Misi

210 57 1
                                    

"Yakin kalian berangkat tanpa gua?" ucap seorang pria yang kelihatannya sedari tadi menunggu di depan gerbang rumah Devano.

Kalian pasti taulah, siapa yang menahan Devano dan Jesica buat berangkat ke sekolah. Siapa lagi kalau bukan kang guy.

Seketika muka Jesica berubah menjadi kusut bak baju Rayan yang belum disetrika.

"Lo,mau nebeng ama kita? Tapi kita pakai motor loh" ucap Devano.

"Kan lo punya mobil Dev, masa iya mobil lo yang uwaww itu dibiarin di kandangnya" ucap Rayan menggoda Devano agar mereka berangkat bareng.

Devano melihat kearah Jesica yang sedari tadi diam membisu.

"Gimana nih Jes?" tanya Devano dengan amat sangat pelan.

"Serah lu" ucap Jesica dengan tidak bersemangat. Ia kesal dengan kehadiran Rayan yang merusak suasana di pagi hari yang indah ini.

"Hemmm ... gimana yah?" pikir Devano sambil menggigit bibir bawahnya.

Jesicapun turun dari motor Devano, ia berjalan kearah Rayan.

"Yaudah, kita berangkat bareng aja. Keburu telat nih" ucap Jesica sambil melihat jam warna coklat yang bertengger di tangannya.

"Yaudah bentar yah, gua mau tukar kendaraan" ucap Devano

Devanopun kembali ke garasi untuk menukar kendaraannya.

"Heh, lo sengajakan bocorin ban mobil lo, biar berangkat bareng gua ama Devano" ucap Jesica pada Rayan yang sedari tadi senyum-senyum sendiri saat melihat Devano.

"Enggak kok. Ya emang takdir gua kali bisa berdampingan bareng Devano hahahaha" ucap Rayan dengan muka sok imut itu.

Pengen gua cakar juga nih anak - batin Jesica

Jesica menghela nafas kasar, ia tak habis pikir dengan isi otak Rayan.

"Lo kenapa sih suka ama sesama jenis, yakali pisang makan pisang. Mikirlah bego!" kesal Jesica.

"Bilang aja lo takut tersaingin," ucap Rayan sambil menyeringai sambil menatap remeh Jesica dari ujung kaki sampai ujung kepala.

Mendengar perkataan Rayan, Jesica tersedak ludahnya sendiri.

"Uhuk ... uhuk ... lo gak salah ngomong? Gua merasa tersaingi? Oh ya ampun masih ada juga yah orang tolol kek lo hahah"

"Heh Rayan, gua bilangin yah ke lo, Devano itu cowok normal, dia masih suka perempuan bukan kek lo yang geser gitu" ucap Jesica membalas remehan Rayan tadi.

Baru saja Rayan ingin mengatakan sesuatu, namun sang jaguar kesayangan Devano telah terparkir dihadapan Rayan dan Jesica.

"Ayok cepet naik, keburu telat nih" ajak Devano dari dalam mobilnya.

Jesicapun segera berlari dan mengambil kursi paling depan yang tepat berada di samping pengemudi. Ia tak ingin jika Rayan duduk bersampingan dengan Devano. Entah apa yang bakal terjadi jika Rayan di samping Devano, secarakan si Rayan itu guy :(

Skip...

Jaguar berwarna hitam itupun memasuki halaman parkiran sekolah, semua murid menatap mobil itu dengan mulut terbuka.

Tidak ada murid yang pernah membawa mobil Jaguar xf ke sekolah, kecuali Devano. Devanopun memarkirkan mobil kesayangannya.

"Haish ... mereka lagi, mereka lagi!" kesal Jesica saat melihat segerombolan siswi yang sedang bercengkrama.

My Sun || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang