalam kantong jas ku, aku tak sengaja melihat seseorang yang ku kenal.
Ia tersenyum ramah yang membuat ku hampir menjatuhkan henphone ku, aku langsung menunduk dan mengalihkan pandangan. Seraya berkata "ayo semuanya nyalakan fles hp kalian"
Aku terus menyakinkan diri ku sendiri bahwa perempuan itu adalah dia.
***
Serangkaian acara sudah selesai teman-teman dan para guru sedang membeli makanan ringan atau lebih tepatnya jajanan ringan.
Aku hanya duduk di salah satu bangku dekat parkiran mobil yang tentunya dekat dengan mobil karya wisata.
Sampai pada akhirnya ada yang mengucapkan salam "assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" jawab ku sambil menoleh ke arah belakang.
Sungguh aku sangat terkejut ketika mendapati yang mengucapkan salam adalah dia. Sungguh itu benar dia kah gumam ku dalam hati.
Ia tampak melihat tangan kiri ku yang tengah memakai gelang pemberiannya di waktu kecil.
Ia tersenyum seraya berkata "ternyata benar itu kamu"
Aku hanya tersenyum mendengar perkataannya barusan dan ku dapati ia juga tengah memakai gelang yang sama.
Belum sempat kami mulai berbicara segerombolan remaja putri menghampiri kami dan tanpa sadar aku yang duduk di bangku tiba-tiba sudah berada di tanah.
Ku dapati bokong ku yang terasa nyeri akibat jatuh dari bangku, ku lihat ekspresi azmi yang khawatir hingga aku memberi isyarat bahwa aku tak apa.
Akhirnya ia pun berlari ke arah mobil syubbanul muslimin seketika, sudah ada penjaga yang menghalangi segerombolan remaja putri itu.
Dan aku hanya terduduk di tanah, sambil berdiri ada yang bertanya dari arah belakang.
"Kau sapanya Azmi?" perempuan dengan tiba-tiba bertanya tanpa sopan pada ku.
Ia terus mendekati ku dengan ekspresi wajah membunuh ia semakin menatap tajam diri ku.
"Jawab pertanyaan ku"
"Aku tidak tahu kalau yang tadi menyapa ku adalah Azmi" jawab ku bohong.
"Ku peringatan pada mu Azmi itu milik ku dan jangan pernah mencoba mendekatinya" jelasnya pada ku hampir di setiap kata penuh penekanan.
Dan di situ aku hanya mematung seraya melihat perempuan yang tidak ku kenal menjauh dari pandangan ku.
***
Gimana alurnya hari ini.
Sepertinya konflik yang berat akan segera hadir di situasi ini.
Ok sekarang aku cuma mau bilang tolong vote dan comen untuk memberikan masukan.Author seneng dapat masukkan.
Oiya author punya novel baru judulnya "Diary Tulip" jangan lupa pada baca ya 😊😊Salam manis dari author buat yang setia baca novel ini 💜
Jangan lupa tinggalkan komen & votenya
Kunjungi juga IG ku @intanputri__p
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPIAN MASA KECIL KITA
Teen FictionBercerita tentang seorang gadis berjilbab dan seorang lelaki berpeci yang memiliki impian yang sama.