Malam itu aku bermimpi tubuh mungil ku melayang ke udara seakan-akan terbang.
"saya pamit dulu bi antar intan pulang,, kasihan pasti kelelahan menunggu kita pulang"
"Oh iya yah hati-hati ya" jawab abi ulil pada ayah ku yang tengah menggedong putrinya.
...
Pagi itu aku kagat karena yang ku ingat, aku tengah tidur bersama azmi di ruang tamu sambil menonton tv namun, saat membuka mata aku tak melihat adanya azmi dimanapun.
"ko atu bisa di amal tu ya,, o iya ami ana ya?" guma ku di dalam kamar kecil nan bersih.
Di tempat lain..
"umiiii... Umiii" suara teriakan dari dalam kamar mampu membuat kuping terasa mendengung lantaran lengkingan yang tak tertahankan.
"ono opo to mas?" tanya umi pada orang yang berteriak tadi sambil menggedong bayi mungil nan tampan.
Azmi terbelalak melihat umi kesayangannya tengah menggedong seorang bayi.
Setelah beberapa menit bengong azmi mulai menyadari bahwa perut uminya sudah tak lagi besar yang menandakan bahwa yang digendong umi adalah adiknya.
"enih dedeknya ami ya mi?" tanya azmi sambil menujuk ke arah bayi tersebut.
Umi mengangguk dan tersenyum seakan-akan memberi tanda bahwa itu benar adiknya yang baru lahir.
Terlihat wajah azmi berseri-seri lalu secara naluri mencium pipi adiknya dan lupa akan yang ia cari tadi sambil berteriak memanggil uminya.
...
Pukul 15:11 azmi tertidur di dekat adiknya tiba-tiba datang suara dari luar kamar yang tidak terlalu kencang namun dapat membuat azmi terbangun.
"bremmm citt titin migil-migil titin" suara seseorang yang tengah bermain mobil-mobilan di ruang tamu.
Azmi pun keluar dari kamar dan perlahan menutup pintu kamar namun abi menyela.
"dedeknya ko di tinggal sendiri mas"
"tapi emas mau kelual bi" jawab azmi sambil mengucek kedua matanya.
"ya sudah abi yang jaga deh dedeknya" ujar abi sambil masuk ke dalam kamar.
Azmi pun berjalan setengah terpejam menuju ke arah ruang tamu, ternyata di ruang tamu sudah banyak sekali orang namun matanya langsung tertuju kepada seorang gadis kecil.
Gadis kecil itu melabaikan tangannya ke arah azmi sakan memberi tanda.
Azmi pun langsung berjalan kearah gadih tersebut ternyata itu adalah devi teman intan.
Azmi sempat tertipu karena ia salah menebak orang, azmi pikir itu adalah intan ternyata ia salah orang.
Namun dari arah belakang sofa ada suara langkah kaki dan bunyi suara mainan yang tengah di jalankan manual.
"ami" sapa intan pada azmi.
Azmi hanya tersenyum dan langsung berdiri, menghampiri intan yang berada di antara celah sofa.Terlihat wajah devi yang cukup kesal. Pada perlakuan azmi terhadapnya.
"ami,, dedeknya ana? " tanya intan pada azmi.
"da di alam" jawab azmi sambil tersenyum manis.Lalu umi laila mempersilakan tamu untuk melihat anak keduanya yang tengah di ayun oleh abinya.
...
Waktu berjalan dengan cepat hingga tahun-tahun pun berlalu.
Kini aku dan azmi duduk di bangku taman kanak-kanak yang cukup jauh dari rumah ku dan azmi.
...
"katanya keluarga intan mau pindah rumah ya bi" tanya umi kepada abi.
"iya mi,, bulan depan katanya" jawab ambil sambil menyeruput kopi.
Setelah beberapa hari kepindahan rumah intan pun dipercepat, umi dan abinya azmi membantu kepindahan keluarga ku.
"intan mau pindah ya?" tanya azmi pada intan, terlihat raut wajah lesu dan hampir menangis milik Azmi.
"ibu bilang ke aku mau pindah ke jambi mi" jawab intan dengan nada polos tanpa memikirkan perasan azmi.
"jambi dimana?" tanyanya lagi dengan rintihan pada intan.
"Ngga tau juga tapi kata ibu jauh banget dari sini" jawab intan sambil menatap azmi.
Azmi terus menayakan ini itu dan terus membujuk intan agar tetap tinggal di sini.
Semakin dilihat azmi semakin menangis dan sesekali ia bertanya apa salahnya pada intan, maklum saja mereka masih anak-anak.
Intan hanya diam karena masih sangat bingung dengan pertanyaan yang terus dilontarkan oleh azmi, belum lagi tangis yang kian keras.
"intan inget ya kalau sudah besar jangan lupain ami,, terus ini untuk intan" ujar azmi pada ku sambil terus menangis dan memakaikan sebuah gelang besar yang dibelakang gelang terukir indah nama ku dan dia.
"ami juga inget selalu ya dengan ku.. nanti kalau sudah besar kita sama-sama lagi" ujar ku pada azmi sambil menyodorkan jari kelingking.
Sambil berjanji azmi berbisik ia berkata "inget ya" intan tersenyum dan mengangguk.
Dan ternyata azmi masih memberikan sebuah kota musik berkuda.
Bersambung...
Jangan lupa tinggalkan komen & votenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IMPIAN MASA KECIL KITA
Novela JuvenilBercerita tentang seorang gadis berjilbab dan seorang lelaki berpeci yang memiliki impian yang sama.