16

230 16 2
                                        

Tepat pukul 18:06 rombongan karya wisata ku sudah tiba di alun-alun kota Yogyakarta.

Sangat ramai bahkan tangan ku sudah di genggaman cukup kuat oleh ila, entah sejak kapan ia mulai menggenggam tangan ku.

"Intan jangan jauh-jauh dari aku, nanti kalau kau ilang rombongan kita susah nyarinya, kau kan kecil"

"Mungkin kata-kata itu lebih cocok untuk mu la, bukankah dari tadi kau yang pegang tangan ku sangat erat" gumam ku dalam hati.

***

Entah sejak kapan aku dan ila mulai berpisah, seingat ku ia masih menempel pada ku beberapa menit yang lalu.

Bruuuk...

Ku dapati seseorang dengan sengaja menabrak ku, aku jatuh dalam posisi duduk dan aku ingat gadis yang menabrak ku barusan.

"Ikut aku" ajaknya pada ku sambil menarik tangan ku cukup kuat, bahkan ku rasakan pergelangan tangan ku sudah memerah.

Sampai lh aku dan gadis itu di bawah pohon yang cukup sepi dan jauh dari keramaian.

"Bukankah aku sudah memperingati mu untuk menjauh dari Azmi, apa kau tidak mengingatnya"

Selagi ia terus berbicara aku hanya mengusap pergelangan tangan ku yang sudah memerah karena ulah gadis itu.

"Bisakah kau lebih sopan terhadap ku" jawab ku ketus sambil menatapnya lurus.

"Aku tak ingin buang-buang waktu, aku tidak ingin bermain-main terhadap apa yang ku katakan, jauhi Azmi atau ku beri sesuatu yang tak akan pernah kau lupakan seumur hidup mu" ancamannya pada ku barusan tanpa ku gubris.

Sudah lah aku malas mendengarkan ocehannya itu jadi aku hanya memutar bola mata ku dengan malas. Sebenarnya Gadis ini siapa si.

Hingga pada akhirnya ia mulai membentak ku "hai kau dengar ga si"

"Tak perlu berteriak, kuping ku masih sangat sehat" jawab ku santai.

Gadis itu mulai tak sabar dengan ku, ia mulai berjalan dengan pelan ke arah ku hingga akhirnya.

"Intan" suara Azmi yang separuh berteriak membuat gadis itu terkejut dan berakhir dengan ia yang berlari.

Selagi Azmi berlari menuju ke arah ku, aku hanya tersenyum melihat tingkahnya yang masih sama seperti dulu.

Sampai di hadapan ku Azmi mulai ngos-ngosan dan untungnya ia tak berkeringat jika ia berkeringat aku pasti sudah tertawa.

"Azmi kamu berlari tidak terlalu jauh dari ku, masa ngos-ngosan begitu"

Ia hanya tersenyum dan akhirnya duduk di bangku dekat aku berdiri "in-tan ak-u ca-pe-k"

"Tunggu di sini aku akan belikan minum, jus mangga kan" tanya ku.

"Iya, ternyata masih ingat" jawab Azmi sambil tersenyum.

***

Pada akhirnya aku dan Azmi hanya uduk saja sambil minum jus mangga dan jajanan malam.

Kami bahkan berdiri serempak hanya untuk melihat kembang api, aku senang melihatnya dari dekat. Senyumnya tak berubah sedikit pun.

Azmi POV

Hanya duduk saja aku dan intan, ku lihat ia tampak semangat menceritakan tentang kehidupannya di Jambi.

Hingga pada akhirnya aku mulai merasakan bahwa aku sudah cukup lama menahan rindu untuk beberapa tahun yang lalu.

Aku ingin dia tahu bahwa aku sangat senang bertemu dengannya, aku ingin memeluknya tapi aku ingat batasan ku.

"Mi waktu liburan ku tinggal 2 hari lagi"

Aku terkejut ia berbicara begitu padahal aku mulai nyaman bercanda dan bercerita tentang kehidupan ku.

Namun aku sadar pertemuan tidak akan bisa bertahan lama, intan andai kau tahu seberapa besar aku ingin terus di dekat mu.

Mungkin kita akan bertemu lagi di kemudian hari dan pada saat itu juga tolong tunggu aku sebentar lagi ya.












Jangan pergi untuk ke hati yang lain dan jangan pernah berhenti menatap ku dengan mata indah mu.

***

Gimana ceritanya hari ini?
Semoga kalian suka ya ☺️

Kalau bisa mampir baca novel baru ku

Kalau bisa mampir baca novel baru ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











Jangan lupa tinggalkan komen & votenya

Kunjungi juga IG ku @intanputri__p

IMPIAN MASA KECIL KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang