Dan entah mengapa ia mau duduk di samping ku, aku tahu bangku itu untuk umum tetapi tetap saja aku risih jadi aku meninggalkannya.
***
Hari ini Minggu pukul 08:30 kami baru siap sarapan dan bergegas ke halaman belakang penginapan.
Guru pembimbing memberikan instruksi tentang apa saja yang bisa kami lakukan dan kemana saja kami akan pergi wisata.
Semua orang sangat antusias bahkan guru-guru ku, semua tampak berselfie dan membawa tas mungil.
Sementara aku melihat notivikasi Instagram ku yang menampilkan gambar Azmi yang tengah duduk di ayunan.
Entah mengapa senyum ku mengembang tanpa ku perintah dan aku hanya memberi like tanpa komen.
"Liat apa tan?" Tanya ila penasaran.
"Azmi la" jawab ku singkat.
"Sapa tu? followers banyak, selebgram ya?" Tanya ila bertubi-tubi.
"Bukan la, dia tu rombongan Hadroh" jawab ku sambil nunjukin foto azmi dan rombongan nya.
Ila hanya memperhatikan dan pergi tanpa pamit, sunggu ingin rasanya ku tarik jilbabnya itu.
***
Panggung hampir siap, perlengkapan panggung juga sudah sampai di penginapan dan para vokalis syubbanul muslimin tengah menghapal lirik baru.
Ahkam yang tengah menghapal di bantu azmi dengan cara mengayunkan jarinya agar setiap Nanda tepat.
Sedangkan Aban tengah sibuk dengan game mobile nya, tampak sekali-kali Aban mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Mi, dipanggil sama buya"
"Iya mas"
Azmi tampak bingung pasalnya Buya tak ada di ruangannya saat hendak berbalik pintu ruangan itu tertutup.
Ceklek..
Suara kenop pintu terkunci, otomatis tubuh Azmi berlari ke arah pintu dan tentunya pintu sudah terkunci.
Yang lebih menyeramkan lampu kamar tiba-tiba mati yang membuat bulu kuduk Azmi berdiri.
Terdengar suara kain yang terseret, azmi tak bisa bergerak seakan tubuhnya membeku dan tiba-tiba.
"Huaaa"
"Aaaa" teriak azmi karena ada sesok putih di hadapannya.
Ternyata Azmi di kerjain oleh anggota syubbanul muslimin yang lain. Ekspresi wajah puas terlihat dari para anggota yang mengerjai azmi sedangkan azmi wajahnya sudah sangat pucat.
***
Pukul 20:34 semua orang di kumpulkan di ruang tamu oleh guru pembimbing.
Ternyata kami di kumpulkan untuk mengikuti acara sholawat semua orang tampak heboh tetapi ada juga yang malas.
"Semua orang wajib ikut, biar kelihatan kompak" jelas guru pembimbing.
Dan kulihat wajah ila lesu seakan tak ingin pergi ke sholawat tersebut, seperti yang ku duga ia pura-pura tidak enak badan.
Dan anehnya semua orang percaya, sungguh hanya aku kah yang tak percaya kalau dia tidak sedang sakit.
Beberapa menit aku bersiap dan sudah di pintu depan kamar ku lihat ada notifikasi masuk.
Aku lihat Azmi mengunggah foto yang captionnya "siap perfom" entah mengapa aku mulai mengetik di kolam komentar "aku akan lihat penampilan mu".
POV Azmi
Malam ini syubbanul muslimin akan perfom, semua latihan akan di tampilkan malam ini.
Hingga semua orang berdo'a untuk ke suksesan malam ini "semoga malam ini acara akan berjalan lancar" do'a buya.
Semua orang tampak mengaminkan do'anya. Saat sudah hampir tiba aku meng-upload foto yang ku beri caption "siap perfom".
Tiba-tiba notifikasi masuk dan kulihat ada komentar yang bertuliskan "aku akan lihat penampilan mu" tiba-tiba senyum ku mengembang.
Aku memberi like pada komentar tersebut, dan aku mulai berfikir apakah dia juga ada di sini atau maksudnya lihat penampilan ku lewat live streaming di YouTube.
Azmi masih bermonolog hingga seseorang menepuk bahunya "ayo mi turun"
Bersambung...
Jangan lupa tinggalkan komen & votenyaKunjungi juga IG ku @intanputri__p
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPIAN MASA KECIL KITA
Novela JuvenilBercerita tentang seorang gadis berjilbab dan seorang lelaki berpeci yang memiliki impian yang sama.