"Ta... Tap.. Tapi bukankah Tuan sudah berjanji?" gadis itu tercekat dan terbata-bata dengan apa yang ingin ia utarakan. Tuan tersenyum sinis, tangan kanannya mengibas ke udara.
"Memang, adakah materai dan tanda tanganku?" mata elang Tuan tidak lepas dari gadis yang menatapnya nanar. Dasar wanita bodoh! Pikir Tuan yang kini melangkah menjauh pergi.
"Ah.. Tentu saja, seharusnya saya tidak perlu menggenggam angin, Tuan!" tangan gadis itu terkepal, gadis itu sontak tertawa riang, akhirnya setelah sekian lama sadar akan kebodohannya yang telah mempercayai omong kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERPRETASI
RandomBukan sebuah kisah, puisi, atau ungkapan manis yang membuat tenggelam dalam khayal sampai kelopak mata mu sulit untuk terpejam. Sekadar asumsi sampah- residu isi kepala yang rasanya mubazir jika dibiarkan larut bersama waktu. Slow update•••• hanya...