Tak ada yang bisa digantikan atau diulang dengan replika yang sama, setiap peristiwa memiliki sisi emosi nya tersendiri, tergantung bagaimana cara merespon nya.
Ada yang sudah putus dari kekasihnya sangat lama, padahal menjalin hubungan yang singkat tapi belum juga sembuh dari patah hatinya. Sementara ada yang hidup bersama puluhan tahun yang memiliki ikatan resmi (diakui oleh agama dan negara), kemudian bercerai, lantas rasanya cepat sekali lupa dengan cinta yang pernah ada. Ya, kedua hal itu bukan angan semata, tetapi ada dan nyata.
Dua hal di atas, menggambarkan ada yang masih terikat emosinya di masa lalu yang jauh (padahal memori indahnya sangat sedikit), ada pula yang lupa akan semua hal yang pernah indah (walau berjangka waktu panjang pernah bersama) sekejap lenyap.
Semua yang sudah jauh tertinggal pada masa lalu (tak dapat dihilangkan / diulang) entah yang masih tersangkut emosi atau tidak, sebuah peristiwa itu pernah ada disana, bersama siapa pun itu, mereka adalah keabadian.
Tidak apa jika saat ini Anda tidak lagi ada disini atau mungkin semua yang membekas untuk saya tak pernah Anda anggap penting. Setidaknya, kata Hindia, di masa lalu kita abadi. Kita sebatas pernah walau tak sampai.
27 Oktober 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERPRETASI
RandomBukan sebuah kisah, puisi, atau ungkapan manis yang membuat tenggelam dalam khayal sampai kelopak mata mu sulit untuk terpejam. Sekadar asumsi sampah- residu isi kepala yang rasanya mubazir jika dibiarkan larut bersama waktu. Slow update•••• hanya...