30

155 12 0
                                        

"Ngga usah di liatin, ayo jalan nanti ketinggalan yang lain___

***

Kejadian semalam membuat ku kurang tidur bahkan sekarang bawah mata ku mulai menghitam, beberapa orang mulai membuat candaan dengan kantung mata ku.

Aku tak bisa marah dengan teman-teman yang membuat candaan dengan kantung mata ku awalnya aku ingin memukul ardi tapi aku malah menginjak rok ku sendiri al hasil aku jatuh menimpa tia, suasana semakin ramai karena celotehan tia.

Di sela tawa dan candaan kami terdengan suara lembut dari luar "assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" jawab semua orang di ruangan ini.

Sebelum mata ku melihat siapa yang mengucapkan salam, seseorang sudah berlari dengan bahagianya ke arah pintu masuk.

"Umi?" Ucapnya dengan senyum bahagia.

"Pelan-pelan nak, azmi dimana ya?" Ucap perempuan yang di panggil umi barusan.

"Azmi di atas umi, bentar lagi turun umi. Mari duduk umi" ucap siti dengan sopan dan ramah.

Semua yang ada di ruangan mulai menyadari bahwa yang datang adalah umi dari azmi yang datang jauh-jauh dari porbolinggo untuk menemui anaknya.

Aku masih dalam posisi yang sama duduk di lantai melihat umi azmi yang duduk dengan siti, pupil ku mulai membesar lantaran azmi berlari dari atas ke lantai bawah dengan riangnya.

"Intan,kita ke taman belakang yuk?" Tawar kak fanny pada ku, dengan cepat aku mengaguk lalu berdiri di iringi tia, ardi dan dimas.

***

Aku, tia, kak fanny, ardi dan dimas bermain sampai petang di akhiri dengan candaan ardi yang benar-benar mengocok perut.

Ternyata di dalam ruang tamu keluarga azmi sedang membicarakan sesuatu dengan cukup serius terlihat dari wajah azmi yang lesu.

"Intan, ayuk naik" ucap kak fanny.

"Duluan aja kak, nanti aku nyusul" ucap ku dengan iringan senyuman.

Aku yang penasar bersenbunyi di balik tembok, sebenarnya aku tidak ingin menguping pembicaraan orang lain tapi perasan ku tidak tenang karena wajah azmi yang kian lesu.

"Umi dateng kesini cuman mau mastiin kalau calon mantu umi baik-baik saja" ucap umi tanpa beban bahkan terlihat bahagia begitu pula dengan siti.

Rasanya ada sesuatu yang memanas di dalam perasaaan ku bahkan kini kaki ku mulai lemas tubuh ku kian merosot ke bawah, tanpa perintah air mata ku mengalir ada apa dengan ini semua?

Bukan hanya aku yang terlihat tak berdaya bahkan ku liat di belakang siti, aban sedangan menahan sedihnya. Tanpa aba-aba aku dan aban berjalan bersamaan tanpa kami berdua sadari.

"Ini sudah berakhir" guma ku dan aban di saat yang bersamaan.

***

"Umi, bukannya ini terlalu cepat ya?" Ucap azmi dengan spontan dengan nada suara lembutnya.

"Mas, kita udah bicarain dan kedua keluarga sudah setuju jadi kalian berdua sudah di jodohkan, jadi kalian mulai sekarang ta'aruf" jawab umi dengan ringan tanpa menghilangkan senyum.

Terlihat wajah siti yang bahagia tanpa ia tutup-tutupi berbanding terbalik dengan azmi yang wajahnya kini kian lesu bahakan tak berdaya.

Azmi tak mampu menolak permintaan kedua orang tuanya bukan sifatnya untuk bersitegang dengan orang tuanya.

Walaupun kini umur keduanya masih sangat muda bahkan hitungan bulan mereka baru lulus SMA. Mau bagaimana lagi walau hati menolak tetapi demi umi yang di cintainya ia tak bisa berbuat apa-apa lagi.

Satu kata terucap dalam hati tanpa suara "maaf" kata penuh makna untuk mereka.






Assalamulaikum semuanya untuk para readrs ku sekalian

Novel IMPIAN MASA KECIL KITA akan segara tamat jadi aku cuman mau tanya apakah kalian masih betah baca atau udah bosan ni sama jalan ceritanya

Tolong komen ya. Aku ingetin lagi ni tolong votenya itu sangat berarti bagi ku

IMPIAN MASA KECIL KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang