Merekapun berkumpul, Angga mulai berbisik pada mereka berlima. Mereka hanya mengangguk-angguk sambil menatap Devano.
Devano yang ditatap mereka mulai agak gelisah, bagaimana tidak gelisah, tatapan mereka seperti tatapan para buaya darat saat melihat cewek cantik. Kayak ada rasa geli-geli gimana gitu wokwok.
Mereka berenampun berjalan menuju Devano.
Angga merepuk pundak Devano dan meremasnya dengan kuat."Lo ... dimana markir mobilnya?" Tanya Angga
Devano yang tadinya menahan nafas karena ketakutan, kini menghembuskan nafasnya sambil mengelus dadanya.
"Disana kak" ucap Devano sambil menunjuk mobilnya.
"Yuk" ajak Angga
Merekapun pergi menghampiri mobil Devano. Seluruh siswi berteriak histeris saat para lelaki tampan itu berjalan beriringan.
Nikmat tuhan mana lagi yang kau dustai
Wah ... tidak sia-sia gue masuk sekolah ini
Orang ganteng mah bebas ye
Sisain gua satu yang kek gitu TT
Mereka telah sampai di depan mobil Devano.
"Atur posisi, gua mau jalanin misinya" perintah Angga pada temannya.
Seketika lima teman Angga berjaga-jaga seperti bodyguard di belakang Angga. Anggapun masuk ke dalam mobil dimana Jesica duduk.
Angga memberi Aerphone pada Jesica "pakai ini, gua bakal nutup mata lo dan gua bakal gendong lo. Gak ada penolakan!"
Jesica yang diperlakukan seperti itu masih terdiam, ia tak habis pikir dengan tingkah Angga yang lucu.
"Kenapa masih terdiam? Cepat pakai!" perintah Angga
"Tapi kak, gua bisa jalan kok, kenapa di gendong segala?" tanya Jesica
"Lo kalau jalan lelet, cepet pakai aerphonenya, gua bakal nutup mata lo pakai ini" ucap Angga sambil menunjukkan sepotong kain berwarna hitam dan terukir gambar panda dengan benang berwarna putih di ujung kain tersebut.
Jesicapun mengangguk, lalu ia memakai aerphone tersebut, Anggapun dengan sigap menutup mata Jesica.
Angga menggendong Jesica ala bridal style, lalu berjalan menyusuri koridor dan menuju ruangan yang bakal dipakai untuk kelas sementara selama PLS.
Kedua teman Angga berjalan terlebih dahulu untuk memberikan Angga jalan, karena banyak siswa-siswi yang menutup jalan mereka, sedangkan Devano, Rayan dan ketiga teman Angga berada di belakan Angga.
"DIAM!!! JANGAN ADA YANG BERSUARA!!!" Itulah kata yang dilontarkan teman Angga sepanjang perjalanan menyusuri koridor.
Lain halnya dengan Devano, sedari tadi muka Devano tampak kebingungan. Bukan karena tingkah Angga dan temannya, namun perihal bagaimana Angga mengetahui kalau Jesica itu trauma pada sesama jenis.
Ingin bertanya, tapi gua takut dikira lancang lagi. Tapi, kalau gak bertanya, nih perasaan menggebu-gebu. Hedeh! -Batin Devano
Merekapun sampai diruangan tersebut. Angga telah melepas penutup mata Jesica.
"Kalian harus berkumpul dilapangan sekarang. Masalah Jesica, ntar gua temani dia disini sampai kalian balik lagi" perintah Angga pada Devano dan Rayan.
Devano dan Rayanpun mengangguk, lalu pergi kelapangan untuk berkumpul.
Dilain sisi, muka Jesica terlihat kesal saat Rayan berjalan beriringan dengan Devano.
"JALANNYA JANGAN DEKET-DEKET DONG!!" Teriak Jesica dengan kesal
Seketika Rayan menatap Jesica dengan tatapan kesal, dan merekapun pergi kearah lapangan dengan jarak yang agak sedikit jauh.
Hello i'm back.
Jangan lupa vote :)
Dan gua bakal update setiap hari minggu yeay!!!!Buat kalian yang masih stay ama cerita gua,makasih banyak hehehe..
Keep safe guys♥
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sun || On Going
Teen FictionJesica aprilia. Seorang gadis yang selalu memiliki banyak keinginan yang belum pernah ia lakukan. Ceria,itulah dia dan selalu saja bermain dengan kalangan pria. Bukan hanya bermain dengan kalangan pria saja bahkan cara berpakaiannya saja persis sepe...