"WOY KADAL!! BANGUN!!" teriak Jesica di depan pintu kamar Devano.
"Apa sih, masih pagi juga udah teriak-teriak aja ahhh" ucap Devano yang kembali menarik selimutnya.
Dengan geramnya Jesica masuk ke kamar Devano tanpa permisi.
Tenang saja, hal seperti itu sudah biasa bagi Jesica.Jesicapun mengambil handphonenya yang terletak di saku roknya. Ia mengotak-atik handphonenya dan menaruhnya tepat di samping telinga Devano.
1 detik....
2 detik....
3 detik....
"BANG!"
"TAN!"
"SO!"
"NYON!"
"DAN!"
"JINGYOGE BANG, TAN, SONYON DAN CHOROM!"
"JINGYOGE BANG, TAN, SONYON DAN CHOROM!"
"JINGYOGE BANG, TAN, SONYON DAN CHOROM!"
"JINGYOGE BANG, TAN, SONYON DAN CHOROM!"
Seketika terdengarlah sebuah lagu yang berjudul Attack on bangtan dengan volume yang sengaja di penuhkan, Devanopun terbangun dari tidur nyenyaknya.
Ia menatap Jesica dengan tatapan kesal, detik kemudian ia memegang telinganya yang kesakitan karna lagu yang di putar oleh Jesica.
"Bangun, dah pagi, PLS!!" ucap Jesica dengan santainya sambil melipat kedua lengannya di depan dada.
"Males," ucap Devano sambil berdiri mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.
"Dasar siluman, katanya males tapi bangun juga buat mandi ckckck" guman Jesica.
Jesicapun keluar dari kamar Devano, dan menuju kearah ruang tamu.
"Ahh ... sudah lama sekali Tante ama Om tinggal di London, kasian Devano sendirian" ucap Jesica sambil memutar acara tv kesukaannya apa lagi kalau bukan SPONGEBOB.
"Yuk ... berangkat" ucap Devano sambil memakai jam tangan warna hitamnya.
"Wah wah wah ... sepertinya lo gak bakal terus nih" ucap Jesica memandang Devano dari ujung kaki sampai ujung kepala.
"Hah? Maksud lo apaan?" ucap Devano sambil menaikkan alisnya.
"Lo gak bakal terus ke sekolahkan? Lo mau kencan butakan?" ucap Jesica dengan polosnya.
Devano tersenyum, lalu merangkul Jesica sambil berjalan menuju garasi, dimana motornya tersimpan.
"Iya, gua mau kencan buta ama tetangga sebelah" ucap Devano
Mendengar kata "tetangga sebelah" seketika Jesica teringat dengan pria guy.
"Yang lo kencani cewekkan? Bukan cowok?" tanya Jesica yang mulai menanggapi serius ucapan Devano.
Devanopun mengacak rambut Jesica dengan gemas.
"Yakali gua kencan ama cowok, lo ada-ada aja deh," ucap Devano.
"Ishh jangan diacak-acak rambut gua ... " cemberut Jesica
"Nih make helm dulu" Devanopun memberikan helm pada Jesica.
"Gak dipakein?" ucap Jesica sambil menaik-turunkan alisnya berusaha menggoda Devano.
Devano tersenyum, lalu menoyor kepala Jesica.
"Pakai aja sendiri, lo dah gede" ucap Devano
"Cih, mana ada cewek yang mau kencan sama lo. Kasar jadi orang" ucap Jesica sambil memakai helm.
Merekapun keluar dari garasi, setelah sampai didepan gerbang rumah Devano, tiba-tiba motor Devano berhenti.
"Yakin kalian berangkat tanpa gua?" ucap seorang pria yang kelihatannya sedari tadi menunggu di depan gerbang rumah Devano.
Kalian pasti taulah, siapa yang menahan Devano dan Jesica buat berangkat ke sekolah. Siapa lagi kalau bukan kang guy.
Seketika muka Jesica berubah menjadi kusut bak baju Rayan yang belum disetrika.
"Lo, mau nebeng ama kita? Tapi kita pakai motor loh" ucap Devano.
"Kan lo punya mobil Dev, masa iya mobil lo yang uwaww itu dibiarin di kandangnya," ucap Rayan menggoda Devano agar mereka berangkat bareng.
Devano melihat kearah Jesica yang sedari tadi diam membisu.
"Gimana nih Jes?" tanya Devano dengan amat sangat pelan.
"Serah lu" ucap Jesica dengan tidak bersemangat. Ia kesal dengan kehadiran Rayan yang merusak suasana di pagi hari yang indah ini.
"Hemmm ... gimana yah?" pikir Devano sambil menggigit bibir bawahnya.
.
Kira-kira apa yah yang di putuskan oleh Devano? Apakah mereka akan berangkat bersama kesekolah atau sebaliknya?
Komen yah hehehe....
Jangan lupa tinggalkan jejaknya!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sun || On Going
Teen FictionJesica aprilia. Seorang gadis yang selalu memiliki banyak keinginan yang belum pernah ia lakukan. Ceria,itulah dia dan selalu saja bermain dengan kalangan pria. Bukan hanya bermain dengan kalangan pria saja bahkan cara berpakaiannya saja persis sepe...