Cit cit..
Suara sendal yang memiliki bunyi yang kalau anak kecil yang pakai pasti sangat senang. Namun, berbeda dengan intan yang seperti takut dan berjalan dengan cepat agar tak mendengar suara yang menurutnya seram.Namun, semakin intan jalan suara decitan itu semakin keras yang pada akhirnya membuat intan menangis karena ketakutan.
Dua wanita paruh baya yang sedari tadi melihat intan hanya tersenyum karena merasa keheranan jika anak lain senang dan bahagia dipakaikan sendal bersuara, intan malah ketakutan.
Sunggu aneh menurut banyak orang namun, itulah yang terjadi. Intan memang sangat berbeda tak hayal intan sering di ganggu oleh anak lelaki yang lebih kecil darinya.
"Hayo, apa tu" suara lelaki kecil menakut-nakuti intan dengan nanda cedal yang khas anak kecil.
Intan berlari menuju pelukan ibunya yang tengah duduk di teras rumah bersama wanita seumur.
"Kenapa dek? " tanya ibu ku dengan nanda heran.
"Ami tu bu" ujar ku sambil menunjuk kearah lelaki kecil yang ku panggil ami.Terlihat lelaki kecil itu tersenyum bahagia melihat aku yang ketakutan.
"Mas ko gitu si sama temannya" tegur wanita paru baya yang sedang hamil tua di samping ibu ku.
"olang emas ndak pain pain ko mi" elaknya dengan kepala yang tertunduk dan berjalan menghampiri ku.Tiba-tiba lelaki itu melempoh dan melambaikan tangan kearah ku seakan sedang memanggil ku.
Dengan polosnya aku berjalah kearahnya
"da pa mi? " tanya ku sambil ikut melempoh di dekatnya.
"iat ni" ujarnya sambil memegang sebuah benda yang bergeliat.Spontan umi anak lelaki kecil itu berjalan dengan cepat dan membuang yang dipegang oleh anaknya.
"mas mbok main seng bener to, cacing itu ndak untuk mainan" tegur wanita paru baya yang sedang hamil tua itu lagi kepada sang anak.
...
Setiap hari aku bermain dengan lelaki kecil yang selalu aku panggil ami. Kalau bukan dia yang kerumah ku pasti aku yang kerumahnya. Itu terus berulang seperti sebuah kaset.
Saat dirumahnya aku pasti aktif dan selalu mengikuti ami kemana pun, apa yang ia lakukan pasti selalu aku ikuti.
Namun, jika berada di rumah ku pasti kami bermain ikan di kolam depan rumah ku atau kami berenang di kolam itu.
...
"Umi mas mau kelumah entan" rengek lelaki itu pada uminya yang sedang memakaikan baju.
"Iya mas, tapi hati-hati ya" jawab umi sambil menyisir rambut anaknya.
...
"entan ooo entan, assalamualaikum" panggilnya dengan mengetuk pintu rumah ku.
"Ibu mpet ngka entunya" pinta ku pada ibu.
Akhirnya ibu ku dengan cepat membuka pintu rumah dan mempersilakan lelaki kecil itu masuk."Ayo ain" ajaknya pada ku.
"bental ulu mi,, entan maem ulu ya" jawab ku.Akhirnya aku dan ami makan bersama dengan di suapi ibu ku walaupun hanya makan telur dadar dan nasi namun ku rasa nikmat sekali.
...
Setelah jam menujukan 11:23 aku dan ami tertidur di ruang tamu sambil memegang mainan masing-masing.
"Assalamualaikum" suara seorang wanita dari luar rumah ku.
Dengan tergesa ibu ku keluar, ternyata itu adalah umi dari lelaki kecil itu.
"Waalaikumsalam,, pasti cari azmi" tebak ibu ku pada umi azmi.
"Yo mesti to mba" jawab umi azmi."Masih pada tidur siang umi" ujar ibu ku pada umi azmi yang kemudian keduanya saling berbincang-bincang sembari menunggu putra putrinya terbangun.
...
Esoknya saat aku dan azmi bermain umi azmi berpesan jangan nakal saat umi dan abi tidak berada di rumah.
Entah apa yang terjadi aku dan azmi di tinggal di rumah hingga malam. Dan akhirnya aku dan azmi ketiduran di ruang tamu dengan keadaan tv menyala.
Krekkkk
Suara pintu yang sedang di buka, ternyata itu adalah orang tua ku dan azmi yang berjalan beriringan dan tersenyum melihat kami yang sedang tertidur pulas.
Bersambung...
Jadi buat para pembaca aku usahain update setiap 2 hari sekali.
Jadi jangan lupa dukung aku dengan cara vote and comen biar aku tambah semangat buat alur ceritanya 😇💕
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPIAN MASA KECIL KITA
Ficção AdolescenteBercerita tentang seorang gadis berjilbab dan seorang lelaki berpeci yang memiliki impian yang sama.