Kolam

124 32 6
                                    

"Jes, Jesicaaa..." Dengan sangat antusias Rayan membangunkan Jesica yang masih berada dialam mimpinya.

Rayanpun mengguncang-guncang tubuh Jesica agar dia terbangun, namun inilah Jesica, makhluk hidup yang susah dibangunin. Ingat! Susah di-ba-ngu-nin.

Bukan Rayan namanya kalau mudah menyerah, iapun mengambil ancang-ancang untuk mengerjai Jesica "KEBAKARAN, KEBAKARAN, BANGUN JE BANGUN, KEBAKARAN!!!" Teriak Rayan tepat ditelinga Jesica.

"Mana-mana? Siram cepet siram!" Kaget Jesica, sedangkan trio cowok itupun tertawa melihat tingkah Jesica yang kaget.

"Yak! Brengsek kalian, lo pikir ini lucu apa?! Kalau gua jantungan terus mati gimana? Mau tanggung jawab lo pada?" Kesal Jesica.

"Rayan tuh, gua gak ikut-ikut," ucap Hanan yang tidak terima diomelin Jesica.

"Iya ih, gua juga gak ikut-ikutan," ucap Devano.

"Hehehe lagian sih lo, dibangunin kagak bangun-bangun," cengir Rayan yang merasa tidak bersalah sedikitpun. Ck, dasar manusia.

"Eh Jes, udah sampai dibandung nih, mau kemana dulu? Ke apart atau jalan-jalan dulu nih?" Tanya Devano sang supir.

"Ke apart aja, gua capek," ucap Jesica yang tidak sedikit bersemangat.

"Seharusnya yang capek tuh gua, bukan lo, gua dah dua jam lebih nyetir, kalian mah enak," omel Devano.

"Dih, salah siapa coba yang gak mau gantian," ucap Hanan.

"Ho'oh bener tuh kata Hanbin," tutur Rayan membenarkan ucapan Hanan.

"Idih, Hanbin tuh suami gua yang merantau ke korea, jangan sama-samain suami gua ama tukang cilok," sindir Jesica.

"Tukang cilok lo bilang? Orang cakep tujuh turunan ini lo bilang tukang cilok? Buka mata lo, beibeh," ucap Hanan yang tak mau kalah dengan Jesica.

"Iya sih cakep, kalau kekeyi yang liat lo," ejek Jesica tak mau kalah.

"Yah, ayok gelud, yang kek gini gua suka, gelud ayok gelud," sahut Rayan yang mengompor-ngompori mereka.

"Diem lo jomblo," ucap Hanan.

"Emang lo kagak jomblo apa?" Cibir Rayan.

Jesica menatap Rayan, kemudian memegang bahu Rayan sambil berkata, "kalau lo masih jomblo, gausah merasa malu, karna jomblo itu bukan berarti tidak laku, tapi gak ada aja yang mau, hehehehe"

"Pffttt bwahahahahahaha" seketika tawa Hanan dan Devanopun menggema didalam mobil tersebut.

"Gua pikir lo mau semangatin Rayan, eh tau-taunya malah ngebully njir wkwkwk" ucap Hanan.

"Rayan tuh cakep, kalau dibully hahaha" sahut Jesica, Rayan korban bullyan hanya bisa tersenyum sambil ngebatin.

Sabar Ray, inget mereka temen lo, iyah, temen gak ada akhlak - batin Rayan

"Udah-udah, gausah saling bully, kita udah sampai, istrahat aja, ntar sore kita main dipantai," ucap Devano.

"Siap kapten!" Sahut mereka bertiga dengan kompak.

Merekapun memasuki apartemen yang notebenya milik ayah Rayan, setelah mendapatkan kamar, merekapun beristirahat dengan damai dialam sana. Gak deng, becanda wkwkwk.

"Jes," panggil Rayan.

"Yah?" Jawab Jesica yang sibuk dengan barang-barangnya.

"Kalau laper bilang yah, jangan ditahan-tahan, ntar dikira lo gak dikasih makan lagi," ucap Rayan.

"Iya, gue masuk dulu yah," Jesicapun memasuki kamar yang sudah dipesan oleh Rayan.

"Perhatian banget ama Jesica, lo suka ama Jesica?" Tanya Hanan, tanpa mereka sadari Devano merasa kesal dengan pertanyaan yang dilontarkan Hanan, namun ia menahannya.

My Sun || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang