Dalam English Grammar, penggunaan kata "wish" yang diikuti Past Perfect Tense digunakan untuk mengekspresikan sebuah penyesalan terhadap sesuatu yang telah terjadi di masa yang lalu, yang diharapkan bisa terjadi sebaliknya. I wish I hadn't met him that day. Aku menyesali hari itu. Seandainya saja kami tidak bertemu saat itu...
---------------
"Clarissaaaaaaa... Woe. Buka pintunya!!!"
Aku kaget dan terbangun mendengar suara orang menggedor-gedor pintu rumahku. Itu suara Erfam. Aku segera keluar dan membuka pintu.
"Astaga Erfam. Ada apa?"
"Aku lapar." Dia langsung menyerobot masuk dan membuka kulkas.
"Geez. Aku lagi tidur tau. Ngagetin aja kamu ni."
"Hehehe sorry," balasnya dengan tampang cengengesan.
"Bukannya di rumah malah ada lebih banyak makanan?" tanyaku heran melihatnya seperti orang kelaparan.
"Nggak enak. Masakanmu lebih enak. Aku panasin ini ya," serunya sambil mengangkat rendang yang ku buat tadi pagi.
"Haha. Terserah. Ngapain kamu kesini jam segini?" Aku masih melihatnya keheranan.
"Agassi, kita ada kelas jam 3 sore. You forget about it already?" (Agassi – panggilan kepada perempuan muda dalam bahasa Korea)
"Oh dear!!! Sekarang... oh sekarang udah jam 2. Aku mandi dulu." Aku lari meninggalkannya dan bergegas ke kamar mandi.
"Kamu ngapain aja sih semalaman sampe bangun jam sgini???" Suara teriakan Erfam begitu kencang sampai aku hanya bisa tertawa dan mempercepat mandiku.
Selepas mandi dan bersiap-siap seadanya, kami berdua segera berangkat ke kampus. Berjalan seadanya bersama Erfam, bercerita, tertawa bersama, atau bisa saling kejar-kejaran, adalah kenikmatan yang tidak akan pernah aku dapatkan jika aku masih ada di Seoul. Entah apa yang akan terjadi ke depannya tapi aku begitu mensyukuri keberanianku memanjat pagar malam-malam, lari-larian subuh-subuh, bersembunyi di loteng gudang rumah orang. Kilas-kilas kecil kenangan yang bisa membuatku tersenyum sendiri.
"Sa, kamu tunggu sini bentar ya. Aku mau ke kantin."
"Loh, bukannya kamu udah makan tadi di rumahku."
"LOL! Aku mau beli roti lagi buat persiapan di kelas." Dan dia berlari ke kantin. Masih ada 15 menit sebelum kelas. Aku menunggunya dengan santai di bangku taman kecil di depan kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN BETWEEN
General FictionSebuah "in between" menempatkan seseorang di antara dua kondisi yang ekstrem. Kisah "in between" pun bisa berbeda versinya; ada yang bisa saja terhimpit pada rasa bahagia yang teramat kuat, pada kesedihan yang mencekam, atau ada pada kegelisahan ya...