What a sick, sick feeling
To let you go, my dear
'Cause I was not prepared to
Let you go, let you go
I used to turn you on
I used to be by your side
And now the rest is leaving me behind/Sick Feeling - Boy Pablo/
Memori yang pernah hadir, rasanya seperti deretan adegan film. Dari yang paling membuat hati senang hingga menembus langit ke tujuh, sampai yang membuat mata membengkak seperti kodok zuma.
Banyak aktor/aktris yang melintas dalam memori, tapi kali ini, izinkan saya untuk membagikan beberapa adegan yang pernah saya lalui bersama Anda. Oh, ini bukan berarti saya ingin Anda hadir lagi dalam kehidupan saya, bukan juga saya ingin mengulang nya bersama Anda, serta bukan pula saya tidak bahagia di kehidupan saat ini.
Saya tidak ingin menjadi seorang munafik, saya mengakui bahwa pernah senang dan bahagia ketika bersama Anda.
Menyusuri sepanjang jalan Soekarno-Hatta pada malam hari, berhenti di banyak lampu merah, berpijak pada rumput sintetis basah, berbicara banyak hal, berkelana dalam ruang bawah tanah Masjid di kota Bandung, melewati panas yang terik sepanjang 17 Km lebih hanya untuk satu gelas Jus, menonton film dengan jam paling akhir, makan dimsum di DU, menikmati minuman dan roti bakar di rooftop sambil bermain UNO, menyusuri jembatan yang ada di Ciwalk dan membeli gantungan kunci, membeli Takjil ketika sore menjelang magrib, berburu jaket di Gede Bage, menerima hadiah boneka beruang berukuran besar dan satu lusin donat memperingati satu tahun, memilihkan baju, makan pagi di Gerbang Lama, naik mereta menuju Kota Tua, berjalan kaki menuju stasiun saat saya telah selesai dari perlombaan di PKR (Pusat Kebudayaan Rusia), mengunjungi Anda ketika Anda sakit, berdansa saat acara inagurasi, menghantarkan Anda ke puskesmas terdekat saat saya tahu sedikit lagi saya akan telat masuk kelas, jalan kaki untuk menemukan ujung Pasar Kaget yang diadakan setiap minggu, dan masih banyak hal yang kita (ketika itu) lewati bersama.
Saya tidak ingin menjadi seorang yang munafik. Ya, saya senang melakukan itu bersama Anda. Tidak apa, jika Anda lupa. Sebanyak apapun itu, nyatanya saya tidak ada artinya, ya? Karena dengan mudah Anda pergi bergitu saja dengan ringan mengucapkan Selamat Tinggal.
Lagi-lagi saya hanya bisa berkata, tidak apa, mungkin memang saya mencintai Anda sepenuhnya, sedangkan Anda mencintai saya seadanya.
Serta bagi saya, Anda tetap aktor utama dalam salah satu film favorit saya. Terima kasih ya, walau dengan akhir yang tidak baik-baik saja.
Dari saya, yang segera menjelma menjadi teman lama Anda (10 tahun dari sekarang) yang kebetulan waktu itu sempat bersama.
16 Oktober 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERPRETASI
RandomBukan sebuah kisah, puisi, atau ungkapan manis yang membuat tenggelam dalam khayal sampai kelopak mata mu sulit untuk terpejam. Sekadar asumsi sampah- residu isi kepala yang rasanya mubazir jika dibiarkan larut bersama waktu. Slow update•••• hanya...