24

175 13 0
                                    

"aku tak melihat mu saat-" ucap azmi terpotong

"Emm itu karena aku ke toilet tidak hati-hati jadi aku terpeleset dan baju ku basah" bohong ku padanya tetapi tidak seratus persen bohong.

"Haha intan-intan ternyata kamu masih orang yang sama, maksud ku sama emm selalu ceroboh" tawa Azmi di selingi candaan khasnya.

Dalam hati aku mengumpat tetapi yang dikatakan Azmi benar adanya mengingat dulu aku sempat terjungkal karena terserimpet kaki sendiri.

Masih dalam posisi duduk aku dan Azmi di kejutkan oleh seorang gadis yang memakai jilbab berwarna merah maroon.

Azmi tampak biasa saja akan kedatangan gadis itu bahkan Azmi sempat tersenyum ramah sedangkan aku hanya diam mematung sampai sang gadis berbicara.

"Mi kamu dari tadi dicariin sama yang lain" ucapnya dengan sangat manis berbeda dengan yang ku lihat semalem.

"Aku sudah bilang ko ti" jawab Azmi santai dengan senyuman.

"Aku boleh ikut duduk?" Tanyanya dengan nada rendah tetapi tidak menginginkan penolakan.

Aku hanya tersenyum dan mempersilahkan ia duduk, ia duduk di tengah memisahkan aku dan Azmi.

Lalu Azmi memperkenalkan aku dengan gadis itu dan aku baru tahu bahwa namanya tak secantik sifatnya.

"Siti putri aisya, nama yang sangat cantik" ucap ku di selingi senyum tanpa arti.

"Emm namanya memang cantik tetapi Siti itu ceroboh sama seperti mu kalian 11-12 lh" ucap azmi sambil meledek.

Dan di akhir kalimat aku dan Azmi tertawa bahkan aku sempat memukul tangan kanannya dengan pelan.

Berbeda dengan aku dan azmi, siti malah berdiri dan berjalan meninggalkan kami berdua namun dengan sigap azmi berdiri menghampiri Siti.

"Udah dulu ya, aku balik ke penginapan sama siti. Kasian Siti dari tadi muter-muter cari aku" ucap azmi lalu kembali mengejar siti tanpa mendengar balasan ku.

"Emm ok" ucap ku pasrah sambil terus menatap punggung azmi dan siti, ku lihat azmi juga tampak menghibur siti.

Skip...

Hari ini aku sudah harus kembali ke Jambi namun anggota keluarga yang lain masih menginginkan aku dan keluarga lebih lama namun ayah memastikan kepada nenek bahwa akan berkunjung lagi.

Sesampainya di rumah aku memilih untuk langsung mandi dan beristirahat sejenak. Ku lihat ponsel ku penuh dengan notifikasi pesan dari Leni sahabat ku.

Aku tersenyum karena isi pesannya penuh dengan ocehan yang ia sertakan umpatan namun itu lh leni.

Sambil membalas pesan dari Leni, aku melihat beberapa snep wa ku lihat foto azmi dan siti yang tengah mengaji sambil sesekali membenarkan ayat yang di baca.

Dalam hati aku iri dengan segala aktivitas yang dilakukan oleh Azmi dan siti mengingat bahwa Siti juga ambil bagian dalam syubbanul muslimin.

Namun aku bisa apa? Aku hanya teman masa kecilnya mungkin ini saatnya aku mulai melupakan janji kami.

Kami sudah bukan anak berumur 8 tahun yang suka mainan rumah-rumahan atau bermain jadi raja dan ratu.

Harusnya aku berpikiran terbuka bahwa mana ada janji yang akan di tepati mengingat itu adalah janji yang di buat 8 tahun yang lalu.

Tanpa di minta cairan bening keluar dari mata ku yang tanpa ku perintahkan sudah membasahi pipi cabby ku.

Bersambung...
Jangan lupa tinggalkan komen & votenya

Kunjungi juga IG ku @intanputri__p

IMPIAN MASA KECIL KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang