PECAH

127 28 1
                                    

Kemarin gersang

Hari ini tak kalah 

Kalau kita pecah perang

Akan menang kah?

Hari ini ada cahaya 

Kemarin tak berdaya

Besok bagaimana?

Kita bertemu 

Tapi terlalu berlalu 

Dan aku cuma terpaku

Tersentak kaku

*CYW* 

**************************************

Kalian ngerasa nggak sih, kadang ada banyak banget kebetulan dalam hidup. Ketika bertemu seseorang, eh ternyata dia teman kelas SD kita, atau eh ternyata kita pernah kenalan lewat aplikasi kencan, atau eh ternyata kamu yang waktu itu nabrak mobil orang terus malah kabur, atau ada lagi, eh ternyata kamu orang yang pernah disukai mantan pacarku. 

Yups, kalian benar, contoh yang paling terakhir tadi adalah yang terjadi antara Joshua dan kakakku. Ya, kalian benar lagi, Joshua adalah cowok yang disukai oleh mantan pacarku, dan adalah alasan sampai hubungan antara kakak dan mantan pacarnya itu kandas. Sungguh sebuah ironi. Dan kini, mereka bertemu lagi di saat yang lebih tak terduga. Si Joshua itu tengah mendekati adik kandungnya (semoga aku nggak ke-GR-an). Kalian bayangkan saja betapa jengkelnya kak Carlos karena ini.  

"Kamu? Carlos, ya? Carlos yang waktu itu? Kamu kakaknya Clarissa???" Suara Joshua terdengar campuran tawa dan kesal. 

Aku merasa Kak Carlos mulai meremas bahuku kuat. "Darimana kamu kenal sama bocah tengik ini, Claris?" Dia bertanya padaku tapi seperti berbicara dengan dirinya sendiri. 

"Aku seniornya Clarissa di kampus. Kebetulan kamu ini adalah kakaknya Clarissa, jadi ya aku mau langsung bilang aja kalau su..."

"Oppa!" Sebelum Joshua meneruskan apapun itu yang hendak dikatakannya, sebaiknya segera ku potong agar suasana tidak bertambah runyam. "Oppa! kapan sampenya? Kita masuk ya. Joshua? Joshua, kamu sebaiknya pulang dulu. Terima kasih tumpangannya ya." Dan aku melemparkan ekpresi memelas padanya sebelum berbalik dan menarik Kak Carlos dengan paksa ke rumah.

"Sampai ketemu besok di kampus, Clarissa." 

Kak Carlos hampir saja berbalik lagi ke arah Joshua karena teriakan itu. Untungnya, aku cukup kuat untuk menahannya melakukan hal yang tidak-tidak. Sumpah, aku tidak pernah melihat kakakku bereaksi seperti ini. Dia orang yang sangat tenang dan tidak gampang terpancing emosi. Awalnya ku pikir, betapa sayangnya kak Carlos sama aku. Aku pikir aku alasan satu-satunya dia bertindak begitu, entah mungkin karena dia sudah mengenal Joshua maka dia tidak mau adik satu-satunya disakiti, atau ya semacam itu. 

"Dia itu cowok yang disukai Flora. Flora jatuh cinta sama cowok itu dan ninggalik kakak. Lebih jahatnya lagi, cowok itu bahkan cuma jadiin Flora buat alat untuk putus sama ceweknya yang lain. Sebrengsek itu orang itu. Sekarang, dia malah ngedeketin adekku. Apa itu nggak tambah brengsek namanya?"

Aku memandang kakakku keheranan. 

"Oppa? Aku nggak pernah lihat oppa kaya gini." Aku melipat tanganku dan bersandar ke sofa sembari memandangnya yang tengah balik menatapku dengan muka kemerahan dan bola mata yang hampir keluar dari tempatnya. "Are you really my brother?"

"Kamu juga." Tiba-tiba wajahnya berubah serius. "Ada apa antara kamu dan anak brengsek itu? Sebulan lebih yang lalu, kamu malah nggak bisa ditinggal berdua sama orang lain. Sekarang, Clarissa yang kakak kenal, malah sudah mau dipeluk sama seorang laki-laki, selain kakak. Ada apa denganmu? Ada apa di antara kalian berdua? Dia ngejar-ngejar kamu? Dia ngelakuin hal yang nggak-nggak ke kamu? Kenapa kamu nggak pernah cerita apa-apa ke kakak?" Dia mengambil tempat di sampingku. Suara kak Carlos berubah lebih berat. Dia kelihatan marah. Dan kakak super protective-ku sudah kembali. 

IN BETWEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang