Aku rindu sekali raga ku yang riang, sekarang seketika mengabu dan lebam, aku rindu sosok imajinasi ku si Tuan Biru, perlahan hilang tergantikan oleh yang nyata, malah menimbulkan luka. Dia masih bukan Biru. Sekarang dia tak lagi ada. Katanya, seseorang datang dan pergi, jadi ya sudah, semoga dia tak pernah kembali.
Lupakan soal dia, sekarang, aku masih terus bertanya pada semesta, adakah Tuan Biru untuk hidup ku, barangkali satu untuk selamanya?
Tuan Biru, kapan kita bisa bertemu?
17 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERPRETASI
De TodoBukan sebuah kisah, puisi, atau ungkapan manis yang membuat tenggelam dalam khayal sampai kelopak mata mu sulit untuk terpejam. Sekadar asumsi sampah- residu isi kepala yang rasanya mubazir jika dibiarkan larut bersama waktu. Slow update•••• hanya...