07.

5.9K 915 293
                                    

"Pagi om," bisik Soobin di telinga Yeonjun.

Hembusan nafas Soobin menerpa telinga Yeonjun, membuat Yeonjun mau tak mau membuka matanya.

"Pagi..." sapa Yeonjun dan meregangkan tubuhnya.

"Kamu bangun duluan? Sudah mandi?" tanya Yeonjun pada Soobin yang kini sudah rapi itu.

Lebih rajin dari bayangan Yeonjun.

Soobin mengangguk. "Kata ayah, Soobin tidak boleh merepotkan om Yeonjun. Oleh karena itu Soobin bangun pagi sendiri."

Yeonjun tersenyum dan mendudukkan dirinya.

Menguap lebar dan berjalan menuju dapur dengan Soobin di belakangnya.

"Mau makan apa?" tanya Yeonjun sembari membenarkan jubah tidurnya yang sedikit melorot.

Fyuh, untung dadanya tak sempat dilihat oleh Soobin.

"Roti saja," ucap Soobin dan mendudukan dirinya di salah satu kursi.

Yeonjun mengangguk dan membuka kulkas. "Selai apa?" tanya Yeonjun.

"Strawberry," sahut Soobin.

"Aku dengar kamu sangat menyukai roti, ada alasan tertentu?" tanya Yeonjun mencoba memecahkan keheningan pagi itu.

Soobin nampak berfikir dan menggeleng. "Untuk apa ada alasan dalam menyukai sesuatu," ucap Soobin.

Yeonjun menaikkan sebelah alisnya dan menatap keponakannya itu. Kata itu terdengar familiar. Ohya, itu kata mantan calon istrinya dahulu.

"Ini." Yeonjun meletakkan sepiring roti dengan selai strawberry di depan Soobin.

"Aku akan mandi dulu, tunggu ya?" Soobin pun mengangguk dan menggigit rotinya.

Yeonjun beranjak pergi dari dapur untuk mandi. Sebenarnya urusan kantor masih siang nanti; tapi kini dia harus mengantar Soobin ke sekolah.

Soobin memakan rotinya dengan khidmat, sembari sesekali mengecek ponselnya untuk mengabari teman temannya yang khawatir karena Soobin tak sekolah 2 hari.

Sebuah deringan ponsel memecah keheningan Soobin di dapur.
Dan ternyata itu sahabat posesifnya, Hueningkai.

"Pagi Hyu-" Sapaan Soobin terpotong begitu saja saat seseorang di seberang sana berteriak.

"SOOBINIE KAU KEMANA SAJA?!"

Soobin menjauhkan ponselnya dari telinga. Sungguh, teriakan Hueningkai yang nyaring itu seolah olah memecah gendang telinganya.

"A-aku ada urusan Hyuka, maaf aku tak mengabari mu," ucap Soobin.

Terdengar helaan nafas berat di seberang sana. "Tapi hari ini kau sekolah kan? Aku rindu dengan kelinci gembul ku ini."

Soobin terkekeh. "Kamu memanggil Soobin kelinci? Dasar Hyuka pinguin," balas Soobin.

Hueningkai tertawa mendengar dirinya dikatai pinguin. Untung itu Soobin, kalau orang lain pasti langsung diguna-guna.

"Sekarang sedang apa?" tanya Hueningkai.

"Swubin swedang mhakan rotyii!" sahut Soobin dengan mulut penuh roti.

"Astaga kelinci gembul, telan dulu!" tegur Hueningkai yang membuat Soobin tertawa.

"Hyuka cerewet!" guraunya.

Dan mereka pun menghabiskan waktu dengan mengobrol via telepon.

"Soobinie, siapa itu?"

Soobin menolehkan kepalanya dan melihat seonggok manusia tampan dengan setelan serba hitam.

Avunculus ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang