INTERPRETASI

Terakhir Yang Saya Ingat

Mungkin ini akan menjadi kaset rusak yang saya sampaikan, lagi lagi ingatan ini.

Kamu, yang waktu itu belum menjadi Anda, mengajak ku untuk menikmati makan malam di luar.

Topik pembicaraan mu aneh, tapi aku sudah menebak arahnya kemana, kita terus melakukan perdebatan di atas kendaraan roda dua itu, sambil menuju tempat makan.

Sampai disana, kita masih meributkan hal yang sama. Kamu berbicara bahwa kamu punya pemikiran (sebelum saya menyadari bahwa Anda tukang tipu) kalau kamu tidak ingin memiliki ikatan dengan siapa pun, tidak ingin memiliki keluarga, dan sebagainya.

Di lanjut dengan alasan bahwa Mama mu tidak menyetujui kita, walau mama mu sangat baik selama ini, kata mu, itu bukan berarti dia bisa menerima ku untuk dapat bersama anda, kata mu (yang dulu saya percaya).

Saya tahu jelas arahnya kemana, hingga kita sempat ragu, apakah sudahi atau tetap ada.

Hingga kamu memberanikan diri untuk mengatakan kita usai. Sebelum pulang, kamu berkata kita akan berputar 3x pada jalan raya yang sepi.

Saya memeluk Anda ketika itu, rasanya sedih bercampur kecewa, kecewa bahwa semua yang pernah terjadi kenyataannya harus selesai.

Di atas kendaraan, dengan hoodie hitam Anda, saya menangis. Semua yang pernah kita lalui, seketika bermunculan di kepala saya. Dan saya berpikir jika di tambah musik Kunto Aji - Pilu Membiru, ini sudah sangat FTV.

Di atas motor, saya yang masih bimbang, berkata, "bercanda kan?", kata mu "untuk apa? Aku udah berani, kenapa labil?"

Saya tersentak, saya tahu bahwa memang Anda tidak lagi menginginkan kita. Jadi karena ego saya yang merasa seperti Oh, fine. Akhirnya menyetujui semua yang sudah terucap.

Dan akhirnya, sampai juga Anda menghantarkan saya kembali, Anda berkata "Kalau butuh sesuatu, bilang aja ya." ucap mu sambil mengelus pundak saya. Saya hanya bisa terdiam, tanpa mengucapkan apapun, saya meninggalkan anda.

Malam terasa panjang, kepala saya sakit, air mata saya tidak mau berhenti mengalir, di tambah lagi, saya mendramatisir dengan menyalakan lagu Kunto Aji dan lagu kesedihan lainnya.

Hingga saya hanya tertidur 5 menit. Pagi nya, saya harus bergegas kuliah. Saat itu, sebelum berangkat, saya memutuskan untuk pergi bersama Anda. Dan kita sempat mengalami negosiasi lagi, dan kita memutuskan kembali bersama (mungkin saat itu, Anda hanya iba karena melihat mata saya yang bengkak).

Saat di kampus, tentu saja, ada yang menyadari bahwa mata saya sebesar bola bekel. Dan saya hanya bilang gapapa.

Saya ingat sekali, saya duduk di sebelah teman dekat saya (seorang pria), saya menceritakan apa yang terjadi, lalu dia bercerita kalau semua ini pasti ada kaitannya dengan perempuan itu. Teman saya memberi tahu siapa orangnya. /kebetulan, saya, dia, dan perempuan itu satu kelas./Dan ya, sebelumnya kami (saya dan dia) pernah bertengkar karena perempuan itu. Namun dia terus mengelak bahwa perempuan itu penyebabnya.

Kemudian saat seusai kelas, saya pergi dengan Anda. Kemudian kita membahasnya hubungan ini lagi, dan Anda berkata bahwa sebenarnya Anda juga tidak bisa meneruskan nya untuk saat ini (kondisi saat itu), Anda berkata bahwa Anda akan kembali (hanya saja bukan saat itu, mungkin di masa depan, kata Anda).

Lalu saya menyetujui nya, karena saya melihat fakta bahwa Anda tidak lagi menginginkan adanya hubungan apapun di antara kita. Kata Anda, kita masih dapat berteman baik.

Selang beberapa hari, kita sempat terlibat amarah lagi. Rasanya amarah sering datang pada kita. Dan satu hari, kita pergi ke BK, salah satu tempat makan favorit saya, kita berbicara seperti biasa, tawa juga sempat ada, ternyata itu hari terakhir kita berkomunikasi langsung.

Selanjutnya, di hari-hari yang berjalan, terlihat jelas, semua yang kita perdebatkan tentang perempuan itu benar adanya. Dan terakhir yang saya ingat, Anda adalah seorang penghianat.

Tidak ada hari ini, esok, lusa, atau ribuan tahun lamanya lagi. Tanpa perlu menyampaikan 'banyak hal yang belum sempat terucap'. Kita usai.
- Saya.

27 Oktober 2020.