"Apa?" tanya Soobin pada Hueningkai yang menatap intens ke arahnya.
"Kamu gendutan ya?"
BUGH!
Hueningkai terjatuh dari sofa setelah Soobin menendangnya. "Kenapa kamu menendang ku? Apa salahnya sih bertanya," ujar Hueningkai kesal.
"Kau menghina, bocah." Soobin berucap sinis.
"Ck, tapi serius. Pipimu tambah tembam, lalu perutmu juga..."
Soobin menghela nafas. "Ini pertama kalinya kau melihat mahluk hidup mengandung anaknya?" tanya Soobin.
Hueningkai mengangguk polos.
Soobin menepuk dahinya. "Ternyata polos ku pindah ke dirimu, Hyuka."
Hueningkai tiba-tiba memeluk dirinya sendiri.
Soobin yang memperhatikan itu merasa aneh. "Kenapa sih?"
"Aku lebih suka Soobin yang polos," ucapnya dan duduk lebih jauh.
"Terserah," ucap Soobin. "Ngomong-ngomong kamu sakit? Ada banyak obat dan suntikan di atas lemari buku." Soobin menunjuk lemari buku dengan dagunya.
"Eh?" Hueningkai loading. GAWAT!
Ia segera berlari dan menyembunyikan obat-obatan itu.
Cih, batin Soobin.
Soobin iseng mengecek ponselnya yang kini layarnya sudah retak akibat dibanting dengan tidak sadar.
Dengan gemetar, Soobin membuka room chat Yeonjun.
Yeonjun blocked you
Ada yang retak, tapi bukan tengkorak.
"Oh? Aku kalah?" gumamnya dengan air mata yang siap meluncur.
"Tidak, tidak. Jangan kalah, Yeonjun harus direbut..." Ia mengelus perutnya, "setidaknya sampai anak ini lahir, kumohon..."
Hueningkai yang mendengarkan dibalik dinding tersenyum miris.
Sahabat sekaligus orang yang paling ia cintai menderita karena seorang lelaki tua dengan pikiran bocah.
Bagaimana ya? Kalau lihat orang yang kita suka itu hancur, rasanya seperti ingin membunuh orang.
"Em...hei?" Soobin cepat-cepat menghapus air matanya dan menatap Hueningkai. "Ya?" sahut Soobin.
Hueningkai mendekat dan menghapus jejak air mata Soobin. "Aku akan mengantarmu ke Gwacheon."
Mimik wajah Soobin langsung cerah, ia memeluk Hueningkai secara tiba-tiba. "Terimakasih, terimakasih!" ucapnya.
Hueningkai dengan ragu-ragu membalas pelukan itu, tak lama, karena Hueningkai mengatakan, "Sudah, berhenti berpelukan. Nanti ada yang tergencet."
Soobin loading. "Hah?"
Hueningkai menunjuk perut Soobin dengan wajah khawatir. "Dia tidak gepeng 'kan?"
"Astaga tentu saja tidak..." Soobin tertawa lepas mendengar hal yang dikatakan Hueningkai.
Hueningkai tersenyum kecil, setidaknya Soobin tertawa untuk hari ini.
Time skip, 5 hari kemudian.
"Pakaianmu seperti pejabat negara saat merayakan Chuseok," ucap Hueningkai saat melihat Soobin dengan hanbok merah muda yang dibelikan oleh Yeonjun.
"Aku ini pangeran, maklumi saja, rakyat," ucap Soobin.
"Kamu menyebalkan, bin. Lama-lama aku tidak menyukaimu," ucap Hueningkai dengan suara kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Avunculus ✓
Teen FictionAvunculus (n) paman dalam latin. Soobin menikah dengan pamannya sendiri, demi sesuatu yang harus diperbaiki. top: yeon bott: bin ⚠️arranged marriage, murder, mature scene, indirectly incest. ©2020, sauceiopath