"Gunting, batu, kertas!" ucap Hanan dan Rayan dengan kompaknya.Mereka ber-empat kaget saat melihat hasil dari permainan Rayan dan Hanan tersebut, dan yang kalah adalah....
HANAN!
"Yahahahahaha mampus tuh hahahaha" tawa Rayan, Devano, dan Jesica meledak.
Semua tatapan mengarah kemereka, seketika mereka bungkam saat menyadari mereka telah di tatap oleh penghuni kelas lainnya .
"Ayok cerita," ucap Devano yang sedari tadi penasaran.
Hanan menarik nafasnya lalu menghembuskannya dengan pasrah, "jadi tuh gini,"
Kring.... kring.... kring.....
"Pengumuman, bagi para CASIBA diharapkan kumpul dilapangan sekarang!" ucap kak Ulan terdengar dari pelantang suara.
Kemudian pelantang suara tersebut diambil paksa oleh seseorang "Dan bagi siswi yang bernama Jesica aprilia tetap stay dikelas. Terima kasih,"
"Lo apa-apaan sih Angga, gak adil tau gak?!" protes Ulan tidak terima.
Ya, yang menyuruh Jesica tetap stay dikelas adalah Angga, untung saja pelantang suara tersebut telah dimatikan oleh Angga sebelum Ulan protes.
"Lo gak tau apa-apa, jadi diem aja" ucap Angga seraya pergi menuju kelas Jesica.
Dan seluruh CASIBApun berkumpul dilapangan sesuai perintah.
Jesica POV
"Huft, punya trauma seperti ini sangat membosankan," gerutuku.
Sekarang aku berada didalam kelas sendirian, bingung mau melakukan apa, akupun melipat kedua lenganku diatas meja dan menaruh kepalaku diatas kedua lenganku.
Aku juga sebenarnya ingin berkumpul seperti teman-teman diluar sana, aku juga ingin memiliki teman yang sejenis denganku.
Tapi apa boleh buat, mungkin ini sudah takdirku. Seandainya dulu hal itu tak terjadi, mungkin hidupku akan lebih indah. Ahhh lupakanlah.
"Tidur yah?" tanya seseorang, siapa lagi kalau bukan kak Angga.
Yah, aku dengan kak Angga mulai sedikit akrab. Dia selalu menemaniku saat Devano dan teman lainnya berkumpul dilapangan.
Aku mendongakkan kepalaku melihat kak Angga.
"Enggak tidur kok kak, hanya bosan saja dikelas sendirian hehe" ucapku sambil memperbaiki posisi dudukku.
"Nih, gua bawain makanan. Gua tau lo belum sarapankan?" tanya Angga sambil menyodorkan nampan yang berisi nasi goreng dan segelas susu coklat kesukaan Jesica.
"Kak-"
"Jangan panggil kak, panggil saja Angga," sela Angga.
"Tapikan kak- eh, a-anu," ucap Jesica sedikit terbata.
"Udah, makan aja nih. Keburu dingin loh,"
Jesicapun mengangguk mengiyakan, dengan lahapnya Jesica memakan makanannya. Angga tersenyum saat melihat Jesica yang makan seperti anak berumur Lima tahun.
"Kalau makan itu hati-hati, ntar keselek loh," ucap Angga yang masih setia menatap Jesica.
"Uhuk ... uhuk ..." Jesica tersedak makanannya sendiri, sebenarnya ia risih sedari tadi Angga menatapnya.
"Baru juga dibilangin," Anggapun memberi segelas susu pada Jesica.
Jesica mengambil susu itu dari tangan Angga dan langsung meminumnya sampai setengah gelas.
"Saya sudah kenyang kak," ucap Jesica sembari membersihkan mejanya yang sedikit berantakan.
"Yaudah, kalau begitu saya mau memberi tahu soal apa saja yang diumumkan di lapangan" ucap Angga
"Emang ada sesuatu yang spesial yah kak?" tanya Jesica dengan raut wajah polosnya.
"Enggak juga sih, menurut gua."
"Emang apa kak? Gak sabar nih, pengen tau," ucap Jesica antusias.
"Besok hari terakhir kalian PLS" ucap Angga dengan santainya.
"Yah ... gak kerasa udah berakhir PLSnya," ucap Jesica dengan nada yang tidak senang.
"Tapi besok ada acara," sambung Angga.
Mendengar kata ACARA, wajah Jesica terlihat sangat gembira, "benarkah?"
Angga mengangguk mengiyakan pertanyaan Jesica.
"Tapikan," seketika Jesica terlihat murung lagi. Angga yang melihat ekspresi Jesica yang berubah-ubah itu hanya bisa menahan senyumnya.
"Kenapa lagi, hem?" tanya Angga.
"Walaupun ada acara, pasti tetap saja gua gak bisa ikut serta," kesal Jesica.
"Bisa kok, kata siapa nggak bisa," ucap Angga dengan spontan.
Seketika wajah murung Jesica tadi berubah menjadi gembira.
"Emang bisa kak?" tanya Jesica antusias.
"Bisa kok," balas Angga.
"YEAY!!!!!" teriak Jesica dengan senangnya.
"gue minta nomor lo," ucap Angga sambil memberikan ponselnya pada Jesica.
"Hah? Buat apa kak?" tanya Jesica.
"Ntar lo tau sendiri kok," ucap Angga.
"Hem, ok. Bentar yah," Jesicapun mengetik nomornya diponsel Angga.
"Nih kak" ucap Jesica sambil memberikan ponsel milik Angga pada tuannya.
"Ok, makasih. Gue balik dulu," ucap Angga beranjak dari duduknya.
"Em, kak" panggil Jesica pada Angga yang hampir sampai didepan pintu.
Angga membalikkan badannya kearah Jesica, " Ya? Ada apa?"
"Piringnya gak dibawah pulang kak? Ntar ibu kantin cariin loh," ucap Jesica dengan polosnya.
Angga menepuk jidatnya, "Ohiya, lupa."
Anggapun mengambil nampan yang ia bawa tadi, "gue kebawah yah."
Jesicapun mengangguk sambil tersenyum.
"Hehehe, maaf ngerepotin kak," ucap Jesica pada Angga yang sudah menghilang dibalik tembok kelas.
JESICA POV END
BERSAMBUNG.....
Jangan lupa VOMENTnya kakak, karna vote dan komen itu gratis, selagi gratis kuy voment.
See u next chap, jangan pernah bosan yah nungguinnya.
Sehat selalu guys....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sun || On Going
Teen FictionJesica aprilia. Seorang gadis yang selalu memiliki banyak keinginan yang belum pernah ia lakukan. Ceria,itulah dia dan selalu saja bermain dengan kalangan pria. Bukan hanya bermain dengan kalangan pria saja bahkan cara berpakaiannya saja persis sepe...