Pundak Jesica ditepuk lagi, namun tepukan ini agak sedikit kencang dari yang tadi.
"Mau lo apasih?!" Jesicapun berbalik kearah orang tersebut.
Jesica terdiam. Ia tak bisa berkata-kata lagi. Mulutnya seketika seperti di kunci oleh seseorang dan kuncinya di buang entah kemana hingga ia tidak memdapatkannya dan tetap bertahan dengan posisi mulut terkunci.
Ngomong apasih?- Author
"Hai, Jesi-----ca"
"Lo siapa? Tahu dari mana nama gua?" Tanya Jesica dengan sedikit ketakutan.
"Huft..." Pria itu menghela nafasnya dengan sabar
"Jawab gua, tahu dari mana nama gua?" Jesicapun berdiri dari duduknya dan beranjak ke hadapan pria tersebut.
"Baju" Jawab pria itu dengan singkat.
Benar saja, Jesica sekarang memakai baju berlengan pendek dan berwarna kuning dengan tulisan "Jesica imut" di belakan bajunya. Kalian pasti taulah itu kerjaan siapa, siapa lagi kalau bukan manusia yang membuat Jesica kesal sekarang ini.
"Oh, ada apa?" Tanya Jesica to the point.
"Nih anak kenapa sih? Sok akrab banget dah," batin pria tersebut.
Pria tersebut mengangkat sebelah alisnya dan memasang muka bingung.
"Lo ada perlu apa? sampai-sampai tidak membiarkan Jesica yang terlampau imut ini bermain Pou" Ucap Jesica dengan sangat percaya diri.
"Pasti minta nomor hp nih orang. Kerjain ahh hahahaha" batin Jesica
Pria tersebut melihatkan sesuatu pada Jesica, Jesica tertegun.
"Lo yang lempar ini kan?" Tanya pria tersebut sambil mengangkat botol air mineral.
"Hehehe... maaf gak sengaja. Lagian sih.." Belum juga Jesica selesai bicara pria itupun langsung menyela.
"Lagian, lagian, lagian. Lo tau gak ini tuh taman?!" Ucap pria itu dengan nada yang sedikit tinggi.
"Iya gua tau kok ini tuh taman, gua sering kesini ama Devano dan gua juga suka..."
Ucapan Jesica terhenti saat satu tangan milik pria tersebut memegang dagunya dan pria itu menciumnya di bibir. Bukan lumatan lembut ataupun kasar, lebih tepatnya kecupan singkat.
Jesica terdiam. Badannya terasa sangat kaku, matanya membulat sempurna. Ia masih syok dengan kejadian beberapa detik tersebut.
"Gausah banyak bacot. Nih, buanglah sampah pada tempatnya bukan ke sembarang tempat" ucap pria tersebut mengambil tangan Jesica yang masih kaku itu dan memberikan botol air mineral yang Jesica lempar kearahnya tadi.
"Hei. Ini minuman lo, maaf telat" tiba-tiba suara pria berasal dari belakang Jesica mengagetkan Jesica.
Jesicapun berusaha agar terlihat normal di depan kedua pria yang tak ia ketahui ini.
"Ok thanks akza" ucap pria yang mencium Jesica tadi dengan sangat tenang.
Baru saja Jesica ingin meninggalkan tempat tersebut, namun teman dari pria yang menciumnya tadi itu menahannya.
"Siapa cewek ini?" Tanya teman pria aneh itu yang diketahui namanya Akza.
"Dia bukan siapa-siapa kok," ucap pria aneh tersebut.
"Beneran bukan siapa-siapa?" Tanya Akza memastikan.
Jesica bingung dengan percakapan kedua pria aneh ini.
Apa sebenarnya hubungan mereka? Kenapa sok romantis gitu? Make tanya-tanya hubungan gua sama pria gila itu? Apa mereka pacaran? Sangat membingungkan. Batin Jesica.
"Iya, dia bukan siapa-siapa kok. Sekarang kita pulang yuk gua laper" ucap pria aneh tersebut sambil mengacak rambut temannya itu.
Jesica yang melihat tingkah sok romantis mereka berdua itu bergidik geli.
"Aishh... cakep-cakep guy" ucap Jesica yang berhasil mendapat tatapan tajam dari mereka berdua.
Pria aneh tanpa nama itupun mendekati wajah Jesica. Jesica mundur satu langkah. Takut di anu lagi wkwk
"Lo, belum tau nama gua yah? Yaudah kenalin gua Rayan. Salam kenal Jesica," ucap pria aneh tersebut yang diketahui bernama Rayan.
Rayan dan temannya, ehh ralat bukan temannya, lebih tepatnya kekasihnya pergi meninggalkan Jesica yang masih kaku di perlakukan seperti itu.
Bersambung.....
Sedikit? Iya, emang sedikit kok><
Yang puasa jangan baca yeee><
Eh tapi gapapa dah dosanya tanggung sendiri hahahahaNext chap gak nih?
Don't forget guys....
Tinggalkan jejak vote kalian. Lopyu gaes :*Salam sayang dari Rayan
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sun || On Going
Teen FictionJesica aprilia. Seorang gadis yang selalu memiliki banyak keinginan yang belum pernah ia lakukan. Ceria,itulah dia dan selalu saja bermain dengan kalangan pria. Bukan hanya bermain dengan kalangan pria saja bahkan cara berpakaiannya saja persis sepe...