"Huuh..." Soobin berjalan memasuki kelasnya dengan lesu sembari menenteng tas besar. Pagi-pagi sudah menambah kesal saja.
Bagaimana tidak kesal? Papanya pagi tadi menelfon, katanya setelah pentas kelulusan sekolah, dia harus ikut pergi ke rumah keluarga besar.
Untuk persiapan pernikahan Yeonjun dan Taehyun.
What the hell? Papanya pikir Soobin sebodoh itu untuk merelakan suaminya sendiri? Oh tidak semudah itu Ferguso.
"Hei pagi-pagi sudah lesu saja," Soobin mendongak kepada seseorang yang berbicara padanya. "Diam, Renjun," ujar Soobin dan mendorong Renjun.
"Sensi sekali bumil-" Soobin langsung membekap mulut Renjun. "Diam atau pacarmu itu ku laporkan ke BK karena ikut tawuran," ancam Soobin.
Renjun memutar bola matanya dan melepas tangan Soobin. "Iya maaf," ucapnya. "Bagaimana kostum milikmu? Boleh ku lihat?" tanyanya yang diangguki Soobin.
Soobin menunjukannya, itu hanya sebuah hanbok putih bersih yang nampaknya tidak pernah dipakai.
Renjun menaikkan sebelah alisnya, "Baru?" tanyanya yang dibalas gelengan.
"Ini aku dapat dari Papa, dia menyimpannya karena dia tidak suka dengan warnanya," ucap Soobin. "Tapi apa salahnya dengan warna putih? Ini warna yang suci bukan?" ujarnya.
Renjun mengendikkan bahunya. "Em... Entahlah, aku tinggal ya? Ingin lihat kelas lain," ucap Renjun.
Soobin mengibaskan tangannya mengusir sahabatnya itu agar pergi.
Soobin akhirnya kembali sendirian, kalau ditanya kemana anak kelas lainnya, rata-rata mereka belum datang atau bisa saja sedang mengisi energi; dengan makan di kantin tentu saja.
"Bosan," gumamnya sembari memandang lock screen ponselnya yaitu foto Yeonjun.
Dan ketika ia menggeser lock screen itu ke atas, terpampang seekor rakun di home screen nya. "Hihi kiyowo~"
"Buka Twitter saja lah," ucapnya dan membuka aplikasi dengan logo burung gendut itu.