22.

3.7K 606 120
                                        

"Soobin-ssi!"

Yeonjun bertepuk tangan kecil saat melihat akting Soobin, seorang pangeran manis yang tangguh, karakternya sekali.

"Jauhi rakyat ku!" Soobin berteriak sembari mengangkat pistol.

"Bukankah aktingnya sangat pintar? Dia cocok sekali menjadi aktor," puji Yeonjun berbicara sendiri.

"Kau memujinya?" Taehyun menaikkan sebelah alisnya dan meremat lengan Yeonjun.

Yeonjun menghela nafas dan tidak mempedulikan Taehyun.

"Yeonjun," panggil Taehyun sembari menarik ujung pakaian Yeonjun. "Apa kau mulai mencintai Soobin?" tanyanya berbisik.

"Eh iya?" Taehyun tersentak mendengar sahutan Yeonjun.

"Maaf, kamu bilang apa tadi?" tanya Yeonjun pada Taehyun.

Taehyun menggigit bibir bawahnya. "Tidak, lupakan saja."

DOR!

"Wah sound effect nya bagus sekali." Orang-orang berujar kagum saat Soobin menarik pelatuk pistol itu dan mengarahkannya tepat di sebelah temannya yang berperan sebagai antagonis.

"Sound effect?" Hueningkai bergumam. "Hei kau, sound effect nya sudah dihidupkan?" tanya Hueningkai.

"Sound effect? Suara pistol itu? Tunggu, kami belum menghidupkan sound effect."

Hueningkai membulatkan matanya dan berlari kearah tempat dimana Soobin menembakkan pistolnya; dekat toilet, dan tempat kabel berada.

Dan disana, keadaan kacau.

Kabel lampu dan lain-lain nampak mengeluarkan asap dikarenakan terkena tembakan itu.

"Shit, dia benar-benar menembaknya." Hueningkai berlari untuk mencari air ketika kabel itu mulai mengeluarkan api.

"Antagonisnya nampak gugup, memang scriptnya?" gumam Yeonjun dan melirik kearah Soobin yang tersenyum dengan menyeramkan.

"Pistol itu..." Yeonjun menajamkan penglihatannya untuk memindai pistol yang dipegang suaminya itu.

"...itu milikku bukan?"

"Berikan tepuk tangan!" ucap mc.

Soobin dan teman-temannya membungkuk hormat sembari mengucapkan terimakasih.

"Bisa dijelaskan pesan yang disampaikan dari drama ini? Hm... Soobin? Bisa dijelaskan? Atau mungkin ingin bertanya pendapat?"

Soobin nampak terkejut dan memegang erat mic nya. "Dari drama ini..." Soobin menatap Yeonjun yang tersenyum bangga kearahnya, sembari mengepalkan tangan.

Soobin tersenyum; merasa mendapat semangat lebih. "Bagaimana menurut kalian jika pangeran Soobin menduduki jabatan yang awalnya akan dimiliki orang lain?"

"KARENA KAMU IMUT, KAMU PANTAS!" teriakan itu terdengar dari salah satu anak kelas lain yang langsung diberi sorakan.

Yeonjun menatap sinis kearah orang yang mengucapkan itu, tepat di depan barisan kursinya.

Soobin tertawa kecil. "Tapi apakah hal itu patut dibenarkan? Bukankah tidak?"

"Pangeran merebut jabatan antagonis, bukankah karakter yang tersiksa disini adalah orang yang kalian anggap antagonis?"

Seluruhnya terdiam, bukan berarti membuat Soobin gugup.

Ada hal yang harus ia sampaikan lewat drama ini.

"Tapi antagonis bergerak seenaknya. Menelantarkan jabatan sesuka hati, seolah tempat itu tak akan bisa direbut oleh orang lain."

"Sementara pangeran yang lugu, tidak tahu menahu tentang apapun, terjerumus ke dalamnya, mengikuti alur rumit itu."

Avunculus ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang