sorry sebab lambat update. Lepas ni mungkin saya akan update dengan pantas sebab saya berjaya sampai rumah dan banyak masa terluang. heheheheh!
Selepas makan tengah hari, Jelita dan Mia duduk di ruang tamu. Menunggu ibu dan ayah. Jelita sudah mengagak situasi tersebut akan terjadi namun dia masih buntu. Apakah yang tidak kena? Tempoh rawatannya telah tamat dan dia tidak menipu kali ini.
"Kakak, it okey," kata Mia bagi memecahkan kebisuan antara mereka.
Jelita sekadar tersenyum. Ibu dan ayah melangkah ke ruang tamu. Mereka duduk bertentangan dengan Jelita. Lama mereka merenung Jelita membuatkan Jelita gelisah.
"Kenapa ibu, ayah?" tanya Jelita.
Dia menutup riak gelisahnya.
"Macam mana kamu belajar dekat sana? Okey ke semua? Makan pakai? Asrama okey?" tanya ibu.
Jelita tersenyum.
"Semuanya okey. Cuma biasalah gaduh sikit. Student, kan. The rest, okey aja," kata Jelita.
"Gaduh?" tanya ayah.
Jelita terus jadi panas punggung.
"Hal kecil aja. Ayah jangan risau, Jelita tak macam dulu. Kali ni matang sikit," Jelita cuba untuk membela diri.
"Wahhh, kakak memang fighter," kata Mia.
Mereka ber-hi five. Tajam ayah merenung.
"Jelita dah tak macam dulu. Trust me. Jelita tak pukul orang dah," kata Jelita.
"Bukan itu yang ayah risaukan. Ayah tak nak kamu yang kena dengan mereka. Kamu bukan zaman sekolah menengah lagi," ayah cuba mengingatkan.
"Tak ayah, kali ni Jelita sikit pun tak sentuh dia orang. Jelita settlekan dengan matang," kata Jelita dengan tenang.
"Ayah bukan apa, cuma risau," kata ayah.
Jelita mengangguk dan tersenyum. Kalaulah mereka tahu, Jelita balas perbuatan mereka lebih teruk dari sebelum ini. Kalaulah mereka tahu Jelita macam mana, pasti mereka memilih untuk Jelita pukul dari membalas dendam dengan cara halus sebegini.
"Kamu dekat sana cukup duit? Duit buku, duit makan, duit belajar?" tanya ibu.
"Perfect, bu. Terima kasih ibu, ayah," kata Jelita.
Wajah ibu kelihatan marah. Jelita cuba untuk merungkai segalanya tetapi dia tetap buntu.
"Kemarin ada orang datang," kata ayah.
Berkerut dahi Jelita.
'Masuk meminang ke? Kalau untuk aku, confirm aku tolak. Kalau betul, harapnya untuk Mia,' desis hati Jelita.
"Kamu ada buat kerja sambilan tanpa pengetahuan kami ke?" tanya ayah.
Jelita terkedu.
'Ayah ada pasang spy ke? Jadi ayah tahu ke pasal Aaric? Adakah ayah akan jauhkan aku dari Aaric? No in fucking million way!' kesah hati Jelita.
"Jujur dengan ibu, Jelita," kata ibu.
Kelembutan pada suara ibu melemahkan Jelita. Penyudahnya, dia mengangguk. Mengiyakan.
"Kamu kerja apa? Dekat mana?" suara ayah naik satu oktaf.
Lama Jelita membisu sebelum mula membuka mulut.
YOU ARE READING
Medicine
Mystery / ThrillerJelita lahir dari keluarga yang senang dan hal itu menyebabkan dia sedikit sombong. Setiap hari hidupnya mengundang hasad dan dengki di hati yang lain. Namun, dia sendiri terkadang sengaja menjentik perasaan cemburu di hati orang sekelilingnya. Bagi...