Odading

120 14 8
                                    

Sekarang Devano, Hanan, dan Naya berada disebuah cafè yang dekat dengan taman tersebut.

"Jesica kenapa? Kok tiba-tiba marah ke gua? Perasaan gua gak punya salah ke dia" tanya Naya kepada Hanan dan Devano.

"Jadi tuh gini, Jesica punya phobia," jelas Devano sedangkan Hanan mengangguk membenarkan pernyataan Devano.

"Phobia? Phobia apa?" Tanya Naya yang mulai penasaran.

Devano mengehela nafasnya, "mungkin ini terdengar mustahil bagi lo, tapi gua harap lo percaya sama apa yang gua bilang," jelas Devano lagi.

Naya mengangguk, "iya iya, bilang aja napa, jangan digantungin mulu ah!" Protes Naya.

"Ck, gak sabaran. Jadi tuh, Jesica punya phobia-"

"Iya, gua tau, masalahnya adalah, Jesica phobia apaan?" Sambung Naya.

"Ya makanya, jangan main nyambung aja," kesal Devano.

"Hehehe, ok lanjut pak," cengir Naya.

"Jadi tuh Jesica punya phobia takut pada sesama jenis, atau bisa dibilang dia phobia sama cewek," jelas Hanan yang kesal dengan Devano karna selalu menggantung perkataannya dan membuat Naya penasaran.

"Aah, kok bisa ya? Emang ada phobia kek gitu?" Kaget Naya saat mengetahui jika ada phobia yang aneh seperti itu.

"Ya bisalah, kan phobia itu berasal dari ketakutan yang hebat, menurut gua sih gitu hehehe" jelas Hanan.

"Oalah, gua baru tau," ucap Naya.

"Iya, katanya waktu kecil dia punya ketakutan terhebat, kata ortunya" sambung Devano.

"Hah?! Bukannya dari kecil lo udah bareng ama Jesica?" Tanya Hanan.

"Ah, udahlah kita bahas yang lain aja," Devano mengalihkan pertanyaan dari Hanan.

Ting!

Satu pesan masuk diponsel Devano, dengan cekatan ia mengambil ponselnya lalu melihat siapa yang mengirimkan ia pesan.

Rayan bau tanah
Gua udah balik ke apart, lo naik taxi atau angkot aja ye, wkwkwwk. Sorry♥

Setelah membaca pesan dari Rayan, Devano rasanya ingin muntah, pasalnya ia sangat jijik melihat emot love yang tertera dipesan tersebut.

Devano
Najis. Emot lo atur oy!


"Siapa?" Tanya Hanan.

"Rayan. Katanya dia sudah balik duluan bareng Jesica." Jelas Devano

"Hah?! Terus kita gimana dong pulangnya?" Panik Hanan.

"Lo kek orang apa dah, berapa lama sih mesen gojek, atau nyari taxi," ucap Naya.

"Idih ogah gua, mau taruh dimana muka gua yang cakep ini," jijik Hanan.

"Bodo. Gua mau balik ada urusan mendadak, bye!" Ucap Naya lalu pergi dari cafè tersebut.

Devano menepuk pundak Hanan, "bayar yah, gua tunggu didepan hehehe" ucap Devano dan berlalu pergi.

"Ck, dasar gak modal!" umpat Hanan.

Hananpun membayar pesanan mereka, dan pergi menemui Devano yang sudah menunggunya.

"Taxi!" Teriak Devano memanggil taxi yang lewat.

Taxi itupun berhenti, Hanan dan Devano memasuki taxi tersebut dan melaju menyusuri jalan.

***


19.00 WIB (Waktu Indonesia Berhalu)

Ke-empat human itu sekarang berkumpul disebuah taman sambil menatap indahnya bintang bertaburan di langit dan cantiknya bulan malam ini.

My Sun || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang